Enjoying~~~
Apa kalian berfikir Bale merasa kasihan dengan Kean? Tentu saja tidak.
Itu adalah nasibnya. Jika difikir kembali Kean tidak salah apa-apa. Yang salah adalah keluarganya yang mulai kehilangan akal kepintarannya.
Kean adalah pemuda yang memang polos menurutnya. Saking polosnya hingga membuat Bale ingin mencekiknya hingga mati. Kepolosan serta ketakutan yang melekat pada pemuda itu membuat ia tak bisa mengatakan fakta yang sebenarnya.
Ahh lupakan, itu sudah terjadi 3 bulan yang lalu. Bale terkekeh, benar sudah 3 bulan berlalu, itupun saat ia menghilang dari kehidupan Ignatius.
Saat ini ia tengah berada di atap gedung pencakar langit. Ia berdiri di antara pembatas atap, melihat ke bawah dimana manusia berlalu lalang seperti semut menurutnya.
Bale terkekeh.
Mengotak atik handphone canggihnya dan menghubungi seseorang.
"Halo." Bale tersenyum lebar menatap seseorang di layar telephonenya. Dia Areez kakaknya, Bale tidak bisa mendengar apa yang di ucapkan Areez karena ia telah membisukan suara dari telephon tersebut.
"Kau tau kak, aku begitu menyayangimu." Bale memposisikan handphone di tempat yang pas. Kemudian melangkah menuju pembatas.
"Kak, ada rahasia yang perlu kau ketahui."
"Aku bukan Bale asli."
Setelah itu Bale meloncat dari pembatas itu, gedung dengan ketinggaian 89 tingkat itu berhasil membuat Bale terbunuh.
Areez? Ia membeku. Dunianya seolah terhenti. Setelah 3 bulan lamanya tidak mendengar kabar dari adiknya, dan setelah mendapatkan kabar ia malah melihat hal yang membuat hidupnya terombang ambing.
"TIDAKK BALEERICKK!!!!"
END.
YOU ARE READING
Baleerick ✔ TERBIT
General Fiction( Beberapa part di hapus demi kepentingan penerbit) Seorang pemuda yang pandai menipu dengan segala topengnya. Berpindah jiwa ke tubuh pemuda yang mudah di rundung dan juga lemah. Segala peristiwa dan kejadian yang di alaminya, membuat kehidupan pe...