Visiting Hour | Moon Taeil

29 9 23
                                    

Original Story by : Lala
Edit and rewrite : Mate nya Lee Taeyong

-Happy Reading-

"Saya terima nikah dan kawinnya Selia Purnama Bestari dengan seperangkat alat kawin dengan mas sholat..."

"Bestari, diem ah! Astaghfirullah!"

Istriku tertawa tanpa henti setelah meledekku habis habisan. Ia mengulang ulang dialog yang tadi sempat salah aku ucapkan. Habisnya tatapan tajam ayah mertuaku yang tak surut memandangiku mampu membuatku menggigil sendiri.

"Saya terima..."

"Tari! Stop!!"

"Hahahah, iya iyaa mas. Abisnya kamu lucu sih. Kalo aja bukan lagi acara formal, pasti aku udah videoin muka kamu terus aku pasang buat jadi tontonan rutin sebelum tidur."

Aku menghela nafas lelah. Sifat tengil nya tidak juga kunjung hilang. Oleh karena ingin segera ledekannya berhenti, aku cepat cepat menggendong tubuh kurusnya ala bridal. Membawanya ke halaman belakang.

"HEH! HEH! MAS, MAS TURUNIN, MAS!"

Aku menuruti permintaannya. Menghempaakan tubuh Bestari ke atas sofa tunggal di teras halaman belakang. Lalu segera kabur, menguncinya di luar.

Biarin, kamu ngeselin.

*****

"Mas, bangun. Nanti kamu telat kerjanya. Hayoo, mana kemarin yang janjinya bakal bahagiain aku? Ngebeliin semua yang aku mau? Kalo bangun aja masih jam setengah tujuh."

Mataku perlahan membuka dan menampilkan sosok tinggi Bestari yang sedang menarik selimutku dan melipatnya secara teratur.

Aku tersenyum, merasa bersyukur pada Tuhan karena dia telah mengabulkan doaku untuk melihat pemandangan ini setiap pagi. Pemandangan dimana Bestari sedang mengomeliku dengan helaian rambut yang berantakkan karena sibuk berberes dari pagi.

Dia hanya ... Terlihat sangat cantik.

"Mas, bangun! Aku tau ya kamu udah sadar. Jangan pura pura!" Bestari mengguncang bahuku. Aku tidak tahan lagi untuk tidak tersenyum. Secara tiba tiba, kusentak tangannya lalu kukecup bibirnya secara kilat.

"Tuh akibatnya  kalo masih pagi udah ngomel ngomel. Kena cium."

Sebelum aku kena omel berkelanjutan, aku berlari mengibrit ke kamar mandi.

"MAS TAEIL! BAU JIGONG! KAMU JOROK BANGET SIH!! AAAAHH!!"

Aku tertawa puas di dalam kamar mandi. Membayangkan wajahnya yang cemberut kesal. Sedikit takut jika nanti Bestari tidak mau menyuguhiku kopi manis seperti biasanya. Tapi tidak apa apa, bibirnya lebih manis.

******

"Ayo dong, Ngger. Kasih bapak cucu. Kamu mbok ya jangan kerja terus. Nanti gak ada waktu buat proses produksi.."

Kata kata bapak terus melintas di benakku ketika aku pulang kantor sore ini. Jalanan ramai Surakarta tak mampu membuatku fokus. Padahal umur pernikahan kami masih baru, tapi kenapa orang tua kami sudah pingin momong cucu? Aku benar benar tak habis fikir.

Bukannya aku dan Bestari tidak berusaha. Kami selalu melakukannya saat kami ingin dan di beberapa malam senggang kami. Namun entahlah, aku tidak ingin menyalahkan siapa siapa. Toh, mungkin Tuhan memang belum mengizinkan.

Luruszen Fanfiction with NCT || Anniversary EventOnde as histórias ganham vida. Descobre agora