Fiksi | Na Jaemin

29 8 1
                                    

Original Story by : Arara Kimochi, bang Ara parake peci~
Editor: Half a heart of @taeoxo_nct

Happy Reading!!

.
.
.

"Kau sudah menunggu lama?" Suara berat lelaki berambut cokelat itu membuyarkan lamunanku.

Sudut bibirku terangkat, "tidak terlalu lama, duduklah Na!"

Suasana sore di cafe 1985 selalu menjadi suasanan terfavorit kami berdua, dari sini senja terlihat jelas dan indah, indah nya senja selalu datang kepada kami seolah senja hanya milik kami berdua. Bahu Narendra masih dan akan selalu menjadi tempat favoritku bersandar serta satu gelas americano yang tak pernah di lupakan ketika kami berada di caffe ini.

"Naren?" panggilku.

Naren berdeham pelan lalu mengusap pucuk kepalaku.

"Bisakah kita selama nya selalu seperti ini?"

Aku bisa merasakan jika Naren sedikit terkekeh, aku menarik kepala ku dari bahunya beralih untuk menatap wajah naren. Jujur saja, Naren adalah definisi hampir sempurna. Bulu mata lentik, senyum manis, dan rahang yang tegas. Wajar saja kan jika aku bisa sejatuh ini pada pesona Narendra?

"Asya, lebih baik kau habiskan makanan mu, senja kita sudah hampir menghilang. Bukannya kau harus sampai ke rumah sebelum jam tujuh malam?"

Aku merasa sedikit kecewa karena setiap kali di tanya seperti itu Narendra selalu saja menyuruhku untuk menghabiskan makanan dan pulang.

Aku tergerak untuk kembali ke kursi awal ku, mengangkat sendok dan menyuapkan makanan kedalam mulut ku. Seperti biasa, Narendra akan hanya menatap ku sambil menikmati americano nya. Dasar lelaki americano.

"Kenapa kau selalu menatap ku ketika aku makan, Naren?"

"Kau jauh terlihat cantik, dan aku tidak akan mau menyia nyiakan pemandangan ini."

Narendra mengeluarkan handphonenya, mengarahkannya kepadaku lalu flash nya menyala, tanda dia sedang memotret ku. Tidak perlu kaget dia sudah sangat biasa seperti itu.

"Baiklah Naren, aku sudah selsai dengan makanan ku. Ayo kembali pulang dan kau janji harus bertemu lagi besok ya!"

Sudut bibir Narendra terangkat, ia tersenyum sangat manis lalu mengangukan kepalanya tanya menyetujui ajakan ku.

Ia berdiri mengambil kunci mobil dan membayar tagihan makanan di kasir. Kadang aku bertanya tanya, apakah Tuhan sedang bahagia saat menyiptakan Narendra? Bagaimana dia terlihat begitu sempurna? Perilaku nya yang baik, karakter yang bagus, serta wajah yang sangat menawan.

Setelah selesai membayar ia kembali mendatangiku dan mengengam tangan ku lembut. Lihatlah, perilaku nya sangat membuat hati menghangat bukan?

"Naren kau tidak akan punya selingkuhan kan?"

Naren membukakan pintu mobil untuk ku lalu dia berlari pelan untuk segera masuk juga ke dalam mobil.

"Tidak, lagi pula tidak ada perempuan lain di hidupku selain bunda dan dirimu"

Aku tersenyum, aku sangat legah.

"Naren aku mencintaimu. I love u so much."

Naren menoleh menampakan senyum manisnya, "i love u too, Arasya."

*****

Hari ini sesuai dengan janji yang ku buat bersama Naren, aku dan Naren kembali bertemu di Caffe 1985. Kami berdua memang tak pernah bosan mengunjungi caffe ini untuk menantikan senja kami, untuk memesan americano dan yogurt kesukaan kami.

Luruszen Fanfiction with NCT || Anniversary EventWhere stories live. Discover now