Part 21

24.6K 2.7K 166
                                    

"Kamu ngomong apa sih Nye?" Mas Gata balik bertanya sambil mengelap air yang tumpah dengan tissue.

"Nanya aja, tidak menutup kemungkinan kamu gak akan selingkuh kan?" tanyaku berani yang dibalas gelengan kepala Mas Gata.

"Kamu kenapa sih? Setelah menjadi murung dan mendiamkan saya, sekarang kamu bilang saya selingkuh?" Mas Gata berkacak pinggang ke arahku. Lalu kembali melanjutkan "Atas dasar apa berbicara seperti itu?"

Atas dasar apa?

Sebenarnya aku hanya berasumsi, tapi juga mempertimbangkan perkataan bapak.

"Aku cuma tanya. Tanya doang Mas. Kalau gak selingkuh yaudah santai dong. Ekspresi kamu kaya lagi tertangkap selingkuh saja" kataku mencebik. Bukan malu,tapi aku berharap semua asumsi ku dan Bapak adalah salah. Sebenarnya dari lubuk terdalam hatiku, aku tidak mau Mas Gata selingkuh. Dan aku tidak mau harus berpisah.

Ouh Anye plinplan banget!

Aku menaruh Hp dinakas dan berbaring di kasur. Padahal tadi aku yang mulai,tapi kenapa rasanya pengen nangis ya. Membayangkan tiga tahun pernikahan yang akan kandas hanya karna orang ketiga. Tapi memangnya pernikahan ini akan bertahan ya?

"Ckckckc, Setelah nanya pertanyaan konyol dan buat saya penasaran,sekarang kamu mau tinggal tidur aja Nye?" Mas Gata bicara sinis. Aku langsung menghempaskan kasar selimutku.

"Terus kamu mau aku apa?"

"Jelasin lah Nye. Maksud kamu apa bilang gitu?" balas Mas Gata cepat.

Giliran aku yang geleng geleng kepala. Kenapasih diperibet gini? Gatau apa ya aku lagi nahan tangis daritadi! Aku sensitif banget akhir akhir ini. Sialan.

"Udahlah Mas. Aku cuma tanya doang. Sorry ya." kataku untuk menghentikan pembicaraan konyol ini. Yang sebenarnya aku belum siap menerima jawaban dari Mas Gata.

"Nye-"

"Stop Mas aku ngantuk.." Aku mengibaskan tangan kepada Mas Gata untuk menghentikan pembicaraannya.

"Kamu lagi periode?"Tanya Mas Gata skeptis.

"Hah?" Aku- Periode apaan? Dengan perasaan bingung, aku melihat kebawah dan langsung dikejutkan dengan darah yang mengalir disela sela kakiku.

Bukan-ini bukan dari menstruasi. Darah menstruasi gak mungkin mengalir seperti ini. Ini darah... Darah apa?

"Mas?" panggilku. Aku mendadak linglung setelah melihat darah ku. Dan beberapa detik setelahnya aku dikejutkan dengan rasa sakit disekujur perut dan bagian dinding rahimku. Hah? Rahim... Ini bukan darah menstruasi,berarti ini darah... Ouh Astaga! Ini pendarahan!

"Perutku sakit Mas. Help me please. Bawa aku kedokter, ini pendarahan Mas!" kataku sebelum semuanya mendadak menjadi gelap dan aku dipaksa untuk memejamkan mata.

___________

Aku terbangun dengan keadaan sudah berada di brankar rumah sakit. Tanganku di infus, dan kepalaku sangat berat saat aku memutuskan untuk bangun dan duduk.

Alhasil aku kembali berbaring dan melihat Mas Gata menghampiriku, dan demi tuhan aku melihat ekspresi Mas Gata terlihat sangat khawatir saat mendekatiku.

"Apa yang sakit Nye?" tanya Mas Gata sambil mengelus elus rambutku.

Ouh. Harus banget aku terbaring dirumah sakit dulu baru kamu khawatir sama aku ya Mas?

"Kepalaku pusing Mas..." Kataku dan setelah kupikir pikir kenapa nada bicaraku terdengar manja?

Aku jadi teringat kenapa aku bisa berada disini. Aku pingsan kan? Pingsan karna darah yang mengalir disela kaki ku? Lalu aku berasumsi bawah ini pendarahan. Jadi apa yang sebenarnya terjadi?

Balik RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang