5

1.1K 129 26
                                    

15 desember 201X

Dipagi hari, Minhyuk berniat untuk pergi ke rumah sang kekasih. Ia ingin meminta maaf padanya karena saat mereka berbelanja kemarin ia harus kembali ke tempat kerjanya. Salahkan sang ketua yang menelponnya di saat ia libur.

Minhyuk membuka pintu kamar sang kekasih dan menemukan Changkyun tertidur di pelukannya.

"Apa yang kalian lakukan?!" teriak Minhyuk. Tentu saja ia merasa marah. Melihat sang kekasih dan sang adik berpelukan di atas kasur.

Changkyun yang memang sensitif akan suara langsung bangun dari tidurnya. Ia menunduk takut melihat kakaknya yang sedang di puncak kemarahan.

"Ma-maaf hyung. Kami hanya-"

"Keluar! Keluar, Im Changkyun!" usir Minhyuk sambil menyeret Changkyun keluar dari kamar itu.

"Minhyuk! Apa yang kau lakukan?!"

Brak

Minhyuk membanting pintu kamar itu setelah berhasil menggiring Changkyun keluar.

"Seharusnya aku yang bertanya seperti itu pada mu!" balas Minhyuk.

Changkyun menatap pintu kamar Jooheon yang tertutup. Suara Minhyuk dan Jooheon yang saling membentak membuat Changkyun merasa sangat bersalah.

Ia semakin merasa bersalah kepada Minyuk karena ia merasa nyaman ketika tidur di dalam dekapan Jooheon. Ia tidak pernah merasakan tidur senyaman ini dalam beberapa bulan terakhir.

Setiap malam, ia selalu terbangun dari tidurnya. Entah karena sakit di kepalanya, sesak di dadanya, atau darah yang keluar dari hidungnya. Dan malam ini, Changkyun sama sekali tidak merasakan semua hal itu.

Flashback on

Ceklek

Changkyun membuka pintu kamar Jooheon untuk melakukan kebiasaannya. Namun ia tidak menyangka jika Jooheon masih terjaga. Tidak seperti malam-malam sebelumnya.

"Ada apa?" tanya Jooheon menahan tawa. Sepertinya ia tahu apa yang akan Changkyun lakukan. Pada jam seginilah Changkyun melakukan aksinya.

"Eum..." Changkyun mengalihkan pandangannya kesana kemari. Aksinya ketahuan oleh si pemilik kamar. Padahal ia sudah menahan diri dalam waktu cukup lama untuk tidak melakukan hal ini setelah Jooheon menyadarinya. Namun sial atau beruntung, ia malah ketahuan oleh si pemilik kamar itu.

"H-hyung, bolehkah.. Bolehkah aku tidur bersama mu?" tanya Changkyun gugup. Ia hanya mencari alasan. Dan ia yakin jika Jooheon akan menolaknya.

Jooheon tersenyum. Ia menggeser tubuhnya dan menepuk-nepuk tempat kosong yang berada di samping tubuhnya.

"Tentu. Kemarilah," ujar Jooheon.

Tidak ada salahnya Jooheon menyetujui permintaan Changkyun. Toh mereka sudah menikah. Lagipula, ia sudah lelah menghadapi keadaan pernikahan mereka yang sudah memasuki tahun kedua ini. Dan ia sudah berniat untuk menerima kenyataan dan mulai berbaikan dengan Changkyun. Untuk Minhyuk, mungkin nanti akan ia pikirkan kembali.

Changkyun sedikit terkejut. Ia berlari kecil menuju kasur yang berisi Jooheon di atasnya. Setelahnya, ia berbaring di samping Jooheon.

Changkyun melirik Jooheon yang sudah memejamkan matanya. Ia membawa badannya untuk menyamping dan mulai memperhatikan bentuk wajah sang suami.

Seperti biasa, Changkyun meninggalkan satu kecupan setelah puas memandangi wajah Jooheon.

"Ahhh," Changkyun terlonjak kaget ketika ia mendapati Jooheon yang menatapnya.

"Apa kau sudah selesai?" tanya Jooheon tanpa memutus pandangannya.

"Eumm,, itu..." Changkyun gelagapan. Ia sungguh merasa malu ketika kelakuannya ini kembali tertangkap basah oleh Jooheon.

"Kau demam," Jooheon menempelkan telapan tangannya di kening Changkyun.

