Twenty Five

5.9K 260 5
                                    

Mobil mewah berwarna hitam pekat yang melaju dengan kecepatan di atas rata-rata, terlihat dari gestur mobil itu yang menyalip-nyalip mobil lainnya. Siapapun orang yang berpapasan dengannya dapat dipastikan akan mengumpat kesal.

Siapa lagi kalau bukan Lucas yang menyetir mobil seperti orang kesetanan, sedangkan si Adrew yang duduk di sampingnya hanya bisa pasrah meski jantungnya terus berdetak tidak karuan.

"Slow, dude."

"Menyenangkan sekali bermain dengan maut," balas Lucas, lalu membanting stir hingga mobilnya berhasil keluar dari jalan raya. Terlihat raut lega dari wajah Adrew saat mobil yang ditumpanginya berhenti sempurna di pelataran gedung.

Lucas dan Andrew yang kini sedang mengunjungi sebuah night club yang sudah ramai oleh orang-orang. Tanpa sengaja, manik mata Lucas menangkap bayangan seorang gadis yang sangat dia kenal. Nampak gadis itu sedang asik berjoget bersama beberapa temannya. Lucas tidak berlama-lama untuk menghampiri dan menarik kasar tangan gadis itu untuk keluar dari kerumunan.

"Lepaskan!" teriak si gadis yang tidak kalah tajam menatap Lucas.

Lucas masih belum mengeluarkan suaranya, tapi mata elangnya tak henti menatap tajam si gadis, hingga gadis itu sedikit salah tingkah. Tidak lama setelah itu, tiga orang gadis datang menghampiri gadis yang ditarik Lucas.

"Silva, apa kau baik-baik saja?" tanya gadis yang ternyata adalah Kimberli. Sepertinya Kimberli belum menyadari pria di depannya karena terlalu fokus pada gadis yang bernama Silva.

"Tentu, kau tak perlu khawatir," ucap Silva yang melirik Lucas, begitu juga dengan Kimberli yang mengikuti arah pandangan Silva hingga sepasang matanya jatuh ke pria yang kekar dan menjulang tinggi.

"Hai," sapa Kimberli pada Lucas dan langsung mendapat respon baik dari Lucas.

"Aku hanya memberi sedikit nasehat untuknya, kau tak perlu khawatir." Lucas pun menepuk pelan bahu Kimberli, lalu kembali menuju ke teman-temanya.

"Darimana saja dirimu Luc?" Tanya Rey yang melihat Lucas baru saja masuk ke ruangan.

"Aku baru saja bertemu dengan Silva," balas Lucas sambil mendudukkan dirinya di sofa.

"Apa kau baru tahu? Dia sering sekali ke club bersama dengan teman-temannya," ucap Rey yang sudah menyesap alkohol di gelasnya.

"Dia sudah dewasa, kau menganggapnya seperti bocah saja," ucap Adrew dan diselingi kata sedikit mengejek Lucas.

Berbeda dengan Lucas yang nampak tidak peduli dengan perkataan teman-temannya. Lucas malah sibuk menuangkan minuman dan menenggaknya sampai beberapa kali. Di sela kegiatan sesap-menyesap, tiba-tiba mereka dikagetkan dengan kedatangan beberapa wanita penghibur dengan penampilan sangat sexy. Lucas sedikit menyipitkan matanya saat melihat wanita-wanita itu ikut duduk di sofa.

"Kalian tak perlu khawatir, mereka bukan jalang pada umumnya," ucap Rey yang berusaha meyakinkan Lucas dan Adrew.

"Cih, jalang ya tetap jalang," bisik Lucas pada Rey yang memang duduk di sampingnya, sedangkan para wanita itu duduk di seberang meja.

"Mereka semua masih perawan dan belum tersentuh oleh pria manapun."

"Apa kau yakin?" Tanya Adrew

"Tentu saja."

