Pan's 8

198 45 3
                                    

Pan pamit dan membawa Henry bersamanya. Aku mendekat ke Devin dan ingin mengganggunya.

"Jangan mengangguku, Al."

"Aku bahkan belum melakukannya," protesku.

"Yeah. Tapi akan melakukan nya." Aku terkekeh.

"Kau melihat Felix?"

"Sebelum kembang api, dia ada di sebelahku."

Aku mengernyit. Apa Pan memberi tugas disaat yang lain bersenang-senang?

"Mencariku?"

Aku berbalik mendapati Felix di sana.

"No." Felix cemberut mendengarnya.

"Ya. Kukira kau lembur atau diculik oleh siren."

Felix memutar bola matanya.

"Kenapa Felix bisa bereaksi selain datar, jika bersama Alza?" tanya Nibs pada Devin.

"I don't know, Nibs. Kukira dia hanya paham ekspresi datar," balas Devin tampak takjub.

"Apa bedanya denganku?" ucapku. Devin menggeleng.

"Felix datar. Sementara kau, datar, judes, jarang tertawa, dan tidak jelas," ucap Devin.

"Dan moodmu mudah berubah, kadang banyak bicara, ramah, dan irit bicara." Nibs menambahkan.

Aku memutar bola mataku dan berjalan pergi.

"Hei, Alza. Aku hanya bercanda."

"Kau mau ke mana?"

"Menyusul Pan," jawabku sambil berlari.

....

Aku berjalan ke timur perkemahan dan melihat Pan. Aku ingin memanggilnya, sampai aku melihat tangan perempuan.

Aku mengecilkan suara langkahku dan melihat Pan memegang tangan perempuan itu. Aku sedikit cemburu melihatnya. Aku menoleh ke kiri dan tidak melihat Henry dimanapun.

Aku mengalihkan pandanganku lagi ke arah Pan yang sedang berpelukan. Tanpa sadar aku berjalan mundur dan sedikit tersandung.

Aku berlari kembali ke perkemahan dan melihat sekitar. Beberapa lost boys masih menikmati pesta dan sebagian sudah tertidur.

Aku berjalan mendekat ke arah Felix dan berhenti. Felix menyadari kehadiranku dan terlihat terkejut.

"What's wrong? Apa sesuatu terjadi?" tanya Felix, cemas.

Aku diam dan menatap Felix. Tanpa sadar air mataku jatuh. Felix langsung mendekapku dalam pelukan dan menghiburku.

"Tidak papa. Kamu bisa menceritakannya padaku," ucapnya sambil menuntunku untuk duduk.

15 menit kemudian, aku mulai tenang. Tapi aku belum menceritakan apapun pada Felix. Aku melihat Pan memasuki perkemahan dan terkejut saat melihatku.

Aku menyandarkan kepalaku ke bahu Felix. Pan berbalik dan berbicara dengan Henry.

Tidak menghampiriku.

....

Pov Pan

Aku berpamitan dengan Alza, ingin menjalankan urusanku dengan Henry.

Aku membawa Henry ke timur perkemahan sedikit jauh agar tidak ada yang mengikuti. Aku menyuruh Henry menunggu di bawah pohon. Sementara aku mengeluarkan Wendy dari kurungan.

Saat aku membuka kurungan, aku mengulurkan tanganku. Wendy meraihnya dan mulai keluar. Tetapi karena dia tidak seimbang, dia malah memelukku. Aku terkejut dan langsung mendorongnya hingga jatuh.

Aku tidak peduli.

Aku mendengar suara kaki tersandung, tapi aku mengabaikan.

Aku menyuruh Wendy berdiri dan menjalankan rencanaku.

10 menit kemudian rencanaku berhasil, Henry mempercayai perkataan Wendy. Aku memasukkan Wendy ke dalam kurungan kembali.

Aku berbicara pada Henry dan mengajaknya kembali ke perkemahan. Saat aku kembali, aku terkejut melihat Alza yang bermata sembab.

Dia meletakkan kepalanya di bahu Felix saat melihatku. Aku menggeram kesal dan menghentikan langkahku. Aku memilih menyelesaikan urusanku dengan Henry.

Aku akan menemui Alza besok.

....

Aku terbangun di tenda lost boys. Aku tidak tidur bersama Alza tadi malam.

Aku menemukan Alza, melamun di tangga rumah pohon. Aku mendatanginya, dia belum menyadari kehadiranku.

Aku berdeham. Dia terkejut melihat kehadiranku.

"Alza."

Dia tidak membalasku. Aku berjalan mendekat, tapi dia malah mundur. Berusaha menghindariku.

Aku meraih lengannya. Alza menjentikkan jarinya. Aku melihat tanganku yang kini memegang angin.

"Jangan mengganggunya, Pan."

Aku berbalik dan menaikkan satu alisku.

"I'm not."

"Kau membuat matanya memerah dan sekarang mengganggunya," ucap Felix datar.

Aku semakin bingung dengan apa yang terjadi. Aku memutuskan untuk pergi mengejarnya. Namun aku menyadari sesuatu.

Dia menggunakan sihir.

....

Aku memutuskan untuk mengunjungi shadow. Ingin mencari tau tentang Alza.

"Halo, Pan," sapa shadow.

"Aku ingin tau tentang Alza."

Shadow terbang mendekat ke arahku.

"Dia yang kau butuhkan, Pan."

"What?" Aku menaikkan satu alisku.

"Henry membantumu mendapatkan keabadianmu. Sementara Alza membantu mendapatkan keabadianmu dan juga Neverland. Neverland akan terus ada selamanya."

Aku sangat terkejut mendengar penjelasan shadow. Itu artinya aku harus memilih.

"Dia bukan manusia biasa?"

"Aku tidak tau pastinya, Pan. Secara penglihatan dia hanya manusia biasa."

Pikiranku berkecamuk dan mengingat kilas balik tentang Alza.

"Aku menyarankanmu memilih gadis itu, Pan." Shadow terbang menjauh dan lenyap dari pandanganku.

Delusi, Peter PanWhere stories live. Discover now