"Haha, kau kan pintar. Cari tahu sendir-"

DOR! DOR!

Belum sempat seseorang itu menyelesaikan ucapanya, Lucas langsung melesatkan dua tembakan tepat di dada kanan dan kiri pria itu.

"Bajingan," umpat Lucas.

Suara tembakan Lucas berhasil terdengar oleh anak buah Lucas, mereka langsung mencari sumber suara dan menemukan Lucas yang masih berdiri sambil menggenggam pistol.

"Maafkan keteledoran kami tuan," ucap salah satu anak buah Lucas. Sedangkan Lucas menatap datar orang-orang itu.

Detik selanjutnya, Lucas langsung berjalan untuk memasuki rumahnya. Tidak lupa membawa segelas air agar tidak dicurigai oleh Ella yang masih di dalam kamar.

"Luc, apa tadi kau mendengar suara tembakan?" Tanya Ella pada saat Lucas membuka pintu kamar.

"Tidak." Jawab Lucas.

"Tapi aku mendengarnya beberapa kali," ucap Ella.

"Mungkin efek dari mengigau mu." Canda Lucas.

"Ck, jangan menggodaku." Ella berdecak kesal pada Lucas.

"Aku tidak menggodamu."

"Ah terserah dirimu saja," ucap Ella yang kembali menyelimuti tubuhnya hingga menutupi kepalanya. Sedangkan Lucas tersenyum tipis, hampir tak terlihat.

_____

Sedangkan ditempat lain, seseorang yang tampak kesal saat melihat anak buahnya berhasil dibunuh oleh Lucas. Mengapa bisa tahu? tentu saja orang itu sudah memasang alat perekam kecil dan GPS dibalik pakaian pria yang dibunuh Lucas.

Dengan begitu orang tersebut dapat melacak keberadaan Lucas, meskipun anak buahnya mati.

Masih dengan raut wajah marahnya pria paruh baya itu menggebrak meja dan kedua pipinya pun bergetar karena menahan emosi yang hendak meluap-luap.

"Sudah ku duga, pasti kau pelakunya bajingan," ucap pria paruh baya itu dengan sendirinya.

"Aku berjanji, aku akan membunuh mu dengan tanganku sendiri." Lanjutnya.

______

Kembali lagi dengan Lucas yang kini malah sibuk mengotak atik layar komputernya. Padalah jam masih menunjukkan pukul 3 dini hari.

Karena saking fokusnya hingga Lucas hampir tidak sadar bahwa handphonenya sedari tadi bergetar. Hingga cukup lama ia baru sadar dan mengangkat telfonnya.

"Bagaimana?" Tanya Lucas.

"Aku baru saja mendapatkan informasi tuan," ucap seorang pria yang diduga anak buah Lucas.

"Katakan." Perintah Lucas.

"Sesuai dengan bukti yang kami dapatkan, bahwa orang yang telah menembak mobil anda dan orang yang menyelinap di rumah anda adalah orang yang sama," ucap orang dibalik telfon dengan panjang lebar.

"Siapa dalang semua itu?" Tanya Lucas.

"Kami belum tahu tuan, tapi kami menemukan GPS dan alat perekam yang terpasang dibajunya."

"Sialan," ucap Lucas lalu mematikan telfonnya sepihak.

Pria itu terus menerus berkutat di depan layar komputernya sampai-sampai tidak sadar hari sudah pagi. Dan Lucas belum tidur sama sekali.

Alhasil ngantuk pun harus menyerang pria itu, tanpa menunggu lama lagi ia pun langsung menuju ke tempat tidur padahal sudah hampir jam 6 pagi. Bahkan pria itu tidak ada niatan untuk berangkat beker, bukan karena takut kejadian tadi malam, tapi karena ia malas dan ingin tidur sepanjang hari.

Lucas yang baru saja memejamkan matanya harus kembali terbuka saat Ella menggerak gerakan lengan Lucas.

"Bangunlah, kau harus bekerja," ucap Ella yang tidak tahu kalau Lucas baru saja ingin istirahat.

"Diamlah, aku tidak ingin bekerja hari ini." Jawab Lucas cepat dan lanjut memejamkan matanya.

"Kau tidak boleh seperti itu," ucap Ella lagi.

Tidak ada jawaban..

"Luc, bangun!"

"Aku baru saja menyelesaikan pekerjaanku, jadi biarkan aku tidur," ucap Lucas yang kesal sambil menunjuk layar komputer yang masih menyala.

Ella pun langsung tersenyum kikuk sambil menatap komputer diatas meja.

______

Jangan lupa tekan vote dan komen

A Mafia Da Costa [TAMAT] Where stories live. Discover now