Part 35

8.5K 447 6
                                    

Happy Last Satnight, di bulan Oktober ❤️

Follow Instagram @its_anggirestiana

Enjoy for reading guys ❤️

°°°

Pagi ini Tere sudah berada di Pradana Corp yaitu perusahaan milik keluarga-nya sendiri. Ia mulai belajar banyak hal dengan di dampingi oleh Amira yang dulunya adalah sekertaris Pradana namun sekarang menjadi sekertaris Tere sendiri. Untuk Pradana sendiri, pria paruh baya itu menjadi direktur utama setelah jabatan CEO ia berikan kepada Putri keduanya, Ia percaya bahwa Tere mampu menjalankan tugasnya dengan baik. Untuk upacara peresmian pengangkatan Tere sebagai CEO baru di Pradana Corp masih belum diadakan. Sepertinya Minggu besok baru akan diadakan, mengingat banyak orang penting yang harus di undang dan butuh persiapan yang matang untuk menyiapkan segala acaranya.

"Amira, kamu hubungi kembali pihak perusahaan-nya. Jika memang tidak ada kelanjutan yang lebih jelas, kita batalkan saja kontraknya." jelas Tere setelah membaca sebuah dokumen yang berisi kerjasama dengan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang real estate.

"Baik Bu," jawab Amira patuh.

"Jam 10.00 wib nanti, ada meeting dengan Mahogany Grup di Italian restorant." ucap Amira memberitahu.

Tere yang mendengar itu merasa de javu. Biasanya dia yang ada diposisi Amira saat masih menjadi asisten Pribadi Aksa. Ah, dia jadi teringat lagi dengan laki-laki satu itu. Setelah tadi pagi ia membalas pesan dari Aksa sampai sekarang belum juga mendapatkan balasan. Mungkin Aksa sedang sibuk, pikirnya.

°°°

"Saya nggak mau tahu, kamu selesaikan masalah ini, hari ini juga. Jangan sampai hanya karena masalah sepele yang kamu buat, mereka membatalkan kontrak dengan perusahaan kita." ucap Aksa marah. Pagi ini seharusnya dia sudah pulang ke Jakarta. Namun, ada sebuah masalah yang harus ia selesaikan terlebih dahulu.

Karyawan yang tadi dimarahi Aksa, langsung mengangguk dengan patuh. Kemudian, berjalan keluar untuk membereskan masalah yang sudah dibuatnya.

Sedangkan Aksa, laki-laki itu duduk kembali di kursinya dan melonggarkan dasi yang terasa mencekiknya. Masalah di kantor cabang cukup membuatnya pusing dan tidak sempat membaca pesan yang masuk ke handphone-nya, baik dari para klien atau mungkin ada juga pesan dari Tere yang belum sempat dia baca.

Tok tok tok

"Masuk," suruh Aksa pada yang orang yang sudah mengetuk pintu ruangannya.

Ana. Perempuan itu berjalan mendekat kearah Aksa dengan membawa sebuah dokumen.

"Mr. John memajukan jadwalnya untuk bertemu dengan Anda, Pak." ucap Ana memberitahu. Ia bersikap seperti biasanya, seolah perdebatan dengan Aksa kemarin tidak mengganggunya sama sekali.

"Hubungi pihak mereka untuk bertemu di Jakarta saja."

"Sepertinya tidak bisa, Mr. John sudah check-in hotel tadi siang di sekitaran sini."

"Ya sudah, kamu boleh pergi."

Ana berjalan keluar sesuai perintah Aksa. Namun, tanpa di ketahui siapapun, ia menampilkan sebuah senyum miring. Pertemuan dengan Mr. John membuatnya akan memiliki waktu lebih banyak dengan Aksa dan laki-laki itu tidak harus cepat-cepat pulang ke Jakarta untuk menemui Tere.

Aksa menyesap kopi miliknya yang sudah mendingin. Ia berjalan kearah sofa yang menghadap ke jendela besar di ruangannya. Kemudian, mengeluarkan handphone yang belum sempat ia setuh sama sekali sejak tadi pagi. Banyak notifikasi masuk setelah dia menghidupkan mobile data. Satu pesan dari seseorang langsung menarik perhatiannya siapa lagi kalau bukan pesan yang dikirim oleh Tere.

Ex Boss! My Husband [ On Going ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang