Baik Leona, Nalla maupun Darren kini melihat ke sumber suara, di mana Alan yang baru saja datang kini berjalan dengan tergesa-gesa dan langsung memeluk Istrinya, Nalla.

"Kamu gak apa-apa kan sayang?" tanya Alan lembut kepada Nalla.

Nalla menggeleng, "Aku gak apa-apa kok, Mas." jawab Nalla.

Alan terus menatap Leona dengan wajah penuh kebencian. Perlahan, ia melepaskan pelukannya dari Nalla, lalu menatap lurus pada Leona.

"Ada masalah apa sampai-sampai kamu ke sini dan menganggu Istri aku!" tanya Alan dengan tajam pada Leona.

Leona melipat kedua tangannya di depan dada, lalu tersenyum remeh. "Langsung to the point aja ya, Gibran masih suka sama Nalla sampai sekarang, dan pernikahan aku hancur berantakan itu semua karena Nalla!"

"Mas, aku bahkan gak tau kalo Gibran suka sama aku. Aku pikir selama ini dia deketin aku hanya sebagai teman, dia juga gak pernah nunjukin kalo dia Benar-benar suka sama aku." jelas Nalla sambil berkaca-kaca.

Alan menghela napas kasar, matanya tak lepas menatap kebencian pada Leona. "Aku gak peduli, mau Gibran atau siapapun suka sama Istri aku," Alan menjeda kalimatnya sambil menatap Darren sekilas, lalu kembali menatap ke Leona, "tapi sedikit aja kalian nyentuh Istri aku, aku gak akan segan-segan habisin kalian. Ingat itu!" tekan Alan penuh amarah.

Leona mengepalkan tangannya, entah kenapa tiba-tiba ia teringat sesuatu yang membuatnya merasakan sesak kembali.

Ya, ucapan Alan barusan seperti mengingatkan dirinya dengan masalalu.

Dengan cepat, Leona bergegas pergi meninggalkan Alan, Nalla dan Darren.

Setelah Leona Benar-benar sudah pergi, Alan segera kembali menatap Nalla. Kini mereka berdua saling tatap selama beberapa detik hingga akhirnya Nalla kembali memeluk suaminya.

"Kenapa kamu gak telpon aku waktu Leona ke sini, Nal?" tanya Alan penuh khawatir.

"Aku gak apa-apa kok, aku cuma kaget aja, kenapa Leona tiba-tiba nuduh aku sebagai perusak hubungan dia sama Gibran, padahal aku hanya___"

"Udah. Kamu tenang, ada aku." ucap Alan menenangkan lagi.

Alan kini beralih menatap ke arah Darren dengan tatapan tak suka.

Nalla yang menyadari hal itu kini langsung ikut menatap Darren, "Darren, ada urusan apa kamu datang ke sini?" tanya Nalla pelan.

"Nal, Papa kamu minta tolong ke aku untuk jemput kamu."

"Papa? Papa sakit lagi?" tanya Nalla agak panik.

Darren menggeleng, "Dia cuma mau ajak kamu dan Arsyad makan siang di sana, karena aku siang ini juga free dari kerjaan aku, jadi_____"

"Maaf, tapi Saya akan bawa Nalla ke kantor." ucap Alan yang kini langsung menggenggam tangan Istrinya.

Nalla mengerutkan dahinya, tapi harus bagaimana lagi. Kali ini ia tak akan pergi sebelum mendapat izin dari suaminya.

Darren melirik ke arah Nalla, menunggu jawaban dari perempuan itu.

"Ehm, Aku kayaknya harus ikut Mas Alan ke kantor." jawab Nalla.

NALLAN 2 Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz