Part 73 - Berhenti

Start from the beginning
                                    

Suara Haizaki menggema di gym. Di dalam gym yang tampak gelap itu terdapat Haizaki dan Akashi yang sedang bersi tegang.

Tidak ada siapa-siapa selain mereka di gym karena ini jadwal libur latihan klub basket.

"Berhentilah bermain basket ! Ini adalah perintah." Ucap Akashi masih dengan ketenangannya.

Haizaki menaikkan satu alis nya "Apa katamu ?!" Tanya nya lagi seraya menahan emosi nya agar tidak meledak.

Akashi mengedipkan mata nya, ekspresi nya tak berubah, ia menatap Haizaki tanpa ekspresi "Sebenarnya ini untuk dirimu juga. Walau caramu tidak begitu bagus...tapi sampai saat ini, kau sudah banyak membantu Teiko ! Tapi kau tak akan bisa menang dari Kise ! Cepat atau lambat, ia akan mengambil posisi mu. Kalau saat itu tiba, kau akan kehilangan harga diri mu."

"Apakah kau pikir itu akan akan terjadi padaku ?!" Haizaki menyeringai. Ia tidak bisa membayangkan apa yang dikatakan Akashi akan terjadi mengingat hingga sekarang Kise belum bisa mengalahkannya ketika tanding one on one.

"Sekarang atau nanti, bagaimanapun juga hasilnya tak akan berubah." Ucap Akashi final.

Gigi Haizaki menggeletuk. Lalu ia melepas cengkraman tangannya dari kerah Akashi.

"Ryo-tan, kenapa kau berhenti ? Kurang 4 putaran lagi."

Perhatian Haizaki dan Akashi teralihkan. Dari luar gym terdengar suara (your name) dan Kise.

"(your name)-cchi hari ini kan libur latihan, kenapa aku tetap latihan ssu ?" rengek Kise.

"Kemarin kau tidak turun latihan karena ada jadwal pemotretan kan ? Sudah jangan mengeluh."

"Hidoi ssu~"

Suara Kise dan (your name) semakin menjauh hingga tak terdengar suara lagi.

"Dia takkan peduli lagi pada mu. Karena itu jagalah sikapmu mulai sekarang." Setelah mengucapkan itu, Akashi pergi meninggalkan Haizaki sendirian di gym.

"Teme..." geram Haizaki rendah.

Merasa sudah tidak ada yang di bicarakan lagi, Akashi pergi meninggalkan Haizaki sendirian di gym.

Untuk sesaat Haizaki terdiam menyerap maksud ucapan Akashi. Bagian yang mengatakan (your name) tidak akan peduli lagi dengannya.

Tangan Haizaki mengepal begitu kuat.

Dengan emosi yang menggebu-gebu, Haizaki pergi dari gym dan mengambil sepatu basket nya dari loker.

Setelah mengambil sepatu nya, Haizaki pergi menuju perapian sekolah yang biasa di gunakan untuk membakar sampah-sampah.

Haizaki berniat membakar sepatu nya.

Ia benar-benar akan berhenti bermain basket.

Toh dari awal dia memang tidak ada tujuan yang jelas bergabung di klub basket. Ia masih bertahan juga karena (your name).

Tangannya yang hendak melempar sepatu ke dalam perapian itu terhenti di udara. Di dalam dirinya yang paling dalam, sebenarnya dia tidak ingin keluar dari klub tetapi,

"Haizaki-kun."

Mendengar namanya di panggil, membuat Haizaki menoleh ke belakangnya. Sosok Kuroko tampak terengah-engah karena sehabis berlari.

"Hah ? Oh rupanya kau Tetsu ?" Nada bicara nya tampak seperti biasa, namun dari wajah nya Haizaki terlihat kecewa. Pemuda itu mengharapkan orang lain yang menghampirinya sekarang.

Setelah menenangkan napas nya, Kuroko mulai berbicara "Apa benar kau akan berhenti bermain basket ?" Tanya nya.

Haizaki menatap Kuroko malas "Ya, itu benar." Jawab nya seperti tanpa beban.

"Dengan bakat sehebat itu, kenapa berhenti ?"

