50 - suara yang dirindukan

Start from the beginning
                                    

Dengan sigap ia meretas sistem di tempat tersebut, manik safir nya merefleksikan sinar dari layar dihadapannya. Ekspresinya serius, sangat berbeda dengan ekspresi biasanya yang dipenuhi dengan senyum bod- senyum ceria.

Ia sudah cukup hafal dengan seluk beluk tempat ini setelah beberapa lama mengintai tempat yang dipenuhi dengan robot. Sesekali Taufan memantau situasi, memastikan segala hal aman.

Ia sudah mematikan seluruh saluran gas beracun di tempat itu, juga meledakan titik-titik vital tempat dimana robot-robot itu dibuat. Tentu saja, Taufan tidak bodoh, ia tahu bahwa segera setelah Taufan dan Fang pernah menginjakan kaki ditempat ini, jika musuhnya masih mempunyai akal, pastilah ia sudah memindahkan data-data dan penemuan penting nya ketempat lain.

Baru saja Taufan membuka gas masknya untuk meneguk obat penahan rasa sakit, tiba-tiba Robot-robot yang pernah ia temui sebelumnya menyerang dari belakang ataupun dari titik buta Taufan. dua puluh robot. Dua puluh robot yang ia tusuk jantungnya untuk menghentikan pergerakan mereka.

Cipratan darah menghiasi beberapa bagian wajahnya juga lengannya yang tak tertutup sarung tangan. Manik safirnya menatap dingin tanpa emosi, bahkan bisa dipertanyakan apakah Taufan adalah makhluk yang memiliki perasaan saat melihat cara bertarungnya saat ini.

Belum sempat Taufan menghela nafas, ada sesuatu yang aneh dari robot tersebut. Sesuatu yang tidak pernah ada sebelumnya mau berapa kalipun ia mengobservasi.

Sepertinya musuhnya cukup cerdik, sang pemilik surai brunette tidak sempat untuk menghindar, karena robot didepannya kini telah mengeluarkan kekuatan yang sama dengan milik seseorang yang dahulu sangat dekat dengannya. Petir yang sangat cepat menyambar, berhasil menciptakan luka di tengah dada Taufan. Melontarkan Taufan jauh, hingga kepalanya membentur beton bekas reruntuhan.

Belum lagi gas yang tiba-tiba keluar bersama serangan tadi, gas dan asap yabg sepertinya beracun Itu mengisi paru-parunya walau ia berusaha menahan nafasnya.

"Aish, sial" gerutunya kesal. Darah mulai mengalir dari hidungnya, kepalanya terasa sangat pusing, tangan kirinya menahan darah pada luka di dadanya, dan tangan kanannya digunakan untuk mengusap darah dari hidungnya.

"Aku selalu menganggap tuanku naif, namun sepertinya aku sama naifnya huh?" Gumamnya pelan, berusaha meraup nafas yang kini sulit untuk ia raih, semakin lama tubuhnya semakin kesulitan untuk merasakan apapun, dan itu mengesalkan. Setidaknya jika ingin membuat ia mati rasa, sekalian dengan rasa sakitnya dong? Begitulah kira-kira yang Taufan inginkan, namun tidak, rasa sakit memenuhi tubuhnya. Ia merasa bahwa ini adalah kegagalan kedua terbesar setelah kejadian 'hari itu'.

Ada sebuah sinyal yang terus-menerus berusaha memasuki servernya. Ia tahu betul siapa orang itu. Namun Taufan tidak mungkin membiarkannya menjemputnya di tempat yang sangat berbahaya ini.

Sekilas ia dapat mendengar suara, atau mungkin itu hanya imajinasinya? Suara yang samar dan terdengar jauh, namun entah mengapa, ia merasa itu adalah suara yang ia rindukan. Suara seseorang yang selama ini menaungi dirinya daun saudara-saudaranya.

"..tidak bisa, misiku belum selesai" lirih Taufan, mengaktifkan kekuatan yang pernah ia janjikan untuk tak pernah ia pakai.

"...ti!"

"Henti!"

"Taufan, Berhenti!" Suara itu kini terdengar cukup jelas, walau masih terdengar sangat pelan dan lemah, namun Taufan dapat mendengar kata-katanya.

"...Boboiboy?", Tanya Taufan, matanya membelalak tak percaya. Tangannya bahkan tak lagi memegang lukanya atau menutup saluran pernapasan nya dikarenakan ia terlalu terkejut.

"..hey, apa kau menjemputku?" Tanyanya pelan.

°•°•°

Sebuah sinyal memasuki layar yang sudah lama mati, sphera kuning di ruangan itu untuk pertama kalinya setelah sekian lama kini kembali membuka mata. Suara robot yang terdengar seakan menganalisa sesuatu terdengar.

[ Darurat. Darurat. Kerusakan pada Elemental Angin level xx]

Ying yang hanya berniat untuk memeriksa kondisi robot yang ia anggap sebagai kawannya kini membelalakan matanya.

"..tidak mungkin!"

//Author's note//

Hii!! Gimanaaa? Suka dengan chapter ini? Hihiii penasaran gaaa akan kelanjutannya? Taufan is ded ga yaa?

Mending matiin ga yaa? Matiin kali yaa? Matii?? Ngga? Kapan ya matinyaa? Duh maaf aku ngetik ini tengah malam jadi agak error

Anyway gak kerasa udah 50 chapter ajaa aaahhh terharu banget! Makasii kalian yang udah stay disinii dan setia baca agent au!!!

Semoga kalian sukaa yaa! Jangan lupa komen! Stay safe!

BOBOIBOY - AGENT AU [IDN]Where stories live. Discover now