Pan's 6

241 53 0
                                    

"You alright?"

"Off course I'm," ucapku santai.

Pan mengangguk dan berjalan pergi. Aku melanjutkan langkahku.

....

Pov Pan

Aku sudah kembali ke perkemahan setelah beberapa urusan. Aku mulai mencari Alza untuk mengajaknya makan malam.

Aku mencari ke rumah pohon tapi tidak menemukannya. Aku sudah mencarinya di sekitar, tapi juga tidak menemukannya.

20 menit kemudian, aku melihatnya. Oh, akhirnya.

Dia selesai bicara dengan Henry lalu berjalan ke arah luar perkemahan. Aku langsung menghentikannya.

"Kau pikir, kau mau kemana?" tegurku. Dia berbalik dan terlihat tenang.

"Mengambil berry yang tertinggal," ucapnya, santai.

Aku menatap matanya, curiga. Alza terlihat menahan napas.

"You alright?" Aku mulai mendekat dan Alza semakin panik karena tatapanku yang mengintimidasi.

"You alright?" tanyaku sekali lagi, memastikan.

"Off course I'm."

Aku mengangguk dan berjalan pergi. Alza melanjutkan langkahnya.

Aku berbalik dan melihat kepergiannya. Aku masih terganggu karena sesuatu. Saat aku melihat matanya, ada sesuatu yang hilang di sana. Tatapan kosong.

Aku memutuskan untuk mengikutinya.

....

Pov Alza

Aku telah sampai ke perkemahan Emma untuk mengambil kembali jantungku. Aku sudah tau kalau Pan akan menyadari sesuatu. Atau bahkan mengikutiku sekarang.

Pangeran Charming menangkap kehadiranku dan memanggil Regina.

Regina meletakkan jantungku ke dadaku seperti semula. Aku merasakan sakit sesaat dan mulai merasa bertenaga kembali.

"Jangan pikir Pan tidak mengetahui ini semua. Tanpa aku beritahu dia akan tau dengan sendirinya." Aku menunjuk ke arah mereka semua dan berjalan pergi.

Aku pergi mengambil berry dan memetiknya lagi.

"Jangan ambil yang merah, itu beracun," ucap Pan.

"Kau tau itu kan?" Aku mengalihkan topik.

"Ya, aku memberi mereka peringatan. Dan meningkatkan game." Pan memberiku keranjang.

Aku menyeringai dan memasukkan berry ke keranjang. Pan mengulurkan tangan dan aku meraihnya. Kemudian kami sampai di perkemahan.

....

Pan mengajakku berburu hari ini. Bersenang-senang untuk satu hari. Aku mengambil panah dan busurku, kemudian berjalan menuju Pan.

"Siap?"

"Tentu saja, love."

Kami mulai berburu hewan apapun. Aku tidak peduli mendapatkan babi atau apapun yang tidak aku sukai. Toh, aku juga tidak akan memakannya.

Aku membidik anak panah ke arah babi hutan dan aku berhasil.

"Tembakan bagus."

"Thanks, Pan."

"Kau akan membawanya?"

"Iya, Devin menginginkan daging babi untuk dinner." Aku sedikit terkekeh.

Aku menatap Pan yang terlihat badmood. Aku menatapnya aneh dan meninggalkannya.

Aku naik ke atas pohon untuk memetik apel. Aku melihat seseorang berbicara dengan Pan.

"Yeah, telur juga tidak buruk Rumple."

"What do you want, Pan?" Rumple mengarahkan senjatanya.

Pan berjalan mengambil satu telur dan memakannya.

"Kau tau, ini lumayan. Makan?" Pan malah menawari Rumple. Rumple tidak menanggapi.

"Oh, ayolah. Aku ingin kau berhenti membantu mereka Rumple," ucap Pan datar.

"Untuk apa aku menurutimu?"

Pan mengangkat bahunya dan menghilang.

Aku tidak tau apa rencana Pan, tapi aku hanya harus berhati-hati dengannya.

....

"Kerja bagus, Al," puji Devin.

Devin menikmati daging babi hasil berburuku tadi.

Aku tersenyum kecil dan hanyut dalam pikiranku. Tanpa aku sadari, Devin ingin mengerjaiku.

Dia menukar daging sapiku dengan daging babi miliknya. Aku mulai mengangkat garpu dan menusuk daging babi itu,berpura-pura akan memakannya. Lalu aku memasukkannya ke mulut Devin.

Devin tersedak dan aku tertawa puas, lalu aku berlari karena Devin mengejarku.

Aku melihat Pan dan berlari ke arahnya. Bersembunyi di balik tubuhnya.

Pan mengernyit ke arahku dan aku menunjuk ke arah Devin. Pan menatap Devin tajam. Devin berhenti di depan Pan.

"Oh ayolah, Pan. Ini urusanku dengan Alza." Devin mengerang.

Pan menyilangkan kedua tangannya.

"Berhenti menganggu lost girlku, Devin." Pan memperingatkan.

Devin mencibir dan berbalik. Aku pergi ke depan Pan dan memiringkan kepala.

"My lost girl?"

Pan tersentak dan mengalihkan pandangan.

"Yy-ya. Apa ada masalah dengan itu? Aku juga pernah memanggilmu seperti itu sebelumnya."

"I'm just kidding, Peter." Pan sedikit membungkuk ke telingaku.

"Panggil aku seperti itu terus. Aku menyukainya," bisik Pan.

Aku membeku.

"Baiklah.... Panci." Pan melotot dan aku berlari pergi.

....

Hari ini aku berjalan di pantai bersama Henry. Pan menyuruhku untuk menghibur Henry. Aku sebenarnya ingin rencana Pan berjalan lancar. Tapi aku perlu sesuatu untuk meyakinkan Henry bahwa keluarganya tidak peduli padanya.

Aku menatap Henry yang sibuk bermain air. Aku tersenyum melihatnya.

Tak lama kemudian, Henry mulai mencipratiku dengan air. Aku terkesiap lalu membalasnya.

"Hei! Ini tidak adil aku basah kuyup." Henry mengerucutkan bibirnya.

"Kau yang memulainya." Aku mulai tertawa.

Kami akhirnya kembali ke perkemahan karena lelah.

"Kau terlihat bahagia," ucap Pan.

"Ya. Aku tidak menyadarinya." Aku mengangkat bahuku.

"It's new, love."

"Akhirnya aku bisa merasakannya lagi. Thanks, Pan." Aku memeluk Pan.

Pan sedikit terkejut, namun tetap membalas pelukanku.

Delusi, Peter PanWhere stories live. Discover now