Bonus Pembaca Setia (2)

1.5K 94 47
                                    

Sepulang dari rumah Bryan aku dan Sean kini sedang menonton kartun favorit Sean di tv sambil menyuapinya makan.

"ma, daddy kenapa nggak pulang-pulang?" tanya Sean.

Aku melihat ke arah jam dinding dan sekarang memang sudah hampir pukul 7 malam.

Axel ternyata memang tidak langsung menyusul aku dan Sean, tentu saja aku kecewa.

"daddy masih ada urusan makanya belum pulang" ucapku menenangkan Sean.

"daddy marah ya ma sama Sean?" tanya Sean.

Pertanyaan Sean sangat sulit untuk ku jawab. Apa sesusah ini menjawab pertanyaan dari anakmu yang masih sangat polos dan takemgetahui apa-apa?

Jika ku jawab 'iya' aku takut hal itu tidak akan berdampak baik bagi hubungan mereka berdua. Jika ku jawab 'tidak' aku tak tau bagaimana menjelaskan arti sikap Axel tadi yang membentak Sean.

"nggak sayang, Daddy gak marah sama kamu tadi cuma ada sedikit kesalab pahaman" ucapku mencoba menjelaskan situasi tadi.

"saay daddy masih kecil dan seumuran Sean. Daddy nggak pernah main sama teman-temannya dan daddy sangat menyesali hal itu. Karena itu daddy gak pengen Sean menyesal aeperti daddy saay udah besar nanti karena masih kecil gak main sama temannya" ucapki mencoba menjelaskan sesederhana mungkin agar dapat diterima oleh Sean.

"tapi tadi mama langsung marah sama daddy" ucap Sean.

"sayang, mama gak suka daddy berbicara dengan nada seperti itu meski mama tau daddy gak marah sama kamu, ditambah lagi kamu tadi nangis disana. Sekarang coba mama yang tanya sama Sean, kenapa Sean nangis tadi?"

"daddy teriak ke Sean. Sean takut liat daddy yang kaya gitu" ucap Sean.

Ya, Sean masih benar-benar polos dan murni. Tentu saja ia akan terkejut dengan sikap Axel seperti tadi karena ini pertama kalinya Axel membentaknya.

"nanti kalo daddy pulang dia pasti gak bakalan teriak lagi ke Sean dan minta maaf karena tadi udah teriak ke Sean" ucapku menenangkan rasa penasaran Sean.

Sudah pukul 8 malam namun Axel tak kunjung pulang dan aku menemani Sean dikamarnya hingga ia tertidur.

Tanpa sadar aku pun tak sengaja ikut tertidur dikamar Sean dan terbangun karena bell pintu yang berbunyi.

Aku melangkahkan kaki ku berjalan ke depan dan membukakan pintu.

Axel disana dengan Bryan yang memeganginya.

"dia kebanyakan minum sampai gak sadar kaya sekarang" ucap Bryan sesaat melihatku membuka pintu.

"oh biar aku bantu" ucapku membantu Bryan membawa Axel pergi ke kamar kami.

Setelah meletakan Axel diatas kasur dan berbaring dengan benar. Aku dan Bryan hanya berdiri dan kehabisan kata-kata.

Suasana ruangan ini sangat canggung.

"kalian pergi minum bareng?" tanyaku.

"nggak, sekitar 30menit yang lalu Axel nelpon aku dan akhirnya aku susul dia tapi sampai disana dia udah nggak sadar" jelas Bryan.

"rumah aku? Gimana kamu tau?" karena Bryan belum pernah berkunjung kesini.

"Tiffany tadi aku suruh nanya ke mama kamu, karena aku tadi udah coba telpon kamu tapi nggak diangkat" jelasnya.

"ah, makasih ya. Maaf idah ngerepotin" ucapku.

Tapi sungguh hal ini sangat canggung.

Setelah bertahun-tahun baru kali ini aku dan Bryan berbicara berdua.

The Last is You! (Sex University 2)Where stories live. Discover now