Mendengar itu, Haizaki tertawa sebelum kembali berwajah datar "Lagipula, kenapa kau ada disini ? Apa kau bodoh ? Kita juga bukanlah teman baik."

Kuroko masih tidak bergeming "Bukan itu masalahnya."

Haizaki mendengus dan memejamkan mata nya sesaat. Dia kembali menghadap pembakaran ,kepala nya menadah keatas "Urusai. Aku sudah lelah bermain basket, hanya itu saja. Aku bosan dengan bau keringat. Bermain wanita seratus kali lebih menyenangkan !" Mata Haizaki menyipit penuh dengan kebencian.

"Apa itu benar datang dari dalam hatimu, Haizaki-kun ?"

Kedua alis Haizaki berkedut. Entah kenapa sosok (your name) melintas di pikirannya ketika mendengar pertanyaan Kuroko itu.

Haizaki kembali menatap Kuroko dan tersenyum remeh "Kau ini benar-benar bodoh ya ? Apa kau ini berpikir kalau aku orang yang baik atau semacamnya ?"

Kuroko terdiam untuk sesaat sebelum menjawab "Kupikir Haizaki-kun bukan orang yang jahat itulah yang kulihat ketika kau bersama (your name)-chan."

Haizaki mengigit bibir bawah nya, tatapan nya terlihat menatap kearah lain karena tiba-tiba dia merasa gelisah setelah mendengar jawaban Kuroko.

"Biar kutanya, apa Akashi yang memberitahu mu soal aku yang keluar dari klub ?" Tanya nya.

"Iie..."

Haizaki tersenyum miring "Berarti (your name) kah ? Yappari..." Haizaki langsung melempar sepatu nya kedalam bara api tanpa ragu.

Kuroko terkejut. Entah dari tebakan Haizaki yang benar atau melihat nya membakar sepatu nya sendiri yang menandakan ia resmi berhenti dari basket.

"Di dunia ini ada seseorang yang lebih keji dan menakutkan." Haizaki teringat sosok Akashi .

Haizaki berpaling dan pergi menjauhi Kuroko "Sampai jumpa. Jangan merasa kasihan. Tak ada yang tahu kalau nantinya kalianlah yang bernasib lebih parah." Haizaki melambaikan tangan nya tanda perpisahan.

Perkataannya terdengar kasar, namun entah kenapa melihat Haizaki yang perlahan-lahan menjauh itu terlihat kesepian dan menyedihkan.

Haizaki sedikit melamun di perjalanannya. Haizaki tahu jika selama ini (your name) selalu menentang pengeluaran dirinya. Jika kali ini pengeluarannya tidak dapat di cegah lagi, kemungkinan (your name) sudah menyetujui pengeluaran Haizaki.

(your name) tidak membahas apapun tentang ini dengan Haizaki. Gadis itu tidak menemui nya atau sekedar mengirim pesan di ponsel mengenai perihal ini.

Yang Haizaki lihat, (your name) malah bersenang-senang dengan Kisedai khusus nya dengan Nijimura sebelum hal ini terjadi.

Apa gadis itu sudah mulai tidak memperdulikannya seperti yang di katakan oleh kakak nya dan Akashi tadi ?

Haizaki tertawa, menertawakan dirinya sendiri "Baiklah. Jika begitu. Aku juga akan melakukan apapun sesuka ku."

Haizaki tersenyum pahit dan menatap langit sore itu dengan pandangan yang buram. Menahan gumpalan bening itu agar tidak menetes keluar dari mata nya.

Saat itu Haizaki tidak menyadari kesalahan terbesarnya.

Seperti yang ia katakan sebelumnya 'Tak ada yang tahu kalau nantinya kalianlah yang bernasib lebih parah.'

Seharusnya dia tidak meninggalkan (your name) sendirian.

-------------TBC-------------

Berhenti bermain basket atau berhenti saling peduli nih yaa???

( ╯-_-)╯┴-┴ *banting meja

Eh tapi ya tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi kedepannya

(\#-_-)\┯━┯ *taro meja

Semuanya tergantung mood author wkwkwk

ヾ( ̄▽ ̄)Bye~Bye~

( ╯-_-)╯┴-┴ *banting meja lagi

*kabur

[Kuroko No Basket] Our Story ✅Where stories live. Discover now