Bagian II

252 21 1
                                    

Semua berjalan biasa saja dan tidak ada yang curiga atau bertanya. TayNew bersikap seperti biasa setelah seminggu kecelakaan tersebut. Seperti ada perjanjian tak kasat mata untuk tidak perlu lagi hal tersebut diungkap kepada siapa pun.

"Hueek!!! Hueek!!!"

"New, kau baik-baik saja?"

"Ugh, maaf phi. Sepertinya salah makan."

"Ingin ku carikan obat?"

"Tolong, phi. Aku ingin sesuatu yang segar, minuman."

"Oke, jika kau sudah selesai tunggu saja di ruang make up."

"Oke, phi. Terima kasih."

Manajernya datang membawa beberapa macam minuman dan jus. Ia melihat New yang lebih pucat dari biasanya.

"New, kau oke?"

"Hm, phi. Tidakpapa." Setelah New menerima beberapa macam minuman itu ia hanya diam melihat managernya menghampiri penanggung jawab photoshot.

Ia bisa menduga apa yang manajernya diskusikan.

"Kau bisa istirahat sedikit lebih lama, New."

"Thanks, phi." New harus lebih hati-hati jika begini.

Ia tidak boleh mengorbankan pekerjaannya karena kecerobohannya sendiri. Apa lagi ia akan ada promosi series, jadwalnya akan lebih padat mulai sekarang.

"Aku ingin makan dengan Off." New menggumam dengan kondisi mata tertutup.

Ia ingin makan dengan Off dan ia bertekat akan langsung mendatangi di mana pun Off berada. Entah ia syuting di antah berantah pun akan New sambangi.

"Ai New, ada apa tumben sekali."

"Apa aku tidak boleh menelepon rekanku sendiri!"

"Err..." Off tidak tahu harus bagaimana dengan New yang terdengar moody saat ini. "Ada apa?" Ia mengubah posisi dan meletakkan handphone di meja juga me-loud speaker supaya Gun dapat mendengar juga. Bocah itu juga penasaran kesambet apa New sampai menelepon Papi.

"Kau di mana?"

"Kantor."

"Kau kosong, bukan? Aku akan ke kantor setelah itu ayo kita pergi makan."

"Tapi–" Off mengeluh kesakitan ketika Gun memukul lengannya. "Kenapa???" Ia bertanya pada Gun tanpa suara.

"Jawab saja iya. Cepaatt!" Bisik Gun tidak sabaran.

"Oke, New. Kap–"

"Aku akan segera ke sana jika photoshotku selesai, bye Off!!!" OffGun saling tatap.

"Kenapa dia seperti senang sekali."

"Papii, kau harus melaporkan apa yang p'New katakan. Awas kalau tidak." Kenapa Off sial sekali harus terjebak dengan orang-orang ini.

"Ai Peng!!!" Off terlonjak New yang tiba-tiba membebankan diri pada Off.

"New!? Tumben sekali kau seperti ini." New malah mencebik diberi tahu seperti itu.

Mata Off hampir melotot melihat New bersikap seperti itu di dengannya.

"Off, antar aku ke atas dulu. Aku harus menaruh ini dan mengambil sesuatu." Untuk sekian kalinya Off hampir menggeleng dengan sikap New, tapi ia hanya menurut.

"New, kau oke?"

"Kenapa?"

"Hmm tidak, tumben kau banyak berbicara."

"Peng! Hin!" Masalah datang.

Tay sedikit berlari menghampiri OffNew dan berniat untuk memeluk mereka, namun New sudah lebih dulu menghindar.

Menjadi Semestinya (TayNew)Where stories live. Discover now