Part 26 : PENGAKUAN

2.3K 97 0
                                    

" Mah papa belum pulang? "

Tiba-tiba saja Risky keluar dari kamar dan duduk di depan Olivia, terlihat jelas wajah Olivia menampakkan ekspresi canggung, bagaimana tidak ini kali pertama dia datang dan bertemu langsung dengan orang tua Risky dan bahkan langsung dikenalkan sebagai pacar yang akan di halalkan oleh laki-laki di depannya.

" Papa kamu lagi ngurus berkas-berkas penting, katanya bakal pulang telat "

" oh gitu, papa masih aja sibuk dan suka ninggalin mama sendiri "

" Namanya juga kerja, yaudah mama ke belakang dulu ya, kamu bawa Olivia istirahat aja di kamar tamu, kasian pasti cape naik mobil jauh " ucap tante Reta, yang merupakan nama dari mama Risky sekaligus calon mertua Olivia.

" Makasih tante " Olivia hanya bisa tersenyum dan mengagumi sifat lembut dari tante Reta.

Setelah punggung mamanya menghilang di balik tembok, dengan cepat Risky meraih tangan Olivia kemudian tersenyum ke arah gadis itu.

" Nanti mama kamu liat "

Olivia dibuat tersipu saat melihat Risky tersenyum dan menatap dirinya.

" Gapapa, lagian kamu bakal jadi menantunya "

Tiba-tiba ekspresi wajah Olivia berubah, raut wajah sedih jelas terlihat menutupi wajah manisnya.

" Kamu yakin? Orang tua kamu bakal nerima aku? " Olivia berucap pelan sambil menahan air matanya.

" Itu urusan aku, kamu tenang aja "

Seketika Risky berdiri dan menarik Olivia ke pelukannya yang membuat gadis itu menjadi sedikit merasa tenang.

*****

" Kamar aku di sebelah tembok ini, jadi klo kamu takut panggil aku aja "

" Emang aku anak kecil, takut tidur sendiri " Olivia memanyunkan bibirnya ke arah Risky.

" Ya siapa yang tau " ucap laki-laki itu sambil menaikkan kedua pundaknya yang sontak membuat Olivia tertawa.

" Yaudah istirahat " sambung Risky yang hanya dijawab anggukan oleh gadis itu kemudian berjalan ke arah tempat tidurnya, namun tiba-tiba saja Risky menarik pergelangan tangan Olivia dan memeluknya.

Olivia hanya bisa diam di dalam pelukan laki-laki itu dan merasakan debaran jantung mereka yang saling beradu.

Beberapa menit berlalu, pelukan Risky ke Olivia masih terlihat erat, mulut mereka berdua seakan terkunci dan hanya berkomunikasi melalui detak jantung mereka.

TOK TOK TOK

Ketukan di pintu depan membuat Risky terpaksa harus melepaskan pelukannya dari Olivia, dilihatnya wajah gadis itu yang telah memerah berkat ulahnya, laki-laki itu nampak tersenyum puas dan kembali mencium puncak kepala gadis itu kemudian berjalan ke arah pintu depan.

" Aduh kenapa muka aku rasanya panas banget " Olivia memegang pipinya kemudian mengipas wajah dengan kedua tangannya.

****

" Papa uda pulang " sambut Risky saat melihat Bapak Renra yang merupakan papanya telah berdiri di depan pintu.

" Kamu uda dateng ki, mana yang katanya calon menantu papa? "

" Di kamar tamu pa, aku suruh istirahat "

" panggil keluar, papa mau liat " ucap pak Renra sambil menepuk bahu putranya.

*****

Tok tok tok

" liv, buka pintu "

Risky memanggil gadis itu sambil mengetuk pintu, tak berapa lama Olivia membuka pintu dengan wajah penuh dengan tanda tanya.

" Ada apa? " Wajah gadis itu terlihat bingung.

" Papa mau ketemu kamu "

Wajah gadis itu seketika terlihat gugup, dia takut papa Risky galak dan tidak menerima kehadirannya di antara mereka.

Dengan tarikan nafas panjang dan menahan perasaan gugup, Olivia mengikuti Risky keluar ke ruang tamu.

Tak di sangka, kehadirannya disambut senyum ramah oleh pak Renda, dengan perasaan canggung dia meraih tangan pak Renda dan mencium punggung tangan laki-laki itu.

