16. Berpisah

1.7K 290 121
                                    

『ImaushiWakasa』

「Sτสrτ」

▶ ●────────亗

Wakasa menghembuskan asap rokoknya ke udara, menambah polusi udara saja. Mencoba menenangkan pikirannya, banyak hal yang berkecamuk di dalam kepalanya saat ini. Wakasa selalu teringat akan kata-kata dari (name).

"Ah, bajingan"

Wakasa tak tahu apa alasannya ia emosi. Memukul pilar bangunan yang tak bersalah sampai-sampai tangannya berdarah. Namun ini tak mempan, Wakasa masih merasakan perasaan aneh di dalam hatinya.

"Wakasa, kali ini kebodohan apa yang kau perbuat?"

Suara tenang itu memasuki indra pendengaran nya. Membuat Wakasa menoleh dan menatap datar Shinichiro-si pemilik suara.

"Siapa yang menyuruh mu kemari, Shinichiro" Shinichiro mengangkat alisnya dan terkekeh kecil saat mendengar nada marah dari Wakasa.

"Istrimu menelpon ku Wakasa, katanya sudah empat hari kau tak pulang" Shinichiro duduk di sebelah Wakasa, ia memperhatikan sekeliling Wakasa yang sudah penuh dengan putung rokok

"Jadi Wakasa kutanya kan sekali lagi, kali ini kebodohan macam apa yang kau perbuat, lagi?" Shinichiro mengambil kotak rokok yang sudah tergeletak, membukanya dan kosong. Ia lalu mencoba mengambil kotak yang lain dan sama-semuanya kosong.

"Mana yang masih ada isinya?" Wakasa menoleh, melempar satu kotak yang masih ada isinya dan di tangkap dengan baik oleh Shinichiro.

"Waka, cerita"

Wakasa masih terdiam, ia menghela nafas pelan. Jujur, dirinya bingung ingin memulai dari mana. Melempar putung rokok ke tanah dan menginjak nya. Kembali menghidupkan sebatang rokok, kegiatannya selama empat hari hanya seperti itu saja---berulang-ulang.

Anehnya, ia masih bertahan hidup hanya dengan air mineral dan roti saja.

"Aku bingung ingin mulai dari mana, Shin. Astaga kepalaku pusing" Wakasa memijit pelipisnya. Sekali lagi membuang putung rokoknya. Shinichiro yang melihat Wakasa membakar rokoknya (lagi) lantas mengambil batang rokok itu dan membuangnya.

"Cerita padaku Waka, jangan begini. Kau seharusnya memikirkan anak istri mu di rumah" Shinichiro mengibaskan tangannya yang terkena api rokok. Lumayan menyakitkan juga. Sementara Wakasa hanya diam memperhatikan.

"Kau tahu Shin, Yuu, suaminya sudah meninggal" Wakasa tersenyum kecil, dapat Shinichiro lihat itu. Perkataan gamblang temannya itu entah kenapa memancing emosinya, tetapi Shinichiro harus tenang. Ia harus berada di tim netral.

"Apa kau berfikir kalau kau punya ruang untuk mengisi kekosongan yang dirasakan Yuu sekarang?" Shinichiro menyandar ke pilar di belakangnya, memperhatikan raut wajah Wakasa dari samping.

"Kenapa tidak, jika aku berusaha" gumaman lirih yang masih bisa di dengar dengan baik oleh Shinichiro. Ah, sial. Shinichiro semakin kesal rasanya. Dia bisa saja meninju Wakasa hanya saja Shinichiro tahu itu tak akan berdampak apa-pun kepada temannya ini.

"Jadi, (name) mau kau kemana kan?" Shinichiro selesai dengan satu batang. Kini ia diam saja, menunggu jawaban dari Wakasa namun ternyata pria itu tetap diam.

Married by Accident [Imaushi Wakasa][✅] Where stories live. Discover now