Dira dan Rey lagi-lagi menoleh ke arah Mama dengan serentak. Dira perlahan tersenyum dengan canggung, "Ehm, maaf, Ma."

Mama menggelengkan kepalanya. "Nggak papa, sayang. Yang penting kamu dan calon bayi kamu sehat aja itu udah cukup, kok."

Dira meneguk salivanya kemudian mengangguk dengan canggung.



***



-Kamar Rey-
       Dira duduk ditepi kasur sembari menatap Rey yang kini tampak memilih baju didalam lemari. Cewek itu lalu berdeham dengan cukup keras, "Ekhem!"

Rey mengambil pakaiannya lalu berbalik dan menatap ke arah sang istri. "Kenapa?"

Dira menaikkan sebelah alisnya dan segera menggeleng. "Gapapa, tenggorokan Dira tadi agak gatel."

"Itu doang?" tanya Rey.

Dira menganggukkan kepalanya dengan cepat.

"Beneran nggak ada yang mau diomongin lagi?"

Dira meneguk salivanya sejenak. "A-ada, sih," gumamnya.

"Apa?"

Dira berpikir sejenak. Apa sekarang waktu yang tepat untuk dirinya menanyakan tentang orang kantor yang dimaksud oleh Rey tadi?

"Dira?"

Dira tersadar dari lamunannya barusan. "Kenapa nggak beliin Mama hadiah?"

Rey menaikkan kedua alisnya. "Oh.. hadiah?"

Dira mengangguk. "Iya, hadiah. Emang apalagi?"

Rey menggelengkan kepalanya. "Gapapa. Tadi sore cuma nggak sempet nyarinya," jawabnya.

Dira lagi-lagi mengerutkan dahinya. "Kenapa nggak sempet?"

"Udah kesorean," jawab Rey. "Lagian, tadi sore, kan, kamu keduluan ninggalin aku," lanjutnya.

"Trus kenapa? Emang nggak bisa nyari sendiri hadiahnya? Aneh," ucap Dira.

"Nggak bisa dong. Nyari hadiahnya harus bareng kamu," ucap Rey, membuat Dira menaikkan sebelah alisnya.

"Nggak penting banget. Cari, ya, cari aja. Nggak bareng aku juga bisa," ketus Dira.

'Dikira dia ngomong gitu bisa bikin gue mleyot? Oh, tidak mungkin,' -batin Dira.

"Tapi, harus bareng kamu," kekeuh Rey.

Dira menghela nafas sejenak.

"Ren-"

Dira segera menutup bibirnya dengan rapat. Sedangkan Rey tampak diam dengan dahi yang mengerut.

"Ren? Siapa?" tanya Rey.

'Dih? So-so an ga tau? Mantan lu, Mujidin!'

"Aish, kesel banget gue," gumam Dira yang masih bisa didengar oleh Rey. Cewek itu lalu mengalihkan pandangannya dengan cepat.

"Kesel kenapa?" tanya Rey.

"Nanya lagi," ketus Dira. Ia kembali menatap ke arah sang suami, "Mending kamu ganti baju aja sana," ucapnya.

"Kamu nggak ganti baju?"

"Kan, giliran," ucap Dira masih dengan nada ketus.

"Barengan juga gapapa," ucap Rey, membuat Dira menatap dirinya dengan tajam.

"Aku lagi pengen nyekek orang, nih," ucap Dira.

Rey terseyum sejenak lalu melangkahkan kakinya dengan cepat menuju kamar mandi. "Aku ganti baju dulu," ucapnya.

DOSENKU SUAMIKU 2 [ TAMAT ]Место, где живут истории. Откройте их для себя