"Tidak masalah. Panasnya akan turun setelah aku tidur," ujar Changkyun. Ia sudah biasa dengan demam ini. Walaupun tubuhnya terasa hangat, tapi ia merasa kedinginan. Yaa seperti itulah yang Changkyun rasakan.

"Jika hyung memeluk ku, itu akan jauh lebih baik," ucap Changkyun asal.

Grep

"Seperti ini?"

Changkyun kembali terkejut dengan perlakuan Jooheon yang menurutnya aneh. Mengapa lelaki yang memeluknya ini berubah 180° dari biasanya.

"Ne," Changkyun tidak ingin mempermasalahkan hal itu. Ia langsung membalas pelukan hangat yang Jooheon berikan dan menyamankan dirinya di dalam pelukan Jooheon.

Flashback off

•~•~•~•~•


Minhyuk

Im Minhyuk

Lelaki yang merelakan sang kekasih bertunangan dengan adiknya sendiri. Tidak ada hal yang paling menyakitkan di dunia ini selain mengorbankan perasaannya. Apalagi saat sang adik -Im Changkyun menyetujui perjodohan yang dilakukan oleh kedua orang tua mereka dengan bahagia.

Marah, kecewa dan sakit. Itu yang Minhyuk rasakan hingga sekarang. Marah karena kedua orang tuanya yang menjodohkan Changkyun bukan dirinya. Kecewa karena kedua orang yang ia sayangi malah mengkhianatinya. Dan sakit karena ia harus merelakan cintanya untuk orang lain. Apalagi saat ia melihat Jooheon dan Changkyun berpelukan di atas kasur.

Pikirannya kacau. Kesepakatan yang menjadi janji pernikahan di antara Changkyun dan Jooheon sudah mulai memudar. Janji yang dulu Minhyuk ajukan kepada Jooheon. Yaitu, Jooheon tidak boleh mencintai Changkyun sampai kapanpun.

Sekarang, ia sedang berada di ruang televisi. Menonton saluran apapun yang menurutnya menarik.

"Minhyuk hyung," panggil Changkyun pelan yang tidak dijawab apapun oleh Minhyuk.

"Eumm, maafkan aku, hyung. Itu tidak seperti yang kau pikirkan. Dan jangan marah kepada Jooheon hyung. Karena aku yang memintanya untuk tidur bersama," jujur Changkyun dan tetap berdiri tidak jauh dari tempat Minhyuk duduk.

Minhyuk menggretakkan bibirnya marah, "Kau menyebalkan"

"Maafkan aku. Hyung jangan khawatir. Tidak lama lagi aku pasti akan pergi,"

"Kapan? Cepatlah pergi. Aku bosan melihat mu," gerutu Minhyuk. Ia masih merasa kesal dengan perlakuan Changkyun yang sudah berani meminta ini itu dengan Jooheon.

"yaa sebentar lagi," ucap Changkyun pelan dan berjalan menjauh dari hadapannya.

"Ayo."

Minhyun menarik lengan Jooheon yang baru saja selesai dengan pakaian kerjanya. Ia segera membawanya keluar tanpa berpamitan pada Changkyun.

"Ahh aku melupakan ponsel ku," Jooheon meraba-raba saku celana dan jasnya yang tentu saja kosong. Ia menyimpan ponsel kesayangannya di dalam tas.

"Kau tunggu di mobil. Aku tidak akan lama," Jooheon mengecup dahi Minhyuk dan berbalik kembali masuk ke dalam rumahnya.

"Changkyun-ah kemarilah," panggil Jooheon setelah menutup pintu utama.

Changkyun yang sedang membereskan ruang tamupun terkejut mendengar suara Jooheon. Ia segera berjalan menuju sumber suara.

"Ada apa hyung? Apakah ada yang tertinggal?" tanyanya sambil berjalan ke hadapan Jooheon.

Chuu~

"Siapkan makan malam. Aku akan pulang cepat," ujar Jooheon setelah mencium dahi Changkyun. Setelahnya ia keluar meninggalkan Changkyun yang membeku di tempatnya.

Senyumannya merekah ketika ia seperti merasakan kupu-kupu berterbangan di perutnya. Sampai darah yang mengalir keluar dari hidungnya dan berjalan melewati bibir pucatnyapun sama sekali tidak ia sadari.






TBC

it's hurt •Jookyun ✔️Where stories live. Discover now