Setelah mendapat balasan dari Rey, Adrew pun buru-buru mendekati salah satu wanita itu dan mengajaknya ke suatu tempat. Entah aku tidak tahu kemana arahnya. Disusul oleh Rey juga yang ikut menggandeng satu wanita. Tinggal Lucas dan satu wanita yang tersisa di dalam ruangan itu.

Mata Lucas tidak hentinya menatap wanita itu dari ujung kepala hingga ujung kali. Terlihat wanita itu malah tertunduk saat ditatap Lucas. Lucas pun hanya tersenyum miring. Sebelum akhirnya Lucas menuangkan minuman di gelas dan menyodorkan pada wanita itu. Tangan si wanita pun terulur untuk mengambil gelas yang di tangan Lucas.

"Kenapa kau terus menunduk?" Tanya Lucas yang kembali meminum dan menatap wanita itu.

"Tidak, tuan. Aku hanya gugup," ucap si wanita yang sama sekali belum menyentuh minumannya.

"Kau akan menjadi jalang, jadi tidak perlu gugup." Mulut Lucas sepertinya sudah tidak dapat dikontrol.

"Itu benar," balasnya.

"Kenapa kau lebih memilih jadi jalang?" Tanya Lucas kembali, dengan otomatis membuat kepala wanita itu mendongak ke arahnya.

"Karena aku membutuhkan uang," jawab wanita itu.

"Kau bisa melakukan pekerjaan lainnya."

"Hmm, tidak ada yang mau menerima perempuan sepertiku di tempat kerjanya," ucap si wanita sambil tersenyum getir.

"Sepertinya tempat ini cocok untuk wanita yang mudah menyerah." Kali ini Lucas berucap sambil berjalan mendekati si wanita dan langsung meraup bibir si wanita. "Kau akan menjadi jalang sesungguhnya, jadi tak perlu gugup." lanjut Lucas.

Baru kali ini Lucas menerima wanita jalang pilihan temannya, biasanya dia akan menolak mentah-mentah. Entah setan apa yang sedang merasuki Lucas, membuat pria itu malah tertarik untuk mencobanya.

SKIP

Tepat pukul dua dini hari, Lucas dan Adrew berjalan keluar dari club untuk pulang. Terlihat wajah puas dari keduanya.

"Wow! Aku masih tidak percaya. Aku baru saja membobol seorang perawan," ucap Adrew saat di dalam mobil.

Lucas malah sibuk dengan stirnya, seolah tak peduli dengan perkataan Adrew.

"Bagaimana denganmu Luc?" Tanya Adrew.

"Dia terlalu gugup," jawab Lucas.

"Tapi kau menikmatinya bukan?"

"Tentu saja."

"Aku tidak sia-sia mengeluarkan uangku," ucap Adrew yang masih saja membahas tentang percintaan panas dirinya. "Jeritan memohon dari wanita itu terus saja terngiang di telingaku." lanjutnya.

Ucapan teman di sebelahnya ini sukses membuat Lucas mengingat seseorang yang dia lakukan hal yang sama.

"Kenapa kau diam saja, apa kau tidak puas?" Tanya Adrew yang sebenarnya masih sedikit terkena efek mabuk.

"Aku sudah pernah melakukan hal yang sama sebelumnya dan pastinya dengan seorang perawan," ucap Lucas yang mendapatkan tatapan terkejut dari Adrew.

"Kau diam-diam sering melakukan dengan seorang perawan."

"Hanya dua kali," ucap Lucas, lalu mengangkat kedua alisnya untuk menggoda Adrew.

"Sialan," umpat Adrew.

*****

Dahlah, gak tau lagi aku sama nih cerita. Entah nge-feel apa engga nya, aku gak tau. Mohon maap kalo banyak kesalahan kata atau typo.

Jangan lupa untuk vomment ya, tak tunggu pokonya...

A Mafia Da Costa [TAMAT] Where stories live. Discover now