" Ini ya yang namanya Olivia, cantik ya pacar kamu ki "

Seketika wajah Olivia menjadi memerah berkat perkataan yang dilontarkan papa Risky.

" Pa, jangan gitu, wajah Oliv jadi merah gara-gara papa " Risky menunduk dan melihat pipi gadis itu yang benar-benar seperti kepiting rebus.

" Ga papa, aku cuma lagi gugup aja " Olivia mengibas-ngibaskan tangan ke wajahnya.

" Kebetulan papa sudah dirumah, aku mau ngomongin hal yang penting ke mama dan papa " Risky memegang tangan Olivia untuk membuat gadis itu tenang.

" Mau ngomong apa ki? " Tiba-tiba saja ibu Reta telah berdiri di belakang mereka.

" Mama duduk dulu, baru aku cerita "

Setelah mereka berempat duduk berhadapan di ruang tamu, Risky terlihat mengambil nafas panjang dan memulai untuk membuka mulutnya.

" Apapun yang terjadi, tolong mama dan papa jangan pernah nyalahin Olivia, ini semua salah aku " ucap Risky dengan tangan masih menggenggam tangan milik gadis di sampingnya.

" Maksudnya apa ki? " Tanya ibu Reta dengan wajah kebingungan sedangkan pak Renra terlihat tenang dan menunggu Risky untuk melanjutkan ucapannya.

" Olivia sekarang lagi hamil anakku "

Hening......

Ruangan itu tiba-tiba menjadi hening, tidak satupun dari mereka bisa membuka mulutnya setelah kata-kata itu keluar dari mulut Risky, Olivia yang sudah dikuasai oleh perasaan takut hanya mampu duduk tertunduk di samping Risky yang masih setia menggenggam erat tangannya.

" jadi maksudnya, kamu sudah melakukan itu dan Olivia sekarang tengah hamil anak kamu? " ucap Pak Renra yang membuka kembali percakapan diantara mereka.

" Kenapa kamu ga bisa nahan diri ki " Ibu Reta berdiri dan memukul pelan putra semata wayangnya.

" Gimana ini pah? Klo ibu-ibu pada tau bakal jadi bahan gosip keluarga kita, jadi sekarang kamu hamil, pantas saja muka kamu terlihat pucat, tenang aja, tante, bukan, sekarang panggil mama, mama ga marah, cuma pernikahan kalian harus secepatnya dilangsungkan " Sambung ibu Reta sambil mengelus lembut pipi Olivia.

" maafin aku mah, pah, ini salah aku " Risky kembali meminta maaf kepada kedua orangtuanya.

" Sudah, karna Olivia lagi hamil jangan bikin dia banyak beban, sekarang bawa Olivia istirahat, biar mama dan papa yang atur pernikahan kalian " ucap ibu Reta lembut yang membuat Olivia terlihat meneteskan air mata.

" Sudah gausa nangis, gimanapun di perut kamu ada cucu kami, papa dan mama tidak akan membiarkan cucu sendiri menderita " tambah Pak Renra.

" Makasih, ma, papa, uda nerima kehadiran Oliv disini " ucap Olivia kemudian memeluk Ibu Reta dan diikuti pak Renra yang mengelus lembut kepala calon menantunya.

" Yaudah, aku antar Oliv ke kamar "

****

Sesampai di kamar, Olivia tidak langsung berisitirahat melainkan memeluk erat tubuh laki-laki yang tengah berdiri di depannya.

" Aku gatau harus ngomong apa " Oliva terlihat menangis di pelukan Risky.

" Uda, kan aku uda bilang, biar aku yang urus semua, yang penting aku bisa milikin kamu " Risky menunduk dan mencium puncak kepala gadis itu yang membuat Olivia mendongakkan kepalanya.

" Tapi aku takut, gimana klo mama sama papa kamu tau "

" Kita jaga rahasia ini rapat-rapat, okey ? "

" Iyya " jawab Olivia disertai dengan anggukan kepala.

" Boleh aku cium kamu? "

Seketika suasana kembali jadi kaku saat Risky tiba-tiba meminta izin untuk mencium gadis itu.

Terlihat Olivia melonggarkan pelukannya di tubuh Risky dan memberikan anggukan kepada laki-laki itu.



OLIVIA ( TAMAT✔️ )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang