Senja menunjukkan eksistensinya di langit, beberapa orang mengabadikan momen tersebut di pantai biru. Pria tampan berkulit kuning Langsat dengan tinggi 186 cm itu PPP tersenyum geli melihat temannya ditampar oleh seorang wanita juga mendapatkan pukulan dari pria wanita tadi.
Dia Getra Triwittaya pria tampan dengan sikap sederhana dan tatapan teduh nya, mampu membuat wanita yang meliriknya langsung jatuh hati pada nya saat pertama kali melihat.
"Sialan, main pukul aja tuh cowok. Nanti kalau wajah ganteng gue rusak gimana? Mau tanggung jawab tuh cowok." Ucap Devan sambil memperhatikan wajahnya di kamera handphone nya.
"Lo nya juga salah, Van. Lagi tuh mata kebiasaan banget ya, liat cewek cantik langsung di gas. Nih peringatan buat lo agar cepet tobat tuh mata." Timpal Getra.
Devan Antariksa, teman sekaligus sepupu Getra Triwittaya. Mereka sudah berteman
Sejak mereka kecil dan tumbuh bersama sampai sekarang. Devan juga masuk dalam jajaran pria tampan, dengan kulit putih bersih serta tinggi badan 181 cm.
Devan mendengus mendengar ucapan Getra. "Sorry ya brother, itu udah jadi takdir mata gue. Btw, muka gue masih ok kan ya?" Tanya Devan dengan wajah lebam di beberapa bagian wajahnya.
"Nggak, muka lo nambah hancur." Ucap Getra dengan sedikit tertawa
"Sialan lo." Devan mengumpat kesal dengan jawaban yang di berikan oleh Getra.
Keheningan tercipta beberapa menit diantara mereka, sampai seseorang melompat ke punggung Devan sampai ia terjungkal ke depan.
"Bang Devan gembel, nggak kuat gendong ewa. Mending bang Getra, kalau yang di tiktok tuh bang Getra di sebut LAKI." Dewa menekan kata laki sesuai dengan yang di salah satu aplikasi media sosial dengan posisi menduduki punggung Devan yang sudah tengkurap.
"Dewa, bangun itu si Devan nggak bisa nafas. Nanti dia mati." Ucap Getra sambil menggendong Dewa ala koala.
Getra membalikkan tubuh Devan dan betapa terkejutnya ia melihat wajah Devan memerah. Saat ia ingin membantu Devan tiba-tiba aja rambutnya ditarik kencang boleh Dewa.
"Kak Getra apa-apaan sih! Dewa bukan anak kecil. Turunin nggak! Dewa malu! Kak Getra!" Teriakan Dewa membuat beberapa pengunjung memperhatikan mereka.
Dengan gerakan cepat Dewa melompat dari gendongan Getra, membuat Getra jatuh terjungkal kebelakang. Namun dengan cepat ia ke arah Devan.
"Tuh, kak Devan ngapain dah tiduran di pasir. Kayak gembel aja padahal dia orang kaya." Ucap Dewa tidak mengingat apa yang ia lakukan kepada Devan.
Dewa Triwittaya, adik dari Getra Triwittaya, sekaligus anak kedua dari keluarga Triwittaya. Dewa di diagnosis DID (Dissosiactive Identity Disorder) saat berumur 10 tahun. Dewa memiliki wajah manis juga tampan secara bersamaan, Tinggi badannya 172 cm. Sekarang ini ia sedang berpendidikan sekolah menengah atas di SMA Antariksa, sekolah milik paman nya.
"Ini bantuin dulu, Dewa. Dia begini karena lo." Ucap Getra dengan terus memompa dada Devan.
"Dia nggak tenggelam. Sini, gue tahu caranya." Ucap Dewa, dengan bantuan Getra ia menggendong Devan.
"Loh, koq kita ke laut? Ini mau ngapain, wa?" Getra sedikit panik melihat apa yang akan dilakukan oleh Dewa.
"Nah itu datang, kuda-kuda kuat kak, pegang kak Devan yang kencang. Tarik nafas!" Getra melakukan apa yang di instruksikan Dewa.
Ombak pun menghempas tubuh mereka bertiga, mereka melakukannya sebanyak dua kali sampai Devan sadar.
"Anjir, kalian berdua apain gue? Ini kenpa kita posisinya mau ketengah laut?! Juga-" belum selesai Devan berbicara ombak sudah menghempas ke tubuh mereka membuat Devan merasa tenggelam, karena tidak ada persiapan nafas Devan berakhir pingsan.
ESTÁS LEYENDO
Triwittaya
De TodoUNTUK COVER SAYA MENGAMBIL DARI GOOGLE, BUKAN HAK MILIK SAYA.❗❗❗ CERITA INI MURNI HASIL PEMIKIRAN SAYA, JIKA ADA KESAMAAN NAMA, TEMPAT DAN HAL LAIN NYA ITU ADALAH UNSUR KETIDAK SENGAJAAN.❗❗❗ BISA KALIAN FOLLOW AKUN SAYA UNTUK MENGETAHUI JIKA ADA INF...
