11. Homey

1K 61 28
                                    

Halo readers-ku yang manis nan budiman

Budayakan vote and comment yaa. Thanks :))


Malam itu terasa panjang.

Entah bagaimana cara Ali membereskan basement selama ini jika maid-nya saja tidak ada yang boleh masuk.

Entah mengapa dia tidak menggunakan mini ILY saja untuk membereskan semua kekacauan ini.

Entah memang dia sengaja membuatku sibuk dan terpaksa harus bersamanya malam ini.

Oke. Di sini ku luruskan.

Aku 'bersama' Ali hanya karena membersihkan salju-salju dan barang-barang yang berserakan akibat aku menyebut 'kata itu' tanpa tahu akibatnya jika aku yang mengucapkannya.

Aku 'bersama' Ali malam ini bukan untuk melakukan yang aneh-aneh seperti katanya tadi pada Seli.

Aku 'bersama' Ali di basement ini sekedar...

Bruk!

Suara apa itu?

Aku segera berteleportasi ke sumber suara.

Splash.

"Hei!!! Mengapa kau tiba-tiba jatuh sih Ali?? Ceroboh banget." Seruku melihat Ali yang sudah jatuh terduduk.

Si Biangkerok ini malah nyengir. "Hehe. Maaf, Ra. Kalau aku tidak jatuh, kita akan sibuk sendiri-sendiri dan kau tak akan menghampiriku kemari 'kan?"

Aku mendengus. "Kau terpeleset sisa salju ini?"

Ali mengangguk dan nyengir lagi.

"Mana yang sakit?" Tanyaku singkat.

Ali segera mengelus-elus bagian tubuh yang menumpunya ketika posisi duduk. "Sepertinya bakalan lebam nih kalau tidak segera disembuhkan."

Duh... Kenapa bagian itu sih yang sakit. Masa iya aku harus menyentuh bagian itu agar bisa menyembuhkan Ali?

Oke sudah ku putuskan.

Aku bersimpuh di belakang Ali lalu menyentuh pinggang Ali. Karena bagian tubuh itulah yang paling dekat dengan pantatnya yang sakit.

"Kan bukan itu yang sakit, Ra..." Keluh Ali.

Aku mendengus. Nih anak maunya makin lama makin aneh deh. Mana berdua lagi.

"Sudahlah... Kau lupa kalau bahkan aku bisa menyentuh satu bagian tubuh saja untuk menyulam sel-sel yang rusak di seluruh bagian tubuh seseorang?"

Ali diam tidak merespon. Entah apa yang direncanakannya sekarang.

Cahaya hangat keluar dari tanganku, menjalar ke daerah pantat Ali yang lebam.

Sepertinya Ali terjatuh cukup keras. Jaringan yang mengalami pendarahan internal cukup luas.

Setelah rampung menyulam sel-sel yang rusak, cahaya hangat dari tanganku perlahan berhenti mengalir.

Tugasku selesai.

Namun ketika aku hendak menghentikan sentuhanku di pinggang Ali, tiba-tiba Ali menarik kedua tanganku.

Aku yang terkejut jadi kehilangan keseimbanganku dan pasrah menuruti gerakan tangan Ali.

Tubuhku jadi bersandar di punggung Ali. Dan.. t-tanganku....

ASTAGAAAAA!!!!!!

Ali mengalungkan lenganku ke pinggangnya dan menahan kedua telapak tanganku menempel di perutnya.

Raib & Ali (Friendship, Love, and The Next Mission)Where stories live. Discover now