Bagian I

404 27 0
                                    

Kegiatan outing kantor GMM selalu menyenangkan. Apalagi jika teman dekat bahkan kekasih bisa ikut bersama. Tiga hari dua malam hanya diisi dengan games, suara tawa, alunan musik, makan dan minum, oops jangan lupakan alkohol. Satu lagi rutinitas mereka yang tidak pernah terlewat ketika berkumpul seperti ini adalah menggoda sepasang sahabat yang selalu saling menempel, namun tidak mengaku sebagai sepasang kekasih.

"Phi Tay, kau harusnya mencarikan p'New minum!" Manusia kecil yang selalu bisa membodohi Tay siapa lagi jika bukan Gun.

"Dia sudah besar bisa mencari sendiri."

"Liat liat, p'New kesal karena kau memberi semua orang minum, tapi tidak dengan dia." Melihat Tay yang sok tidak peduli justru membuat Gun semakin gencar menggodanya. "Kalau p'Tay tidak segera– O–Ouui!!!"

Lelaki itu terlonjak ketika tiba-tiba saja Tay berdiri dari duduknya dan berjalan cepat.

"Kenapa dia?"

"Papiii." Gun menerima kelapa dari Off itu.

"Kenapa dia kabur seperti itu?" Off mengulang pertanyaan.

"Tuh." Melihat di sana Tay bersama New dan Joss membuat Off paham.

"Posesif."

"Bilangnya best friend."

"Tapi posesif nglebihin husband." Dua sejoli tersebut cekikikan sendiri.

Sumpah serapah mereka untuk TayNew supaya dua orang itu benar-benar menjadi pasangan karena semua orang sudah gemas. Tidak tahu saja hal tersebut akan segera terkabulkan.

Malam puncak sebelum mereka kembali kerutinitas adalah puncak kegilaan mereka. Dinding hall itu sampai bergetar efek musik yang menggelegar. Tidak ada kata malu, mereka membaur di lantai dansa saling menggeliat dan beradu tarian apalagi Gun. Sorak-sorak orang di sekelilingnya tidak mau kalah dengan suara musik.

"Hin." New yang duduk anteng menikmati minumannya sedikit mengangkat alis melihat Tay mendekat sambil sempoyongan. Mabuk kah orang ini?

"Hm?"

"Biarkan aku istirahat sebentar. Capek." New langsung facepalm –_– dasar aki-aki.

Ia pikir Tawan mabuk ternyata hanya kehabisan tenaga. Hebat juga jika ia sampai kehabisan tenaga. New sendiri tidak ingin repot ikut berjoget di sana. Ia tipikal pendiam dan lebih senang melihat teman-temannya menggila.

"Apa yang kau lakukan sendiri di sini? Kenapa tidak menari." Sebenarnya Tay jelas sudah tahu jawabannya. Hanya basa-basi saja.

"Aku tidak sendirian ada–"

"Hey, peng! Kenapa di sini?" Off menyodorkan botol kepada New.

"New! Jangan minum banyak-banyak."

"New bukan anakmu, Tay. Dia sudah besar." Ejek Off dan New setuju.

Tay? Ia hanya bisa mendengkus. Off diam-diam tersenyum sambil mencekoki New minuman, toh si target terima-terima saja.

"Phi Tay!!! Ayo menari lagi." Gun menarik paksa Tay kembali ke lantai dansa, New hanya tertawa melihat wajah memelas Tay meminta pertolongan.

Namun, namanya juga sahabat pastinya tidak ditolong bukan? Di lantai dansa sana giliran Tay yang disoraki karena tariannya yang menggelikan, tapi seorang Tay Tawan yang tidak tahu malu masih menikmati tariannya. Entah setan dari mana mereka juga seakan tahu isi pikiran satu sama lain untuk mencekoki Tay minum. Tidak terhitung sudah berapa botol ia tegak habis.

"New, New!" Off menepuk-nepuk pipi mulus New.

Orangnya setengah sadar sambil tiduran menjadikan pahanya sebagai bantal. Bisa gawat jika Tay melihat, namun melihat pemandangan di mana Tay dikelilingi orang-orang membuat ia sedikit lega. Tidak mau ya ia dikira menikung sahabat sendiri yang bahkan jadian saja belum.

Menjadi Semestinya (TayNew)Where stories live. Discover now