Part 4 - Garyn Harrison

90 77 80
                                    

Di sebuah padang rumput yang dipenuhi dengan bermacam aneka bunga dan ilalang. Ada sepasang anak kecil berbeda jenis kelamin sedang asyik bermain kejar-kejaran di taman itu.

"Huftt... Huft... Lala cape, udahan Gal," ucap anak kecil berumur 5 tahun.

"Huuuuuuh cemen banget, sini kalo berani kejar Garyn dong," tantang lelaki itu yang berumur 7 tahun.

Tak terima dikatain cemen, Bella kecil pun bangkit lantas berlari mengejar Garyn. Namun na'asnya kaki Bella tersandung batu yang ada di samping bangku taman.

"Aduh sakit, kaki Lala sakit hiks," adu Bella kepada Garyn.

Melihat darah yang begitu banyak keluar dari kaki Bella refleks Garyn menghisap darah di kaki Bella.

Menurut anak laki-laki itu darah Bella memang terasa sangat segar walaupun setetes. Bukan pertama kalinya Garyn melakukan hal ini kepada Bella. Pernah waktu itu sedang bersepeda Bella lalai dan dia terjatuh mengakibatkan luka di lututnya dan mengeluarkan banyak darah.

"Gimana? udah ga sakit kan?" tanya Garyn kepada Bella.

"Iya, udah ga sakit. Makasih Garyn," tiba-tiba Bella memeluk lelaki itu dengan erat.

"Lain kali hati-hati La, kalo lari lihat kanan kiri biar ga jatoh lagi ya," tutur Garyn.

Garyn mengelus surai lembut Bella, walaupun dirinya masih kecil dia sangat menyayangi Bella. Entah sayang dalam artian apa intinya di hidup Garyn kalo tak ada kehadiran Bella akan terasa hambar.

Garyn pun heran dengan dirinya sendiri, ketika tubuh Bella mengeluarkan darah tubuhnya ikut merasakan sakit, dan ketika Garyn menghisap darah itu otomatis lukanya langsung membaik.

Perlakuan kedua bocah itu tak luput dari penglihatan kedua orang tua mereka yang sedari tadi melihat interaksi keduanya begitu akrab.

Tyo yang notabenya ayah Bella heran dengan tingkah laku Garyn. Yuli bundanya Bella tak merasa heran lagi karena dia memang tau latar belakang tentang Garyn dan keluarganya.

"Sayang?" panggil Tyo kepada Bella.

"Ayah... Bunda," sahut Bella tak kalah gembira.

Bella berlari menghampiri kedua orang tuanya dan lantas memeluk keduanya dengan erat. Dari kecil Bella memang gadis yang sangat manja. Dia akan merajuk apabila keinginannya tidak terpenuhi.

Di satu sisi Garyn bangkit dari duduknya dan menyusul Bella menuju kedua orang tua mereka.

"Om, Tante." panggil Garyn sambil menyalami kedua orang tua Bella.

Walaupun masih kecil, Garyn memang sudah tau tentang sopan santun. Berkat kedua orang tuanya yang selalu membimbingnya.

Yuli bundanya Bella memang sangat menyukai sifat Garyn yang begitu menyayangi putri kecilnya. Berbanding terbalik dengan Tyo ayah Bella, dia sangat membenci anak dari Bram itu karena alasan Garyn anak lelaki yang aneh tak seperti anak kecil pada umumnya.

"Anak kamu sifatnya aneh banget Bram," ceplos Tyo kepada Abram ayah Garyn.

"Mas!" seru Yuli mencubit pinggang Tyo agar tak mengeluarkan kalimat yang tak enak di dengar.

"Lala sama ayah masuk rumah dulu ya, bunda mau ngobrol dulu sama bundanya Garyn.

Awalnya Tyo tak mau menuruti ucapan Yuli, tapi wanita paruh baya itu menajamkan matanya barulah Tyo menurut akan perintahnya.

Tyo dan Bella berjalan menjauh dari mereka semua menuju rumahnya. Sebelum memasuki rumah, Tyo mengajak Bella membeli es krim karena sedari tadi Bella merengek minta dibelikan es krim.

"Maaf ya Bram, Ris. Suamiku memang gitu orangnya suka ceplas-ceplos kalo ngomong," ujar Yuli.

