10.

25.4K 3.5K 114
                                    

Enjoying~






"Bisakah kau berhenti mengikutiku!" sentak Bale, ia menatap sengit pada pemuda yang terus saja mengikuti nya sedari tadi.

Claude hanya menatap datar Bale, "Kau adalah temanku," ujarnya.

"Kenal?" tanya Bale malas.

"Claude Anderson, itu namaku," balas Claude mengenalkan diri.

"Aku tidak bertanya namamu!" Bisakah Bale menenggelamkan pemuda yang bernama Claude ini di tengah laut?

"Kau harus tau."

"Kenapa juga aku harus tau!? Kau bukan tokoh penting dalam hidupku!"

"Kau adalah temanku."

Bale menggertakkan giginya, tangannya terkepal ke atas tepat ke depan wajah Claude. "Kau lihat ini? Mau ku hajar wajah jelekmu itu?"

"Suka atau tidak, kau tetap akan menjadi temanku..." Claude langsung pergi setelah mengatakan itu.

Habis sudah kesabaran Bale, dengan sengaja dia mendorong seorang siswi yang sedang berjalan melewatinya hingga siswi tersebut terjatuh.

Bale tak menolongnya, melainkan langsung pergi dari sana dengan mood yang tambah buruk. Astaga ketenangannya terganggu, bagaimana bisa ia terjebak dengan orang-orang aneh di sekitarnya.

'Astaga bagaimana bisa si cupu itu melakukan hal jahat seperti itu'

'Benar, apa dia tak pernah di ajarkan sopan santun oleh orang tuanya?'

'Ck, siapa yang tau jika ternyata orang tuanya membuangnya pfft'

'Kau benar, mungkin orang tuanya merasa malu memiliki anak yang memalukan'

'Sstt jangan keras-keras bagaimana jika dia mendengarnya'

'Biarkan saja, biar dia tau diri dan pergi dari sekolah elite ini'

"Aku mendengar nya sialan!" Bale berteriak ke arah dua gadis yang membicarakannya. Bedebah tengik! Bisakah ia tenang!

Dirinya sedang berada di lorong menuju kantin, disana terdapat banyak murid yang berdiam diri. Otomatis apa yang di lakukan nya nanti akan di lihat banyak orang.

Tetapi Bale peduli, ia tetap akan memberikan perhitungan pada siswi sialan itu. Pandangannya melihat sekitar, dan terhenti pada tongkat baseball yang berada di samping pintu kelas.

Bale menyeringai tipis, ah... Ia akan bersenang-senang, dengan langakan pelan Bale berjalan mendekat ke arah dua siswi tersebut.

Dua gadis itu menatap Bale takut-takut, wajah Bale sangat tak bersahabat. Sementara murid yang lain hanya melihat penuh minat, Didalam di benak mereka adalah, bagaimana cara anak cupu seperti Bale membalas cibiran yang di tunjukkan kepada dirinya.

Bale memegang kuat tongkat itu, dengan cepat ia memukul tepat pada salah satu wajah gadis tersebut.

Dengan sekali pukulan gadis itu terjungkal, dari hidungnya mengalir darah, kedua bola matanya juga memerah dengan pekat, bibirnya juga terlihat sobek di bagian ujungnya.

Di lihat dari penampilan gadis tersebut bisa dibayangkan betapa kuatnya Bale memukulnya. Ia tak peduli meski yang di pukul nya seorang perempuan.

Itu salah mereka karena salah mencari lawan, meski mereka seorang gadis, itu tak bisa menutupi jika mereka menjijikkan. Menghina seseorang dengan terang-terangan, itu adalah resiko yang harus mereka dapat.

Jangan hanya karena mereka seorang gadis,Bale tak bisa melakukan hal seperti ini.

"Kau lihat dia?" tanya Bale kepada siswi yang tadi menghinanya. Siswi tersebut jatuh terduduk dengan tubuh bergetar.

"Kalian lihat dia!!?" teriak Bale kepada seluruh murid yang berada di lorong itu.

Ia tak peduli jika identitasnya terbongkar, sudah cukup moodnya buruk hari ini. Dia butuh pelampiasan, ia menyeringai menetap gadis yang tengah bergetar itu.

"Ingin melihat si cupu ini berbuat jahat. Hm? Akan ku tunjukkan..."

Bale menendang wajah siswi tersebut. Setelahnya, Bale memukul kedua kaki siswi itu membabi buta.

Bugh

"ARGHH MAMA!!"

"MAMA HIKKSS TOLONG MAMA!"

"KAKIKU MAMA! HIKS ARGHH!!"

Teriak histeris siswi itu, bunyi retakan tulang patah terdengar dari di indra pendengaran mereka. Mereka yang ada disana tidak ada yang berani menolongnya.

Terlalu takut pada Bale yang menyerang tanpa ampun.

Setelah puas memukul, Bale beralih pada siswi satunya. Ia melihat jika gadis itu tengah menangis dan meraung.

Merasa terganggu Bale memukul kepala siswi tersebut hingga gadis itu pingsan dengan darah yang mengalir dari kepala nya yang terluka.

Banyak para siswa maupun siswi yang melihat kejadian itu. Namun tak ada satupun dari mereka yang ikut campur atau menolong keduanya.

Bahkan para guru pun terdiam seketika. Apalagi setelah menerima kabar dari kepala sekolah, Jika Bale adalah putra bungsu dari junjungan mereka.

Sekolah menjadi riuh akibat perbuatan Bale, pemuda itu sedang dalam mood buruk kalian tau?

.

.

"Minggir!" titah Claude membuat murid yang menghalanginya menyingkir.

Ia melangkah ke arah Bale, bisa dia lihat wajah tak mengenalkan pemuda itu.

Dengan cepat ia mendekat dan mengangkat Bale kedalam gendongannya. Bale yang memang sedang di landa kekesalan hanya menoleh saat Claude mengangkatnya.

Biasanya ia akan mengamuk, namun ia harus tahan. Bale menyenderkan kepalanya di leher Claude, sebelum itu mengacungkan jari tengahnya kepada seluruh murid yang menyaksikan kejadian tersebut.

"Berani hina aku lagi?" ancam Bale, ia menggerakkan tangan ke lehernya secara perlahan. Mereka yang melihat itu menelan ludah kasar.

Ingatkan mereka jika nanti harus berhati-hati dengan Bale.

"Pulang," lirih Bale. Setelah kejadian tadi, ia malah mengantuk. Sial, kenapa berada di dekapan pemuda asing ini ia malah merasa nyaman.

"Hmm..."

"Awas aja kalau kau malah nyulik Aku!" ujarnya mental sengit Claude. Sialnya tatapan itu malah Membuat Bale berkali lipat lebih menggemaskan.

"Hm."

"Ham hem ham hem, dasar es batu! Ya tuhan, tolong singkirkan manusia modelan macam ini," cibirnya.

Setelah itu ia mengalungkan tangannya ke leher Claude, mencari posisi dan kemudian tertidur. Ah dia merasa lelah hanya karena mood yang buruk.

Mungkin ke belekangnnya, ia harus makan yang banyak jika sedang keadaan seperti itu lagi. Bale harus memastikan nutrisi dan staminanya cukup.

Mengingat jika tubuh ini lemah, bangsatnya juga keluarga setan itu tidak memperbolehkankannya nge-gym.

Kalau macam itu cerita, bagaimana mana bisa dia kuat, keluarga itu juga licik. Mereka bahkan menempatkan penjaga yang ketat, ia tidak punya ruang privasi sendiri.

Ingin rasanya ia membantai keluarganya, tapi ia urungkan. Nanti siapa yang akan mencarikanya uang untuk makan? Siapa yang akan memandikan dan memanjakannya.

Bale hanya ingin menikmati kehidupan keduanya, menjadi orang kaya tanpa bekerja keras seperti dulu.

Lumayan lah, dia punya babu tanpa di bayar.

Tbc





( ͡° ͜ʖ ͡°)




Baleerick ✔ TERBITWhere stories live. Discover now