24. Tantangan

1.8K 274 24
                                    

『ImaushiWakasa』

「Sτสrτ」

▶ ●────────亗













Wakasa melihat (name) dari atas ke bawah, sementara (name) yang terus di perhatikan menjadi risih. Setelah Tanya terbitlah Wakasa. Jika Tanya tak masalah lah (name) sudah biasa tapi Wakasa?

(name) bahkan sudah mengecek seluruh tubuhnya berharap mendapat sesuatu yang aneh hingga Wakasa harus menatapnya seperti itu namun tetap saja (name) tak mendapat apa-apa. Tak ada yang aneh. Hingga akhirnya (name) menyerah, ia mulai menatap balik Wakasa.

"Cukup sudah, kenapa kau menatap ku seperti itu? Ada yang salah?" Tanya yang sedang makan saja langsung menoleh ke arah Wakasa saat mendengar nada suara ibunya yang agak seram.

"(name) gini loh aku mau tanya" Wakasa lantas maju dan duduk lebih dekat dengan (name), awalnya niatnya begitu tapi Tanya yang melihat Wakasa menyentuh Ibunya langsung saja tangan Wakasa di pukul pakai botol susunya.

"Auhh amu auuhh"

Tanya menarik piring kecilnya yang berisi roti susu lalu duduk di depan (name). Berniat menjadi perbatasan antara Wakasa dan (name). Ia lalu menyandarkan badannya ke tubuh (name) lalu menatap Wakasa dengan mata melotot.

"ndak boyeh"

Tanya menggerakkan telunjuknya di depan Wakasa, sementara Wakasa hanya tersenyum dan mengangguk singkat. Keduanya kembali fokus ke topik awal.

"Jadi gini loh, makam keluarga Ibuku kan ada di Tokyo. Nah, makam keluarga mu juga ada di Tokyo kan?" (name) mengangguk.

"Nah, kenapa nggak bekal baju?" Tanya lalu mendongak, melihat kedua orang dewasa itu saling pandang. Dia nggak paham banget sih sama apa yang di bicarakan tapi yang dia tahu kalau sampai Wakasa nyentuh Mamanya itu baru masalah buat Tanya.

"Ngapain bekal baju? Kan bisa nanti kita pergi pagi nih kan, nah pulang sore aja" Wakasa lalu menggelengkan kepala, ia lalu menunjuk Tanya.

"Nggak kasian kamu sama Tanya? Mau di bawa pulang pergi gitu dalam sehari?" (name) bungkam. Sementara Tanya yang namanya di bawa-bawa cuman bisa bolak balik natap Wakasa dan (name).

"Ya, betul juga sih. Tapi rumah ku kan masih kotor, darahnya pasti nempel sih malah aku nggak yakin kalau darahnya bisa lepas" Wakasa mengerutkan dahinya, ia lalu berdehem singkat dan tersenyum canggung menatap (name).

"Maksud aku, kau bisa nginap di rumah ku. Nggak sih emang niat awalku mau bawa kalian nginap di sana" (name) lantas merotasikan matanya malas. Lalu menatap Wakasa nggak suka.

"Ngapain aku harus nginap di rumah mu?" Wakasa kembali mengerutkan dahinya, ia lantas menelengkan kepala nya.

"karena kau istriku"

(name) tersenyum licik, ia memeluk Tanya dan mencium pipi anaknya lalu menatap Wakasa dengan tatapan menantang.

"Oh iya? Oke kita gini aja deh Waka"

"Kalau Tanya udah nggak kemusuhan lagi sama kamu baru aku akan maafin kamu, tapi kalau Tanya tetap nggak suka sama kamu Wakasa. Yaudah aku juga nggak" Wakasa lalu terdiam. Dia ngelihat ke arah Tanya yang kini kesenangan di peluk mamanya.

Wakasa mengangguk meng-iyakan. Tanya itu anaknya sendiri, lama-kelamaan pasti bakalan luluh ke Wakasa. Tinggal nunggu waktu aja.

"Oke, deal ya?"

Married by Accident [Imaushi Wakasa][✅] Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin