"Beomgyu makan dulu saja kalau belum makan. Kita baru selesai makan," Mama Yang berujar sambil berlalu. "Jeongin, temenin Beomgyu makan."

"Iya, Ma."

"Kalau mau ngobrol jangan berisik, Mama di ruang kerja Papa."

Jeongin mengiyakan pendek sebelum Mamanya pergi.

"Gue jadi ngerepotin." Beomgyu meringis.

"Tiap hari." Jeongin monoyor dahi Beomgyu membuatnya mengerang pelan. Tapi setelah itu, mereka beranjak ke dapur dan duduk berhadapan.

"Kok diem aja? Kenapa gak makan?" tanya Jeongin heran karena Beomgyu masih diam saja setelah makanan disajikan.

"Belum ditawarin, hehehe."

Jeongin langsung meraih sumpit makan Beomgyu dan menjepit potongan besar kimchi sebelum menjejalkannya ke mulut Beomgyu.

"Dah! Cepetan makan terus cerita, gak usah banyak tingkah. Keselek lu entar mati. Dibilangin jangan mati dulu, lo belum wisuda!"

Manyun Beomgyu tapi tetap mulai menyuap makanannya sementara Jeongin di depannya cuman melihati sambil bertopang dagu dengan satu tangan.

"Jangan bilang lo udah confess ke kak Soobin?"

"Iya, tadi habis kelas Pak Jonghyun gue—"

"OHOK OHOK! UHUUKKK!" Jeongin tersedak minuman tehnya, sampai muncrat-muncrat tuh.

"Kok lo kaget sih?!" Beomgyu berbisik keras.

"Ya lo pikir—" Jeongin terbatuk lagi dan menyeka mulutnya sebelum kembali berujar, "Maksudnya—gue pikir... gak akan secepat ini juga...?"

"Gue pikir juga begitu, tapi..." Beomgyu menggigit bibir ujung sumpitnya sejenak. "Tapi gak tahu... selama rentang waktu sebelumnya itu, gue mikir banyak hal... gue harus gimana? Baiknya gimana? Belum lagi soal kak Chanhyuk, gak mungkin kan gue ngebiarin dia gitu aja meski sekarang gue juga gak tahu dia ke mana. Tapi mungkin justru karena gue gak langsung ketemu dia setelah meledak-ledak itu, gue jadi bisa menata ulang perasaan gue pas suatu waktu nanti harus ngomong sama dia." papar Beomgyu, setelahnya dia kembali menyuap makanan.

Jeongin gak menyela setelahnya, dia tahu kalau Beomgyu belum selesai jadi dia menunggu sahabatnya sambil menyesap lagi tehnya.

"Terus soal kak Soobin—kenapa gue tiba-tiba confess... sebenarnya gue udah kepikiran mau begitu, pilihan gue adalah gue bakal confess entah gimana pun akhirnya. Soalnya gue udah frustasi banget sampai nangis kayak kemarin—argh, gue bahkan gak habis pikir sebenarnya kenapa gue bisa sampai kayak gitu padahal dulu sesukanya gue sama Minkyu, lebih banyak keselnya dibanding sedihnya.

"Dan karena punya pikiran itu, gue mulai sadar, gue gak bisa menahan diri terus. Gue punya pikiran; gimana kalau seandainya gue gak pernah jujur akan perasaan gue kemudian suatu hari gue lihat... kak Soobin akhirnya menemukan orang yang dia sayang... ngebayangin itu, gue gak sanggup ngebayanginnya.

"Gak perlu banyak penjelasan, gue pasti bakal sakit banget karena dia akhirnya nemu seseorang yang dia sayang ketika orang yang gue sayang justru sama orang lain lagi... menurut gue, itu jauh lebih buruk ketimbang gue akhirnya mengakui perasaan gue dan gak berbalas kemudian kita saling menjauh. Seenggaknya, kalau gue udah confess, dia udah tahu dan... kemudian di ujungnya, karena gue tahu kita udah hopeless, mungkin kita bisa menemukan seseorang lainnya lagi."

Setelah bicara panjang-lebar itu, Beomgyu kembali menyuap makannya. Memang sudah dingin, tapi rasanya tetap sama di lidahnya, lagipula Beomgyu juga gak berada dalam mood ingin makan sebetulnya meskipun lambungnya meminta sebaliknya.

Click On ╏ C. Beomgyu (ON HOLD)حيث تعيش القصص. اكتشف الآن