Part 22 : Ditinggal

2.6K 108 0
                                    

Malam itu Alvaro terlihat gelisah sambil memperhatikan layar handphonenya, sesekali dia terlihat menelpon seseorang.

" Mau kemana jam segini? "

Dia baru saja bertemu dengan papanya saat dirinya tergesa-gesa berjalan menuruni anak tangga dari lantai kamarnya.

" Mau ke tempat mama " ucap Alvaro singkat dan meninggalkan papanya yang hanya berdiri mematung saat mendengar anak laki-lakinya menyebut kata mama.

Alvaro mengemudikan mobilnya dengan kecepatan diatas rata-rata, malam yang dingin menyelimuti kota itu karena jam baru saja menunjukkan tepat pukul 11:40 malam, waktu yang mendekati tengah malam dimana suasana kota menjadi sedikit terbebas dari kendaraan yang berlalu-lalang.

" Iya aku hampir sampai " laki-laki itu terlihat kembali berbicara dengan seseorang dari telpon, saat melihat layar handphonenya dia baru saja tersadar kalau dia mendapat beberapa panggilan tak terjawab dari Olivia, namun dia menyapu notifikasi itu kemudian melanjutkannya perjalannya.

Dia tiba di depan sebuah rumah sakit besar, yang sudah terlihat sepi, hanya beberapa petugas yang berjaga malam itu, tanpa melihat kiri-kanan dia menyusuri lorong rumah sakit menuju sebuah kamar.

Matanya terlihat berkaca-kaca saat membuka pintu ruangan itu, namun dia masih bisa membendung air mata yang seakan memaksa mengalir di pipinya.

" Kamu sudah kasi tau papa kamu? " Tanya seorang wanita paruh baya yang menemani seorang wanita yang tengah terbaring di ranjang rumah sakit dengan selang infus dan bantuan pernafasan menempel di tubuhnya.

" Percuma, papa tidak akan peduli " Jawab Alvaro.

Dia segera duduk dan memperhatikan wajah wanita itu, wanita yang biasa ia panggil dengan kata mama kini terbaring lemah dengan luka lebam di sekujur tubuhnya.

" Dimana laki-laki keparat itu? " Alvaro mengepalkan tangannya kuat, saat ini dia ingin menghabisi laki-laki yang telah menyakiti mamanya, laki-laki itu adalah suami baru dari mama Alvaro yang telah melakukan kekerasan fisik yang membuat mama laki-laki itu terbaring tidak berdaya.

" Dia sudah di kantor polisi, kamu jaga mama kamu aja, soal itu biar polisi yang urus "

Alvaro membuang nafas berat, matanya mengisyaratkan kemarahan yang cukup besar terhadap suami baru mamanya.

Titititititititititit...

Tiba-tiba saja monitor di sampingnya berbunyi dan memperlihatkan penurunan pada detak jantung mamanya.

" Susterrr!!! " Teriak laki-laki itu panik, wajahnya terlihat semakin panik manakala suster belum datang untuk melihat keadaan mamanya.

" Susterrr!!! "

Tak beberapa lama seorang dokter berlari masuk keruangan itu diikuti oleh beberapa suster, mereka segera mengambil tindakan AED (automated external defibrillator) untuk memberikan pertolongan karena saat ini monitor sama sekali tidak menunjukkan detak jantung dari wanita itu.

Alvaro terduduk di lantai dengan bersandar di dinding rumah sakit yang dingin, tanpa suara dia meraup wajahnya, perasaan hawatir kini menyelimuti dirinya.

" Mama " ucapnya pelan, akhirnya laki-laki itu tidak dapat lagi membendung air matanya, tanpa perasaan malu lagi, dia menangis diruangan itu saat melihat dokter telah berhenti melakukan tindakan pertolongan terhadap mamanya, wajah mereka terlihat putus asa.

" Yang sabar ya nak " wanita paruh baya itu memeluk Alvaro, wanita itu adalah bibinya, dia sudah menganggap Alvaro sebagai anaknya sendiri.

" Maaf, hanya itu yang bisa kami lakukan, saya harap keluarga pasien bisa dengan ikhlas melepas kepergian beliau "

OLIVIA ( TAMAT✔️ )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang