8.Murid baru

1 1 0
                                    

"Katanya ada murid baru, tapi dari tadi gue ga liat tu," kata Ana celingukan.

"Iya, lo boong ya Des," tuduh Natra.

"Enggak lah beneran gue," balas Desta.

"Mungkin ga keluar kelas kali, biasanya suka malu, anka baru," kata Anggun.

Kini mereka sedang menuju ke kantin, dengan mengibah yang katanya ada murid baru, tapi dari tadi nggak liat batang hidungnya.

"Lo sama Desta yang pesen makan, biar gue sama Ana yang cari meja." Perintahnya pada Anggun dan menarik Ana untuk mencari meja.

"Kaya biasanya aja," imbuh Ana.

Jika tidak begini mereka tidak akan mendpatkan meja.

"Disini ajalah Nat," kata Ana menemukan meja kosong.

"Oke," kata Natra setuju.

Natra dan Ana duduk menunggu pesanan mereka, Natra memainkan handphonenya, sedangkan Ana memutar-mutar sumpit yang afa didepannya.

"Eh Nat nat, si Ghaaziy sama sipa tu," kata Ana heboh.

Natra mengikuti arah pandangan Ana, ia melihat Taruki berjalan menuju kantin dengan teman-temannya. Tapi ada yang berbeda kali ini, ada ceweknya.

"Siapa tu cewek, kok gue belum pernah lihat," batin Natra.

"Apa itu murid barunya, tapi kok bisa deket sama Taruki," batinya lagi menebak-nebak.

"Nat si Tuki sama siapa tu?" tanya Ana.

"Gue juga ga tau," balas Natra.

"Ni guys makanannya udah dateng," kata Anggun membawa nampan berisi makanan mereka.

Sedangkan Desta membawa minumannya.
"Ni ambil satu," titahnya.

"Sha," sapa Taruki.

Mereka mengalihkan atensinya pada Taruki. "Kenapa," tanya Natra manaikan satu alisnya.

"Lo tau nggak dia siapa?" tanya Taruki menunjuk cewek sebelahnya.

"Siapa?" tanya Natra.

"Masak lo nggak inget gue sih," cewek itu membuka sura.

"Dia gita," kata Taruki menjeda ucapannya.

"Teman kecil kita, yang difoto waktu itu," lanjutnya lagi.

Natra sedikit terkejut mendengar ucapan Taruki barusan, tapi ia kembali menetralkan wajahnya.

"Lo nggak kangen sama gue." Kata Gita memeluk Natra.

Natra sebenarnya ia ongah membalas pelukannya tapi terpaksa. Gita melepaskan pelukannya dan berkenalan dengan yang lain.

Mereka berada disatu meja sekarang.

"Kok lo bisa sama Tar-, eh maksud gue Ghaaziy," tanya Natra.

"Panggil Taruki aja gapapa, gue juga udah tau kali," jawab Gita dengan kekehan.

"Jadi gue tu sekelas sama Ghaaziy," jawab Gita.

Entah mengapa hati Natra tidak terima jika Gita ada lagi disisni, apalagi sekarang satu kelas sama Taruki.

Bel pulang sekolah sudah berbunyi dari tadi, tapi Taruki belum keluar juga, mungkin sedikit telat.

"Eh Sha," kata Taruki yang baru saja datng diparkiran.

"Lama banget si," keluh Natra.

"Biasa lah Nat, Pak bomis kurupsi wakatu," kata Nandu.

"Eh hari ini lo pulangnya dianterin Nandu dulu ya," suruh Taruki.

"Kenapa," tanya Natra.

"Gue mau nganterin Gita, dia belum paham daerah sini," jawab Taruki.

Entah mengapa jawaban Taruki membuat hatinya mencelos.

Tanpa persetujuan darinya Taruki langsung pergi dengan Gita begitu saja.

Diperjalanan pulang Natra hanya diam tidak bersuara. "Nat lo kenapa, diem diem baek dari tadi," tanya Nandu sedikit bercanda.

"Gapapa," jawab Natra.

"Lo nggak usah khawatir, dia nggak bakal bisa ngrebut Taruki dari lo" kata Nandu seolah tau isi pikirannya.

"Gue juga nggak suka sama dia, sok caper banget sama Taruki," sambung Nandu dengan nada tidak suka.

"Tapi baru sehari dia dateng, perhatian Tuki sepenuhnya teralihkan dari gue," kata Natra lesu.

"Lo tenang aja, Ghaaziy ngalakuin itu cuma karna kasihan, bukan peduli," tutur Nandu menyakinkan Natra.

Natra hanya menganggukkan kepalanya saja.









See you again💙

yesterday and todayOn viuen les histories. Descobreix ara