Tapi lagi, jangankan Soobin sebagai tetangga kamarnya, Cho Chanhyuk yang bertitel teman sekamar Beomgyu saja pun masih nihil hadirnya. Satu chat bertanyakan keberadaan kakak tingkatnya itu tidak dibaca oleh si empu dari Beomgyu. Pasti memang Chanhyuk yang sengaja menghindar dan Beomgyu sendiri tidak punya keberanian lebih untuk menghubungi lebih lanjut duluan, jadi, dia membiarkannya sampai sana—atau mungkin sampai Chanhyuk muncul sendiri suatu waktu nanti.
Meski bersikap seolah tidak memikirkan lebih jauh lagi ke depannya bagaimana, namun Beomgyu masih terus dipenuhi tanya; akan bagaimana ini? Namun secara mengejutkan kali ini Beomgyu tidak merasakan beban menyesakkan seperti sebelum-sebelumnya. Seperti... Beomgyu mungkin telah membayangkan beberapa kemungkinan yang akan terjadi namun pada akhirnya itu tetap berujung pada dirinya sendiri—yang artinya, apa pun itu akhirnya, Beomgyu akan sendiri lagi dan kali ini... dia tidak terlalu mempermasalahkannya.
Perasaan menyayangkan itu memang ada, jika pada akhirnya hubungan Soobin dan Beomgyu menjauh, namun Beomgyu tidak bisa melakukan apa-apa lagi selanjutnya selain move on lagi. Sebab Beomgyu pun tidak sampai hati untuk memaksakan perasaannya jikalau pun dia mau, dia pasti bisa.
Hanya saja untuk begitu... Beomgyu merasa tidak layak untuk memaksa. Untuk memperjuangkan apa yang telah renggang nyaris lepas.
Ya udahlah lagi, hidup gue kembali ya udahlah lagi, hahaha. So sad...
Menyedihkan dan sangat pasrah, tapi bukan berarti Beomgyu tidak pernah membayangkan jika seandainya dirinya dan Soobin bersama, semuanya bakal... no words, but wow... maybe his life will be so wonderfull.
Kembali ke waktu saat ini, yang mana Beomgyu tengah menghabiskan jam kosongnya sebelum kelas lainnya di perpustakaan untuk belajar atau sekadar membaca jurnal, meski sisa beberapa menitnya dia gunakan untuk melamun. Lama-lama suntuk juga, jadi Beomgyu pun beranjak turun keluar ruang belajar untuk sekadar membeli minuman dari vending machine di lantai dasar.
Ada seseorang yang tengah memakai mesin otomatis tersebut ketika Beomgyu datang, jadi Beomgyu mempersiapkan uang recehan sambil berjalan mendekat hingga seseorang itu mendapatkan minumannya dan berbalik.
"Beomgyu?"
Si empu nama tersentak dan menoleh cepat, "K-kak Jongho?"
"Udah lama gak ketemu ya?"
Beomgyu tersenyum kaku. Duh, ternyata bersikap seolah semuanya tidak terjadi apa-apa itu sulit, somehow he feels guilty even the older never gave much attention before.
"I-iya, lumayan... hehe," Beomgyu tertawa pendek setengah hati dan pilih memfokuskan diri memilih minuman. Kendati pikirannya sedang merangkai kemungkinan apa yang bakal terjadi berikutnya seperti apa yang bakal Jongho bilang—
"Lo jarang main ke kamar lagi semenjak punya roommate." kata Jongho, tenyata dia masih enggan beranjak. Malahan pilih membuka dan menenggak minumannya di sana.
"H-hahaha, enggak juga kok, m-mungkin kebetulan pas gue mau mampir tapi kamar kakak lagi sepi kelihatan kosong."
"Bisanya lo suka mampir malem-malem, jam-jam pas makan malam biar sekalian makan malam."
Bibir bawah Beomgyu digigit tanpa sadar. Mata dan tangannya mungkin fokus pada sekaleng kopi yang akhirnya dipilihnya, karena Beomgyu sudah lupa minuman apa yang kau dipesannya.
"Eh, gue nanya karena penasaran ya, bukan karena kenapa-napa,"
Beomgyu menoleh setelah mendapat kopinya. Meskipun bibirnya masih nyengir, tapi jantungnya sedang jumpalitan gugup—lagipula, memang tidak bisa buat biasa saja meskipun ini hanya Choi Jongho.
ANDA SEDANG MEMBACA
Click On ╏ C. Beomgyu (ON HOLD)
Fiksyen Peminat"...ada yang mau sama lo, tapi lo-nya gak mau. Giliran lo-nya mau, dianya gak mau..." -Yang Jeongin, 2020 Ini tentang Choi Beomgyu yang keder sendiri dengan kehidupan perkuliahannya bersama kisah cintanya yang jauh dari mulus seperti drama tapi juga...
49 : tossed around
Mula dari awal
