Part 18-Japchae's Advertisement

695 123 73
                                    

"Dulu waktu mama melahirkanmu... ada seorang wanita seumuran mama juga yang melahirkan di samping tempat tidur mama."

Irene menatap sang mama yang tengah bersiap-siap hendak tidur. Malam ini Irene ingin tidur bersama sang mama. Dia akan beritahu Taehyung. Toh, suaminya itu juga pasti sangat sibuk di kantor. Taehyung dan Irene sudah terbiasa dengan rutinitas ini. Jika Irene sibuk di kantor ataupun bersama orangtuanya, Taehyung akan habiskan waktu di kantor saja. Hubungan yang sangat aneh memang. Tapi mereka telah terbiasa.

Irene menarik selimut dan menjatuhkan badannya senyaman mungkin menghadap ke arah sang mama. Wajah mama yang cantik meskipun sudah tua terpancar di bawah remang-remang lampu kamar.
"Kami lahir di tanggal yang sama?"

Nyonya Chou mengangguk. Matanya memandang ke langit-langit kamar, mengingat masa-masa itu.
"Wanita itu... Dia cantik dan sangat muda saat melahirkan. Kami bertemu sekali itu di IGD, karena kau dan bayi perempuan yang satunya lagi mungkin sudah tidak sabar melihat dunia." senyumnya terlihat tulus.

Irene terlihat tertarik dengan apa yang mamanya ceritakan. Ada seseorang diluar sana yang lahir sama dengannya dan berjenis kelamin yang sama lagi.

"Mama langsung dipindahkan ke ruangan kelas I VVIP setelah melahirkanmu. Dan wanita itu pulang ke rumahnya besok hari membawa bayinya."

"Kenapa begitu mama?"

Mata mama Chou berkaca-kaca, rasa sesak memenuhi dadanya. Hanya sesama wanita yang mengerti betapa mengerikannya perasaan itu.
"Mungkin karena keterbatasan biaya dan suaminya tidak peduli dengannya. Mama cukup bersyukur memiliki papamu sebagai suami. Sayang... di dunia ini hanya sebagian orang beruntung yang dikaruniai memiliki seorang suami dan papa yang penuh kasih dan lemah lembut, kau dan mama salah satu orang beruntung itu."

Saat melihat mamanya bergeming membayangkan papanya, Irene kemudian membayangkan Taehyung. Irene pasti wanita yang sangat beruntung, karena dia juga dikaruniai suami yang sangat baik. Jika mereka memiliki anak, maka lengkaplah semua kebahagiaan itu. Tapi Irene sadar, tidak semua dapat dia miliki dalam kehidupan ini.

"Dulu... Waktu kau masih dikandungan mama, dokter mendiagnosamu memiliki gangguan jantung. Jantungmu kurang sehat sewaktu pemeriksaan USG rutin. Tapi—Puji Tuhan, setelah kau lahir, semua baik-baik saja kata dokter. Mungkin mereka salah mendiagnosa, atau karena... Tuhan pasti sangat menyayangimu."

Iya, Tuhan pasti sangat menyayangi Irene.

"Waktu kau lahir, kau bahkan tidak menangis sama sekali. Kau hanya diam dan membuat mama dan papa panik. Semua dokter dan perawat juga. Karena setiap bayi yang baru lahir seharusnya menangis kan, tetapi kau tidak. Kau diam dan kami semua sudah kalang kabut." Irene tersenyum dan menghela nafas. Drama kelahirannya sungguh penuh warna.

"Jadi, bayi perempuan yang disebelah bagaimana? Dan bagaimana caraku akhirnya menangis? Apa aku menangis juga akhirnya mama?"

Nyonya Chou memutar badan, menatap putrinya penuh sayang.
"Syukurnya kau menangis. Itu semua berkat bantuan bayi disebelah kita. Dia menangis dengan teriakannya yang kencang, kau mungkin terkejut dan akhirnya tangis kalian bersahut-sahutan."

Irene tidak bisa membendung tawa. Tawanya akhirnya keluar begitu saja sampai air matanya keluar. Kenapa bisa seaneh itu dan... ya—cukup aneh!

"Kalian berdua menangis bersama, dimandikan bersama dan ditempatkan diruangan khusus bayi sementara waktu. Mama langsung dibawa ke ruangan yang berbeda dengan wanita itu."

"Jadi darimana mama tahu kalau mereka langsung pulang besok paginya?" disentuhnya tangan sang mama yang mulai keriput dan mengelusnya lembut.

"Mama tahu dari papa, kata papa, pasangan suami-istri itu membawa bayi mereka dari ruangan bayi. Saat itu papa mau mengunjungimu dan membawamu bersama suster ke ruangan mama."

༄ᵗᵃᵉᵗᶻᵘ; 𝗛𝗲𝗮𝘃𝗲𝗻𝗹𝘆 𝗦𝗶𝗻𝘀 1 🔐Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang