6

4.9K 974 124
                                    

Johnny melirik kearah Lisa yang sedang memeriksa buku pelajaran Mark.
Wanita itu menaruh atensi sepenuhnya pada si bungsu Suh dan tak menoleh sama sekali pada Johnny.

"Belum selesai?", Johnny mulai mencari perhatian.

"Sebentar lagi...", wanita itu menunjuk kertas tabel pada Mark,"Kau hanya lemah di biologi dan kimia.. lebih baik fokus kepelajaran sains saja dulu".

"Aku tidak suka menghitung tabel huruf itu…".

Melihat Mark yang benar benar pasrah, membuat Lisa kasihan juga.
"Ya sudah.. aku sudah periksa semua. Lanjutkan jadwalmu sendiri sekarang..".

Johnny menoleh tak paham,"punya jadwal apa bocah ini?".

"Tanding game dengan Jeno..".

"Siapa lagi Jeno itu?".

Lisa menepuk paha Johnny,"tugasnya sudah selesai dan biarkan dia bersenang senang, Tuan Suh".

"Aku kan hanya tanya sia-".

"Mark.. jatah pertandinganmu hanya sampai jam 10 malam.. ingat?", Lisa memotong ucapan Johnny.

"Siap!!! Selamat malam Hyung.. Noona!!".

Mark mengacungkan jempol nya sebelum berlari ke kamar. Lisa membantunya lolos dari rentetan pertanyaan Johnny.

"Kenapa sekarang terlihat kau melindungi nya?", Johnny menoleh sebal.

"Dia tidak melakukan kesalahan.. apa nya yang melindungi?".

Oh lihat. Johnny perlu memberi tanda merah karena wanita yang duduk disamping nya ini selalu pintar bermain kata.

"Untuk kali ini.. kau dimaafkan", telunjuk panjangnya mendorong dahi Lisa.

"Hahahaha.. baiklah.. ini masih jam 8, aku mau belanja dulu", Lisa berdiri namun Johnny menatapnya bingung.

"Ada apa? Kenapa melihat ku seperti itu?".

"Kau tidak menyuruhku menemani mu?", pria itu bertanya dengan raut tak percaya.

"Kenapa harus? Aku masih punya dua kaki..", setelah mengatakan itu Lisa baru paham,"aaahh... kau ingin menemani ku belanja?".

Pria itu reflek berdiri,"Kalau kau memaksa seperti ini.. baiklah, kutemani".

"Bagian mana aku memaksamu?!!".

Johnny tak mau dengar. Dia masuk kamar mengambil jaket dan dompet lalu menarik tangan Lisa.

"Ayo pergi.. Nyonya..".

.

"Ayo sebelah sini, Tuan Suh...".

Ah.. Johnny menyesal. Seharusnya biarkan saja Lisa belanja sendiri.
Sekarang dia ditarik kesana kemari untuk mencari barang di list belanja.

Sebenarnya tak masalah, hanya saja sekarang dia dibagian rak barang barang khusus wanita.

Sungguh, tak masalah. Dia sama sekali tak keberatan bahkan saat Lisa menyuruhnya mengambil pembalut di rak bagian atas dan dia keliru mengambil pantyliner.

Tentu saja keduanya berdebat dan Johnny dengan pede nya bilang,"bentuknya sama sajaa".

Yang pria itu keluhkan adalah sorot mata orang orang yang melihatnya. Apa mereka baru saja pertama kali  melihat seorang pria salah mengambil panty-apa tadi?

"Ini sudah..?".

Lisa mengangguk,"Sudah.. tapi tunggu sebentar, aku ke toilet dulu. Setelah ini kita ke kasir".

Johnny hanya mengangguk dan Lisa sudah berlari pergi.

"Tuan.. silahkan ke no.2 disana sudah tidak ada yang antri".

Love ThemWhere stories live. Discover now