Taehyun menoleh ke sampingnya, merasa di perhatikan, dan benar saja, Hueningkai kini tengah menatapnya dengan tatapan datar. Tatapan yang seolah berkata 'Ngapain lo ngomong gitu?!'.

Lelaki itu menghela napas, dia mengalihkan pandangan ke arah Soobin.

"Ngomong-ngomong, Ban Jun—"

"Maaf telat! Jalanan tadi macet."

Yang di bicarakan baru saja tiba. Napas lelaki itu nampak tidak teratur, dengan pakaian yang di pakainya terlihat agak lusuh.

"Gak apa—"

"Udah biasa, gak perlu minta maaf."

Yeonjun yang mendengar ucapan pedas itu hanya bisa tersenyum kuda, sudah biasa baginya mendengar kalimat pedas itu oleh orang yang sama. Lelaki itu lalu duduk di samping Taehyun.

Taehyun memijit pangkal hidungnya, dia menatap seluruh orang di meja ini. "Seharusnya kalau kalian emang gak bisa, lebih baik gak usah di paksain. Kita bisa ketemu kapan aja."

Tahun belakangan ini, mereka jadi sangat jarang bertemu. Mengingat jadwal yang sangat padat, membuat keempatnya jarang ada waktu.

Semuanya sibuk dengan urusan dan kewajibannya masing-masing.

Mulai dari Yeonjun dan Soobin yang sibuk mengelola perusahaan masing-masing, serta Taehyun dan Hueningkai yang kini dalam masa-masa menyelesaikan study mereka.

"Enggak! Hari ini gue cuman ada meeting satu kali, terus udah," bela Yeonjun. Tanpa ijin lelaki itu mengambil minuman di atas meja lalu meminumnya hingga tandas, lantas mendapat pekikan protes dari sang empu pemilik.

"Bang Jun itu punya gue!"

"Aduh, ribet. Sana pesen lagi, gue traktir."

"Males."

Soobin hanya bisa terkekeh melihat perdebatan si sulung dan si bungsu yang masih terus berlanjut, dia mengalihkan perhatiannya kembali pada Taehyun. "Hari ini cuman ada beberapa berkas yang harus di tandatanganin, udah, setelahnya gue free buat beberapa jam ke depan."

"Yang udah jadi bos mah beda, ya," cibir Hueningkai. Rupanya dia sudah selesai berdebat dengan Yeonjun.

"Btw, kita cuman duduk di cafe doang, nih? Gak ada rencana ke mana gitu?" Hueningkai berceletuk. Lelaki itu lalu meminum minuman Taehyun, sang pemilik hanya bisa menghela. "Bosen gue, setiap hari liat tugas numpuk sama denger omelan dosen terus," lanjutnya.

"Gue sebenernya ada rencana, sih, mau ke mana."

"Ke mana?"

+×+

Pagi-pagi sekali, keempat orang sahabat itu sudah bersiap dan bergegas menuju suatu tempat. Tempat di mana dulu menjadi tempat bermain semasa kecil, dan menjadi saksi persahabatan mereka.

Bukit kecil, di pinggiran Kota.

Terhitung sudah lama sekali rasanya mereka tidak berkunjung ke sana. Terakhir kali ke sini, ketika mereka masih menginjak masa-masa perkuliahan semester awal.

Sebenarnya rencana ke sini di rencanakan untuk kemarin namun, tiba-tiba saja Yeonjun mendapat panggilan dari Asistennya, bahwa hari itu akan ada meeting lagi dari perusahaan yang akan mengajak bekerja sama perusahaan Yeonjun.

Alhasil, keempat sahabat itu membatalkan rencana mereka.

Besoknya, kebetulan adalah hari sabtu, dan di hari itu mereka sama-sama senggang jadi, pagi-pagi sekali mereka bersiap untuk pergi ke bukit kecil bersama.

[√] Can't You See Me? [END]Where stories live. Discover now