Sequel

1.6K 137 6
                                    





"Egois," Minhyuk mengusap matanya yang berair, "Jika kau pergi, seharusnya jangan merebut Jooheon dari ku, hiks," lanjutnya dengan isakan yang tak kunjung berhenti.

Ia semakin menjerit ketika melihat wajah Changkyun yang sedang tersenyum di dalam bingkai foto tersebut, "Kau menyebalkan. Aku membenci mu!" Ada rasa penyesalan di benak Minhyuk ketika ia mengingat sikap kasarnya dahulu.

Minhyuk berbalik dan menatap Jooheon yang terus melihat bingkai foto Changkyun. Tidak ada air mata. Hanya tatapn kosong yang Jooheon lakukan sekarang.

"Jooheon," panggilnya pelan.

"Ya?" jawabnya singkat tanpa mengalihkan pandangannya.

"Maafkan Changkyun."

Jooheon hanya terdiam. Dan tanpa sadar air mata kembali menetes dari mata lelahnya.

"Apakah adik mu tidak memikirkan bagaiaman perasaan ku? Kenapa dia begitu egois?" keluh Jooheon dengan rasa sesak di dadanya.

Mengapa Tuhan begitu menyayangi Changkyun hingga merebutnya dari dirinya? Apakah ia harus bersiteru dengan Tuhan agar Changkyun kembali padanya?

"Aku tahu," senyum Minhyuk. Ia mengikuti arah pandang Jooheon. Memperhatikan Changkyun yang tersenyum cerah di bingkai itu.

"Bukankah ia selalu seperti Ini? Merebut mu dari ku demi dirinya sendiri. Dan sekarang, meninggalkan mu dengan membawa seluruh hati mu," lanjutnya.

"Kau benar, haha."

❄️❄️❄️

26 Januari 202x

"Ahh kenapa aku membawa angka yang salah?" gerutu Jooheon, "Tunggu, berapa umur mu sekarang?" Jooheon mengerutkan alisnya berpikir.

"Hmm, sdah 10 tahun. Dan saat itu kau berumur 22 tahun," gumamnya, "32! Benar, kau sudah 32 tahun."

"Tunggu sebentar, aku akan kembali dengan cepat."

Jooheon menaruh kue tart di atas makam bertulisan Im Changkyun. Kemudian, ia berdiri dan beranjak pergi untuk mengambil lilin dengan angka yang sesuai.

Seperti biasa, ia akan selalu merayakan ulang tahun sang suami di setiap tahunnya. Tapi kebiasaannya yang selalu salah menyebut umur Changkyun disetiap tahunnya menyebabkan ia harus meninggalkan kue tart itu di tengah dinginnya cuaca.

"Aku kembali. Maaf membiarkan mu menunggu."

Jooheon menancapkan lilin berangka 32 di atas kue tersebut dan menyalakannya dengan korek api.

"Selamat ulang tahun, sayang. Aku berharap, kau tenang disana. Dan kita akan dipertemukan di kehidupan selanjutnya," Jooheon mengepalkan tangannya. Setelahnya, ia meniup lilin itu hingga redup.

Penjaga makam di sana hanya dapat tersenyum sendu melihat Jooheon. Ia selalu melihat lelaki itu berkunjung setiap hari setelah makam yang bertulisan Im Changkyun dibuat. Sudah 10 tahun tapi ia tidak pernah tidak melihat Jooheon setiap harinya. Yaa, Jooheon mengunjungi makam Changkyun setiap hari.

"Apakah hari ini Changkyun berulang tahun?" tanya penjaga itu. Mereka berdua memang sudah berkenalan dan bisa dibilang cukup akrab.

"Benar. Hari ini tanggal 26 Januari," jawab Jooheon. Ia memotong kue itu dan menaruhnya di piring kecil yang memang ia bawa, "Ini buat mu," ujarnya sambil menyerahkannya pada penjaga tersebut.

"Terimakasih," penjaga makam itu duduk di samping Jooheon.

"Apakah kau akan terus seperti ini?" tanya si penjaga makam memastikan. Ia hanya khawatir dengan keadaan mental Jooheon.

"Ya. Karena Changkyun sudah cukup untuk ku."

Penjaga makam itu hanya tersenyum menanggapi jawaba Jooheon. Ia hanya dapat berdoa jika benar adanya renkarnasi, setidaknya pertemukan Jooheon dengan Changkyun di kehidupan selanjutnya. Cinta sejatinya.

END

Sebenarnya ini udah lama tamat. Cuma krn mls ngerevisi jdi ga ku publish 🥲

Oke deh sekian terima Changkyun 😘

it's hurt •Jookyun ✔️Où les histoires vivent. Découvrez maintenant