Chapter 4

5K 797 20
                                    

~~~ Happy Reading ~~~

(Name) sengaja memancing siapapun yang ada di dalam mobil yang telah mengikutinya sejak dia keluar dari tempat kerjanya. Dia berjalan masuk ke dalam sebuah gedung bioskop yang sudah terbengkalai. Dia berjalan naik ke anak tangga dan menuju ke lantai paling atas dari gedung tersebut.

Sanzu, Mikey, Kokonoi, Kakucho, Ran dan Rindou, yang dari tadi berada dalam mobil sambil mengikuti (Name), mereka juga masuk ke dalam gedung bioskop tua itu. Masing-masing dari mereka membawa senjata api. Jaga-jaga kalau mereka mendapatkan serangan dadakan. Mereka juga masih belum pasti apakah gadis yang awasi ini berbahaya atau tidak untuk mereka.

Hingga akhirnya mereka sampai di lantai paling atas. Bisa mereka melihat gadis yang mereka ikuti itu sedang berdiri membelakangi mereka.

"Aku tidak menyangka kalau aku telah diikuti oleh para petinggi Bonten." (Name) berbalik ke belakang dan tersenyum licik.

Mikey menatap tajam ke arah (Name). "Dari mana kau tahu kalau kami ini adalah para petinggi Bonten?"

(Name) tertawa kecil. "Tentu saja aku tahu, kalian semua itu menjadi berita hangat di televisi."

"Apa kau yang telah mengambil informasi tentang kami dan berhasil membobol password sistem Bonten?" Kokonoi juga menatap tajam ke arah (Name).

(Name) tampak berpikir sejenak. "Mungkin saja~"

Sanzu menodongkan pistol ke arah (Name). "Jangan kau berani membohongi kami, para petinggi Bonten. Atau akan kupastikan peluru dari pistolku akan bersarang dengan indahnya di dalam kepalamu!"

"Kau ini sedang mengancamku? Maaf saja tuan Sanzu, tapi aku tidak takut dengan ancamanmu itu."

(Name) melompat dari gedung. Sedangkan para petinggi Bonten terkejut melihat tingkah mainstream dari gadis itu. (Name) menekan layar jam tangannya dan dalam sekejap sepatunya mulai mengeluarkan cahaya. Sebelum tubuhnya menyentuh tanah, dirinya sedang dalam keadaan melayang dengan menggunakan sepatu terbang buatannya sendiri.

Dia kemudian terbang melarikan diri dari kejaran Bonten. Tapi sebelum dia menghilang dari pandangan petinggi Bonten, dia memberikan jari tengah tangannya sambil menjulurkan lidahnya seolah-olah mengejek para petinggi Bonten. Sanzu mencoba menembak (Name) dengan menggunakan pistol di tangannya. Tapi sayangnya, (Name) bisa menghindari setiap peluru yang ditembaki oleh Sanzu ke arahnya.

Sanzu berdecak kesal karena tak ada satupun dari pelurunya yang berhasil mengenai (Name). Gadis itu terlalu lincah baginya.

Timeskip besok harinya

Hari ini adalah hari libur bagi (Name). Dia merasa bosan di rumah saja, tak tahu apa yang harus dia buat. Dia memutuskan untuk berjalan-jalan saja di kota dan membeli beberapa barang yang mungkin menarik perhatiannya. Dia juga harus berhati-hati bertemu dengan salah satu anggota dari Bonten.

Dia tak ingin mengundang perhatian siapapun saat berada di kota. Untuk sekarang dia masih dikatakan aman. (Name) memakai masker agar tidak mudah ketahuan oleh organisasi Bonten. Setelah semuanya sudah siap, dia berangkat menuju ke kota.

Saat (Name) berada di kota Yokohama, dia melihat barang-barang yang mungkin menarik perhatian. Tak disangka, terlihat Ran juga Rindou dari arah yang berlawanan juga akan melewati jalan yang sama dengan kedua Haitani bersaudara tersebut. Hingga di saat bersamaan mereka bertiga saling berpapasan. Ran mendadak berhenti berjalan, membuat Rindou menatap bingung ke arah kakaknya itu.

Ran dengan cepat memegangi tangan (Name), hingga membuat gadis Uchiha terkejut. (Name) terkejut karna Ran berhasil mengetahui identitasnya.

"Kau mau kemana hmm~? Nona pembuat masalah?" Ran tersenyum lebar.

Ran lalu menarik (Name) untuk ke markas Bonten. Sedangkan gadis yang ditariknya hanya pasrah saja. Mungkin dia harus menjalani misinya mulai dari sekarang sampai selesai.

Timeskip beberapa saat kemudian

(Name) hanya menatap malas ke arah para petinggi Bonten yang menatapnya dengan curiga.

"Ngomong-ngomong kau sangat hebat, kau bisa menciptakan sepatu terbang." puji Kakucho yang kagum dengan kecerdasan dari (Name).

"Mulai sekarang kau, (Name) akan menjadi bagian dari eksekutif Bonten," kata Mikey sambil melahap dorayakinya.

Sanzu menatap terkejut ke arah ketua Bonten. "Semudah itu, Mikey? Kau seharusnya memberikannya semacam ujian masuk."

Mikey menatap kosong ke arah Sanzu. "Kau saja yang memberikannya, aku malas membuat ujian masuk."

Sanzu tertawa seperti orang yang tidak waras. "Dengan senang hati."

Sanzu melemparkan pedang samurai kepada (Name). Sedangkan gadis Uchiha hanya menangkapnya dan menatap bingung ke arah pria bersurai merah muda itu.

"Kalau kau menang maka kau boleh masuk ke Bonten. Tapi kalau kau kalah, maka aku harus membunuhmu. Bagaimana? Apa kau menerima ujianmu, Uchiha (Name)?"

(Name) menatap datar ke arah Sanzu. "Aku terima."

Seluruh anggota Bonten kecuali Sanzu dan Mikey terkejut karna (Name) menerima tantangan dari Sanzu. Saat ujian di mulai, Sanzu menarik pedang samurainya dari sarungnya dan memperlihatkan betapa tajamnya pedang tersebut. Tanpa ampun Sanzu melayangkan serangannya, tapi dengan mudah (Name) menahannya hanya dengan pedang samurai yang masih terbalut.

Sanzu masih terus melancarkan serangan, sedangkan (Name) hanya menangkisnya saja. Sanzu merasa sangat jengkel karena (Name) tidak ada melancarkan serangan dan hanya menangkis saja. Seolah-olah gadis itu sedang meremehkannya. (Name) yang melihat reaksi Sanzu yang ingin dia benar-benar sangat serius, hanya bisa menghela nafasnya.

(Name) menarik pedang samurai yang dipegang dari sarungnya  dan itu membuat Sanzu tersenyum lebar. Mereka berdua saling beradu pedang samurai hingga akhirnya Name) merasa sudah bosan, memutuskan untuk mengakhiri ujiannya. Dia memberikan tendangan ke arah perut Sanzu hingga membuat pria bersurai merah muda itu mundur beberapa langkah. Rindou, Ran, Kakucho, Takeomi, Mikey, Mochi dan Kokonoi terkejut melihat (Name) yang membuat Sanzu mundur beberapa langkah ke belakang.

Sanzu sendiri memegang perutnya yang terasa sakit bersamaan dengan nyeri. Tiba-tiba saja darah segar mengalir dari sudut bibirnya dan dia jatuh terduduk di tanah.

"Aku menang, Sanzu Haruchiyo dan jangan pernah beranggapan bahwa aku ini adalah orang yang lemah hanya karna aku adalah seorang perempuan."

~~~ Bersambung ~~~

She is Our Queen (Bonten x Uchiha Reader)Where stories live. Discover now