Bagian V

348 24 2
                                    

"Halo, baby... lihat daddy membelikanmu apa." New jengah. Tay dan hobinya membeli barang-barang tanpa memberi tahunya.

"Te, sudah kubilang jangan asal beli."

"Tapi ini lucu sekali, Hin." Rengek Tay tidak terima.

"Kau sudah membeli barang itu minggu lalu."

"Tapi ini beda warna."

"Terserah."

"Hiiiin, jangan marah. Aku akan membelikan sesuatu untukmu."

"Hm."

"Hin-"

Ring ring ring.

"Temanmu menelpon." New nunjukan nama yang tertera di ponselnya. Peng, Off Jumpol. "Angkat."

"Tapi ini telponmu, New."

"Angkat."

"Huuft, baiklah... Halo?"

"Ai Tay! Aku tidak ingin berbicara denganmu. Berikan ponselnya pada New."

"Ia tidak mau."

"Cepat berikan atau aku akan mendobrak kediaman kalian sekarang juga."

"Seperti kau tahu di mana kami tinggal saja."

"Jangan meragukanku. Sekarang cepat berikan ponselnya!"

"Hm." New dengan ogah-ogahan.

"Heeey sahabat lama, eh apa kau masih mengingatku? Kenapa kau tidak mau menerima telponku. Aku ingin melihat calon keponakanku."

"Tidak."

"Aauuu... kenapa? Cepat ceritakan bagaimana kabarmu."

"Baik."

"Kapan kau akan melahirkan." New hanya mengendik yang tentu saja tidak dapat dilihat Off.

"Perkiraan dalam dua minggu ini, peng." Tay membantu menjawab, namun ia meringis ketika New memberinya tatapan mematikan.

Ia sebenarnya tidak tahu apa masalah New tidak ingin berbicara dengan Off. Perkiraannya karena Off berisik dan New tidak suka terus digoda oleh sahabatnya itu.

"Ouiii-"

"OUCH!"

"NEW, KENAPA!?"

"T-tee, se-sepertinya..."

"New!!! Kenapa? Tay!?"

"Te, siapkan mobil sekarang!!!"

"Hin! New!"

"TEE!!!"

"Neeew!!! Tay!!!" Tay segera berlari mencari kunci mobil dan memasukan segala perlengkapan mereka yang sudah disiapkan. "Neww!! New! Kau mendengarku? Ayo bernapas!" Beruntung sambungan mereka terloud speaker.

"Ei Off! Aku ingin menjambakmu!"

"Tarik napas, New." Off memperagakan apa yang ketahui saat kondisi seperti ini, New mengikuti kata-kata Off.

"Hin, ayo aku bantu."

"Tay, kau fokus mengendarai!" Intruksi Off selagi ia juga berbicara pada New untuk terus melakukan pernapasan.

Chaos. Namun bukanlah TayNew jika tidak heboh seperti itu. Sambungan telepon dengan Off baru terputus ketika New memasuki ruang operasi. Selang beberapa menit orang tua New datang kemudian baru disusul kedua orang tua Tay.

"Tenang, nak Tawan." Ayah New yang suka memanggilnya Tawan. "New laki-laki yang kuat. Kau harus percaya dengannya." Tay hanya bisa mengangguk, pikirannya hanya terfokus dengan keadaan New dan calon anaknya di dalam sana.

Tay buru-buru mendekati dokter yang baru saja keluar dari ruang operasi membuat ibunya dan bunda New terkikik. Dasar bucin.

"Selamat, bayi kalian laki-laki dan sehat." Tay ingin menangis saat itu juga.

"Ka-kapan aku bisa melihat mereka."

"Istri Anda akan dipindahkan ke ruang rawat sekarang. Anda dapat bertemu mereka di sana." Sang dokter undur diri.

"Selamat, sayang." Pelukan ibunya membuat tangisnya pecah.

"Mae..."

"Terima kasih telah merawat New, Tay." Bunda New juga memberinya pelukan hangat, "Selamat untuk kalian."

"Itu kewajibanku, bun. Terima kasih telah mempercayakan New padaku."

Tay memandangi New yang masih tertidur akibat pengaruh bius. Ia sangat bahagia, digenggamnya tangan New seakan esok adalah hari akhir.

"Ey Te."

"New." Senyum mereka terpancar di bibir Tay.

"Aku tidak ingin hamil lagi." Tay terkekeh dengan kata-kata pertama yang New ucapkan.

"Kenapa? Padahal kau akan menjadi mama yang baik."

"Aku bukan wanita, Teee."

"Oke oke, papa New." New tersenyum, "Terima kasih, New." Usapan penuh kasih di kepala New membuatnya sangat bahagia, ia bahagia.

"Hmm... Beri aku ciuman." Rengekan New membuat Tay mendengkus.

"PENG! NEW!" Kedua manusia yang sedang kusyuk itu mengela napas kesal. "Kalian baru saja punya anak sudah berencana membuat anak lagi!?"

"Off, ini rumah sakit. Kau akan mengganggu pasien lainnya."

"Maaf maaf. Jadi di mana keponakanku?"

"Tidak bisakah kau mengucapkan selamat terlebih dahulu?"

"Tidak. Sekarang di mana dia?"

"Kau ke sini dengan siapa?"

"Papiii, kenapa meninggalkanku!?"

"Oh, maaf maaf."

"Phi Neeew, Gun sangat merindukanmu." Si kecil berlari mendekati New dan mendorong Tay menjauh.

Tay ingin kesal dengan kelakukan dua manusia pengganggu ini, namun terkalahkan oleh senyum New ketika bertemu mereka. Dua orang perawat masuk menghentikan acara reuni mereka.

"Tuan Tay dan Tuan New, kami mengantar bayi kalian." New berkaca-kaca begitu pula Tay. Gun sudah siap dengan kameranya merekam moment di depannya. Off juga tidak kalah terharu melihat kedua sahabatnya bahagia seperti itu.

"Jangan lupakan aku, sahabat." New hanya menggeleng mendengar ucapan Off yang merusak suasana itu.

~Tamat~

Terima Kasih telah membaca tulisan hasil gabut ini. Semoga menghibur hari kalian yang jenuh dan ruwet.

Sangat menerima kritik dan saran ^^

Credit: owner (Aku cuma unduh di internet)



Menjadi Semestinya (TayNew)Where stories live. Discover now