Tiba-tiba saja Nijimura menelpon (your name).

"Moshi moshi ? Ada apa senpai ? Tumben nelpon." Bibir (your name) gemetar karena menahan tawa. Ia sudah bisa membayangkan wajah kesal Nijimura.

'Moshi moshi endas mu ! Kau tahu kan aku sedang belajar sekarang ?'

(your name) tersenyum senang. Jika Nijimura bersama nya sekarang, (your name) sudah pasti menjitaknya sekarang.

'Baiklah. Sekarang ada apa ? Kau tidak mungkin mengganggu ku tanpa sebab.'

Tenggorokan (your name) tercekat untuk sesaat. Kenapa insting Nijimura sangat tajam dan itu membuat (your name) takut.

"Tentu saja aku ingin mengganggu senpai karena aku gabut sekarang. Biasanya juga senpai sering menganggu ku kan ? Jadi apa salah jika aku ingin membalas mu ?" (your name) mengulum bibir nya gugup. (your name) bisa merasakan tatapan serius Nijimura yang sedang mencari kebohongan di kata-katanya.

Nijimura terdengar mendecakkan lidah nya 'Kau ini kenapa tidak jujur saja ? Aku tahu pasti terjadi sesuatu. Kau bukan tipe orang yang mengganggu seseorang begitu saja padahal kau tahu kesibukan nya.'

Kedua sudut bibir (your name) menurun kebawah, pandangan mata nya juga berubah menjadi sedih. Seharusnya jika ia merasa sedih dan tidak ingin orang mengetahui kebohongannya, lebih baik ia menghubungi orang lain yang bisa ia bohongi.

Tapi entah kenapa yang ia pikirkan hanya Nijimura. (your name) tahu Nijimura bakal segera tahu kebohongannya dan ia malah tetap memilih pria itu.

"Aku tidak mau terkesan setiap aku menghubungi senpai, artinya aku sedang sedih tapi...sepertinya aku memang tidak bisa membohongi senpai. Ini bukanlah masalah yang serius, hanya saja ini sedikit mengganggu ku." (your name) pun menceritakan semuanya dari persoalan Haizaki dan sikap orang tua nya.

(your name) sudah lama menjadi kan Nijimura menjadi tempat curhat nya. Sikap nya yang dewasa dan pembawaannya yang wibawa itu membuat (your name) nyaman untuk bercerita. Setiap curhatan (your name), selalu anggap serius Nijimura.

Oleh karena itu ketika (your name) selalu menceritakan apapun yang menganggu pikirannya.

"Arigatou senpai sudah mendengarkan ku. Gomen aku sudah membuang waktu mu." (your name) menggaruk pipi nya pelan.

Nijimura bersandar di kursi belajar nya "Jangan minta maaf. Baguslah aku bisa sedikit membantu mu."

(your name) tersenyum kecil di atas ranjang nya.

Keesokan pagi nya,

(your name) tidak menemukan Haizaki di kamarnya. Ranjang, bantal, selimut yang sudah (your name) siap kan, sama sekali tidak tersentuh dan masih rapi.

Tidak hanya Haizaki, pagi itu (your name) tidak menemukan orang tua nya di meja makan seperti biasanya.

Orang tua nya sudah berangkat kerja.

(your name) mengambil jus kotakan dari kulkas nya dan segera berangkat ke sekolah.

-----------------

(your name) duduk merenung sendirian di bench taman yang pernah dia datangi bersama Nijimura waktu itu. Seperti nya ini sudah menjadi spot pribadi nya karena tempat nya sangat nyaman dan suasana nya jauh dari keributan.

Di tambah lagi tidak banyak murid yang mengetahui spot ini selain (your name) dan Nijimura tentu nya.

Hal yang (your name) renungkan dari tadi adalah dia terus menyepam Haizaki dengan pesan dan panggilan telpon namun pemuda itu tidak merespon sama sekali. (your name) juga belum bertemu dengan Haizaki seharian ini.

[Kuroko No Basket] Our Story ✅Where stories live. Discover now