"Ngga masalah Yul, kami memakluminya, keluarga kami memang sangat berbeda dan tak seperti keluarga lainnya" sahut Risma bundanya Garyn.

"Garyn, maafin omongannya om Tyo ya, jangan dimasukin ke hati. Anggep aja omongan om Tyo hanya angin lalu, oke ganteng?" ucap Yuli sambil mengelus rambut anak laki-laki berumur 7 tahun.

"Siap Tante," sahut Garyn.

Di satu sisi setelah Bella mendapatkan es krimnya, dia berlari menghampiri bundanya lagi.

"Bunda," panggil Bella sambil memeluk kakinya.

Yuli lantas menggendong Bella. Mengajak Bella pulang karena hari sudah sore hampir menjelang malam. Tapi, dia merengek masih mau bermain dengan Garyn.

Bundanya tak mengizinkan karena hari memang sebentar lagi berganti malam, jadi dia membujuk Bella untuk pulang dan dengan iming-iming akan membelikannya es krim lagi, dan pada  akhirnya Bella menuruti bujukan orang tuanya.

Setelah berpamitan dengan Bram dan Risma kini Yuli melanjutkan jalannya menuju rumahnya.

"Babay Garyn, besok main lagi ya sama Lala." teriak Bella.

Garyn hanya tersenyum menanggapinya, Bella tak tau bahwa hari ini Garyn terakhir tinggal di perumahan ini. Besok dia dan keluarganya akan pindah ke luar kota tepatnya ke kota Bogor.

Lelaki itu hanya menuruti perkataan orang tuanya, dia berjanji ketika sudah sama-sama dewasa dia akan mencari dan menemui Bella lagi. Garyn terpaksa pindah karena suatu alasan yang kedua orang tuanya ceritakan.

                  °°°❄︎°°°❄︎°°°❄︎°°°

Keesokan harinya Bella menepati omongannya, sehabis mandi dia berlari ke rumah Garyn yang hanya dibatasi oleh sebidang taman bermain.

"Assalamualaikum, Garyn ayo main," Bella mengetuk pintu rumah Garyn tapi ketokan pintu itu tak kunjung dibuka.

"Garyn mana sih ga muncul muncul," ujar Bella kepada dirinya sendiri.

Tiba-tiba ada ibu-ibu komplek yang kebetulan lewat di depan rumah Garyn dan mengatakan kepada Bella bahwa Garyn sudah tak tinggal di situ lagi. Saat mendengar kabar itu Bella pun menangis.

Tak rela teman satu-satunya pergi begitu saja tanpa pamit dengannya. Bella memang menyukai sosok Garyn yang begitu sabar menghadapi sifat Bella yang suka tiba-tiba menangis.

Aaaa Garyn... Garyn... Jangan tinggalin Lala sendiri hiks hiks.

"Garyn... Garyn" teriaknya.

Keringat bercucuran di dahi gadis itu, Bella lantas bangun dan terduduk di tempat tidurnya. Ternyata semua itu hanya sebuah mimpi. Sekarang dia ingat masa lalu itu, masa-masa dimana dia bersama lelaki yang selalu membuatnya merasa bahagia setiap saat.

Tiba-tiba Yuli masuk ke dalam kamarnya, dia khawatir ketika mendengar teriakan anaknya.

"Kamu kenapa La?" tanya Yuli.

"Garyn Bun," ucapnya sendu.

Yuli tau anak perempuannya itu sangat merindukan sosok Garyn teman masa kecilnya. Dia hanya bisa mengelus rambut Bella dengan tatapan mata yang tersirat akan kesedihan.

Yuli teringat tentang kenangan itu, di mana waktu dirinya dan ayah Bella sibuk bekerja keluarga Garyn lah yang membantu menjaga Bella. Sudah lama rasanya tak berjumpa dengan keluarga Garyn.

Bella kini sangat merindukan lelaki itu, ketika dia mencoba melupakan kenangan itu yang ada rasa sakit dan sesak di dada yang dia rasakan.

Jangan lupa tinggalin jejak woii
Vote & komennya sabilah kawan :)

My Husband Is Rude [On Going]Where stories live. Discover now