"aku turun tadi, dilantai bawah ada yang menjualnya"

"trimakasih, aku akan menggantinya" ujarku basa-basi, nyatanya aku tidak memiliki cukup uang untuk menggantinya, karena uang jajanku tidaklah banyak

"jangan khawatir, duduklah nyamankan dirimu"

Aku menuruti perkataannya, entah kenapa.

dia memang seorang anak yang terkenal sangat baik bahkan sejak awal kita masuk SMA sudah banyak yang menganguminya karena sikap hangatnya, termasuk aku.

namun aku berusaha untuk selalu menjauhinya karena hidup kita klewat berbeda. aku hanya mencoba bersikap tau diri, dia memiliki kekasih yang sudah terlihat dekat dari mereka smp dan sekarang kita duduk di kelas XII, seperfect itu bukan lelaki disampingku ini,

dan jika kalian pikir kekasihnya adalah wanita jahat sok cantik dan menyebalkan kalian salah besar, karena justru yang membuatku semakin minder adalah kekasihnya merupakan wanita yang sangat cantik dan juga baik hati, awalnya kupikir ia hanya seorang yang munafik nyatanya pikiran kotoku ini membuatku semakin jauh dari levelnya, menjadi anak orang kaya yang cantik, tidak sombong, pintar dan humble, sempurna bukan?

Yaaaa mereka berdua adalah pasangan sempurna.

Sebenarnya kita tidak begitu akrab, namun dengan segala caranya ia bisa membuatku dengan mudah menanggapi ceritanya yang sebenarnya tidak terlalu penting untuk dibahas, namun sepertinya ia sedang berusaha mengakrabiku














Kita telah menghabiskan ramen yang kita masak tadi karena hanya ada ramen di apart jeno,

Entahlah mengapa hari ini rasanya sungguh menyenangkan, padahal diluar petir masih sangat bersemangat saling bersautan

"sepertinya hujannya baru akan reda besok pagi jika dilihat dari perkiraan cuaca diinternet, apa orangtuamu tidak mencarimu?" tanyanya padaku yang masih memandangi jendela dengan coklat panas di tanganku

Mendengar pertanyaannya membuatku meremat ponselku yang sedari tadi tak ada pesan satupun dari ibuku.

kujawab dirinya dengan gelengan dan senyum kecut

"nari ssi, kau bisa tidur dikamar, aku bisa tidur di sofa" tawarnya

"tidak lee jeno, aku bisa pulang dengan taksi," ujar sedikit ragu mengingat sebenarnya aku juga tidak ingin pulang,

"hujannya sangat deras, bahkan menurut info di internet beberapa jalan ditutup karena angin"

Aku tidak menjawab kata-katanya yang terakhir sebelum akhirnya ia memasuki kamarnya setelah ada panggilan masuk, mungkin kekasihnya

Aku memilih duduk menghangatkan diriku dengan coklat meski tidak begitu membantu, setidaknya rambutku sudah kering.

Jeno keluar dari kamarnya menuju lemari es. untuk apa dicuaca yang dingin seperti ini ia berfikir untuk membuka lemari es,

Ah ternyata ia mengambil 2 botol soju, lalu berjalan ke sofa tempatku berada

"kita minum saja, udaranya terlalu dingin, kita perlu menghangatkan diri"

Aku bukan anak kecil, aku wanita dewasa yang tau akan segala kemungkinan, meski aku tidak banyak bergaul dengan orang.

"tapi bukannya usia kita belum legal?"

Ia hanya tersenyum mendengar pertanyaanku sembari membuka botol soju itu dan menuangkannya kedalam sloky untuk ia tenggak,

Tak ada pilihan lain, akupun ikut meminumnya karena tubuhku memang membutuhkan itu, cuacanya sangat dingin malam ini.













One Night Series x NCTWhere stories live. Discover now