part 25

9.2K 514 14
                                    

Happy reading 📖

Happy Satnight All 🤍

Jangan lupa vote and coment 🤍

Jangan lupa juga share cerita ini ke teman kalian biar pada ikutan baca 😃

Eitss, jangan lupa juga mampir ke Instagram aku @anggiresnew

°°°

Pagi ini Tere sudah siap untuk ke kantor. Namun mengingat perkataan Aksa yang akan menjemputnya, ia mengurungkan niat untuk pergi ke basemant dan memilih menunggu Aksa di depan lobby. Bukan ge'er atau apa, hanya saja jika nanti Aksa tidak datang untuk menjemputnya ia bisa langsung berangkat sendiri.

Sudah lama ia menunggu, namun sepertinya Aksa tidak akan datang. Lagi pula ia tidak terlalu berharap mengingat mungkin saja Aksa mempunyai urusan lain yang lebih penting, namun tetap saja hatinya merasa sedikit kecewa.

Bodoh! Harusnya Tere sudah bisa menebak, jika perkataan Aksa semalam yang katanya ingin menjemputnya hanya omong kosong belaka.

Akhirnya dengan perasaan sedikit kecewa, Tere melangkah kakinya menuju basemant dan mengendarai honda jazz-nya untuk berangkat ke kantor.

"Gara-gara pak Aksa nyebelin, gue jadi kena macet kan!" Tere menggerutu saat dirinya terkena macet. Belum cukup'kah dengan Aksa yang membohonginya itu dan sekarang kena macet pula.

Huh! Untung saja macetnya tidak berkepanjangan.

Sekarang Tere sudah sampai di lobby kantor. Sudah banyak orang yang datang mengingat sebentar lagi jam masuk kantor akan dimulai. Lantas, dengan segera ia melangkah-kan kakinya menuju lift bergabung dengan orang-orang yang juga akan naik ke lantai atas.

Ting

Tere melangkahkan kakinya keluar saat lift sudah berada di lantai 23.

"Ter. Baru nyampe?" Tanya seseorang saat Tere hendak melewati divisi keuangan.

"Iya nih, kenapa Nis?" Tanya Tere pada Nisa.

"Tolong kasih ini ke pak Aksa ya," pinta Nisa sambil memberikan sebuah map. "Laporan bulan ini yang belum di cek sama pak Aksa," lanjutnya kemudian melenggang masuk ke ruangan.

"Makasih Tere cantik," teriak Nisa saat sudah masuk, namun ia masih bisa melihat keberadaan Tere yang masih berdiri diluar ruangan.

Tere hanya geleng-geleng melihat tingkah temannya yang satu itu. Yah! Meskipun sekarang ia sudah tidak pernah ikut nongkrong dengan anak Divisi Keuangan. Namun, komunikasi dengan mereka tetap lancar jaya.

Belum sempat ia membuka handle pintu, ia melirik meja sekertaris yang ternyata masih kosong. Dengan cuek, Tere melangkah masuk tanpa memikirkan dimana keberadaan Ana.

Namun saat memasuki ruangan Aksa untuk melaporkan jadwal laki-laki itu. Tere juga tidak menemukan keberadaannya. Apa mereka berdua---Aksa dan Ana pergi bersama? Pikirnya. Kemudian, setelah meletakkan laporan yang tadi dititipkan Nisa padanya. Tere bergegas keluar untuk kembali ke tempatnya.

Baru saja membuka handle pintu, ia melihat Aksa yang tengah membantu Ana duduk---dengan wajahnya yang terlihat sedikit pucat.

Ex Boss! My Husband [ On Going ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang