33. Pembelaan Atas Nama Cinta

1.7K 142 9
                                    

USTADZ HARUSKAH AKU MELAMARMU?

A spiritual story by
Dwinda Darapati

.
.
.

.
.

Selamat Membaca💜

Hayoloh, siapa yang kesal sama part sebelumnya?

***

Husna merasakan pergerakan aneh disampingnya, dia bersyukur akhirnya sang suami pulang juga. Akan tetapi, pergerakan disamping terasa aneh.

Husna bangkit dari tidurnya, dia menatap wajah sang suami yang terlelap disampingnya dengan penuh keringat. Kepala lelaki itu menggeleng ke kiri dan ke kanan seolah menunjukkan perasaan gelisah.

"Mas ...," panggil Husna mengguncang bahu Fathan. "Mas bangun, Mas!" Husna yakin, pasti Fathan sedang bermimpi buruk makanya reaksi tubuhnya seperti ini.

"Mas!" pekik Husna.

Kedua mata Fathan terbuka, wajah bercucuran keringat dan kerut di dahinya. Melihat wajah sang istri yang berada di depannya membuat Fathan lebih tenang karena ternyata semua hanya mimpi.

Lelaki itu mengubah posisinya menjadi duduk dan segera memeluk Husna. "Alhamdulillah hanya mimpi," ucapnya dengan lega.

Husna yang tidak tahu mimpi apa yang sudah dilalui oleh suaminya hanya diam. Dia tak ingin banyak bicara, yang dia inginkan adalah membuat tenang suaminya. Barangkali mimpi itu adalah sesuatu yang buruk.

"Mas mimpi apa?" tanya Husna.

Fathan menggeleng lemah, tidak mungkin dia menceritakan mimpi perihal Husna menyuruhnya menikah dengan Cahaya, 'kan?

"Tsunami." Terpaksa Fathan berbohong.

"Mas pasti teringat dengan Sabiya, ya?" Dan Husna menduga bahwa mimpi Fathan adalah tentang adiknya yang meninggal karena tsunami beberapa tahun yang lalu.

"Iya." Dan lagi-lagi lelaki itu berbohong.

***

"Wuih! Mantap!" heboh Audy ketika kedatangan Zaki ke sebuah kafe tempat mereka berkumpul.

Reuni kecil-kecilan yang hanya didatangi oleh teman-teman dekat saja. Ada Cahaya, Gibran, Amel, Zidan, Zaki dan Audy.

"Mantap apaan?" sinis Zaki yang melihat reaksi Audy yang berlebihan. "Gue keren, ya?" Biasa, dengan kepercayaan diri tingkat tinggi.

"Kegeeran, Lo, Ki! Lo kalau dipuji Audy ingat,  ujung-ujungnya. Lo bakalan disamain sama keteknya!" peringat Amel yang sudah paham dengan sifat Audy.

"Apaan sih, Mel! Gue tuh muji Zaki tulus dari hati. Udah sekian tahu ga ketemu, sekalinya ketemu malah keren begini. Siapa yang ga bakalan meleyot?" tanya Audy. "Pantes aja Lo waktu SMA suka sama dia!"

Amel membesarkan bola matanya. "Mana ada!"

"Yang sempat Aya kira kalian berantem?" tanya Cahaya.

"Nah, iya! Bahkan pertengkaran kalian diketahui hampir seluruh warga sekolah!" Gibran ikut mengingat kisah lama.

"Ah, si Amel goblok!" cetus Zidan. "Jelas-jelas Zaki ga mau sama elo, malah maksa buat jodohin. Kan begek!"

"Mulut Lo itu tolong dijaganya, ya, Dan! Gue ga maksa waktu itu!"

Ustadz Haruskah Aku Melamarmu? [Selesai]✅Where stories live. Discover now