16. Zilam Ponga (pt. 2)

1.2K 74 66
                                    

Hi, readers-ku yang manis nan budiman :)

Enjoy this chapter yhaaaa !

Satu persatu dari kami menuruni kereta. ST4R menuruni kereta terlebih dahulu. Diikuti SP4RK yang masih mengucek matanya. Sepertinya cukup pulas tidurnya di kereta tadi. Lalu Seli mengambil giliran. Aku masih duduk di samping kursi kemudi, menunggu Ali selesai mengoperasikan kereta setelah pendaratan.

"Kau turun dulu saja, Ra." Kata Ali sambil mengutak atik tombol kemudi di depannya.

Aku menggeleng pelan. "Aku tunggu sampai kau selesai, Ali."

Tiba-tiba Ily menepuk pundakku. 

"Sudah, Ra. Biar aku yang menunggu Ali. Kau turun dulu saja bersama yang lain."

Kalau Kapten Ily sudah memberi mandat, apa boleh buat. Akhirnya aku turun dan langsung menghampiri Seli.

"Ra!" Panggil Seli yang sudah berdiri bersama ST4R dan SP4RK. "Kita sudah sampai Distrik Zilam Ponga. Selanjutnya kita ke mana? Lihatlah, kita seperti terdampar di lahan kosong."

"Emm, kita cari pemukiman terdekat. Itu yang paling masuk akal menurutku, Sel. Tapi lihat nanti bagaimana Ily memutuskan."

"Lagi pula, mengapa kita tidak langsung turun di pemukiman saja?" Tanya SP4Rk nimbrung ke pembicaraan kami.

"Agar tidak mencolok." Jawab Ily singkat sembari menutup pintu kereta.

"Kereta kita lebih besar dibandingkan kereta yang ditarik Xem Brani pada umumnya. Sepasang Xem Brani kita juga jauh lebih mencolok dibandingkan Xem Brani yang lain. Apalagi jika mereka bertemu dengan Xem Brani lain, pastinya penduduk sini akan melihat keanehan sikap Xem Brani lain kepada Xem Brani yang menarik kereta kita. Maka dari itu kita-"

"Oke cukup." 

Seli yang sedang menjelaskan panjang lebar seketika memelotot mendengar ST4R tiba-tiba memotong penjelasannya. Dasar tidak tahu etika. Benar-benar berbeda dengan ST4R yang pertama kami kenal. ST4R yang ceria, ramah, dan mudah mengagumi kemampuan orang lain.

"Ke mana kita harus melangkah... Ali?" Kini ST4R yang bertanya.

Ali masih berdiri di dekat kereta berjarak beberapa langkah di depanku. Akan sangat aneh jika tiba-tiba aku berteleportasi ke sampingnya lalu menggenggam tangannya ketika ST4R mengajak Ali bicara.

"Menurutku kita harus ke pemukiman terdekat." Jawabku menggantikan Ali. Terlihat ST4R yang kini menatap tajam padaku ketika aku mencomot jawaban atas pertanyaannya kepada Ali. "Bagaimana, Ily? Kau kaptennya." 

Ily menghembuskan napas dalam.

"Begini. Memang aku yang ditunjuk menjadi leader  oleh Zega Vati. Namun aku ingin segala keputusan tetap diperoleh secara musyawarah mufakat. Jadi-"

"Kita tidak punya banyak waktu untuk bermusyawarah." Potong SP4RK tiba-tiba. Sepertinya memang kakak beradik itu hobi sekali menyela pembicaraan orang lain.

"Aku rasa ide Raib untuk mencari pemukiman terdekat juga tidak buruk." Kini Ali mendukung pendapatku.

"Ily..." Giliran Seli yang berbicara. "Sepertinya sosokmu yang dapat memutuskan sesuatu dengan cepat dan mengatur-ngatur kami seperti saat menjalankan misi di Klan Matahari sangat dibutuhkan saat ini."

Lagi-lagi Ily menghela napas dalam. 

"Baik. Terimakasih sarannya teman-teman. Aku akan berusaha sebaik mungkin. Adakah diantara kalian yang memperhatikan saat perjalanan, apakah kita telah melewati pemukiman penduduk?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 21, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Raib & Ali (Friendship, Love, and The Next Mission)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang