Dua: 'Kejutan'

74 5 9
                                    

Aku menatap piagam dan piala juara satu essay writing competition yang terpajang di kamarku dengan takjub

Rất tiếc! Hình ảnh này không tuân theo hướng dẫn nội dung. Để tiếp tục đăng tải, vui lòng xóa hoặc tải lên một hình ảnh khác.


Aku menatap piagam dan piala juara satu essay writing competition yang terpajang di kamarku dengan takjub. Rasanya masih seperti mimpi, bahwa aku mampu mengalahkan lawan dari SMA Rajawali yang nilai TOEFL-nya lebih tinggi dariku juga sering memenangkan olimpiade Bahasa Inggris.

Aku sempat terintimidasi saat juri membandingkan kemampuan kami, terlebih aku dianggap seakan tidak bisa melampaui lawanku. Tapi syukurlah, juri berikutnya bisa bersikap netral dan memutuskan pemenang berdasarkan penilaian yang adil.

Oh iya, sebagai ucapan selamat, orangtuaku membuat nasi kuning dan ayam goreng yang enak. Mereka juga mengundang teman-teman sekelasku, sampai aku terharu karena dibawakan donat serta beberapa hadiah.

Kami juga enggak lupa mengabadikan momen dengan berfoto dan di upload ke akun Instagramku yang agak jarang kupakai untuk menambahkan foto di feed. Juga, karena baru-baru ini aku ngefans sama Justin Bieber dan nge-follow beberapa akun fanbase-nya. Hehe.

Sesaat setelah teman-teman pulang, Ghea memutuskan untuk menginap dirumahku sebab besok sudah masuk akhir pekan dan minggu ini kami tidak diberi banyak PR. Jadilah, aku mengajak Ghea nonton film di laptop kakakku sambil ngemil di kamar.

"Rin, gue yakin sih kalo lo bakal bisa lebih eksis di sekolah ketimbang anak-anak The Popular. Prestasi lo udh mulai banyak, terus gue yakin lo bisa jadi anggota OSIS atau salah satu murid teladan. Mantep, ya kan?"

"Haha apa sih Ghe, malu tahu... gue tuh enggak terlalu suka jadi populer. Apalagi gara gara kejadian kemarin, bikin pusing. Memang enak sih, jadi pusat perhatian, dipuji semua orang. Tapi sekalinya kita bikin salah, mau sengaja ataupun enggak pasti ada aja yang menghujat. Makanya, ketimbang popularitas gue memilih prestasi dan mengejar ilmu."

" Memang sih, jadi populer enggak selalu mudah. Kayak pacarnya Shena tuh, Kak Dharin. Sibuk banget, idola semua murid dan guru yang dituntut buat selalu berprestasi. Pasti capek, seakan enggak bisa jadi diri sendiri dan mesti memenuhi ekspektasi orang lain. Selama bisa bawa diri, lo pasti bakal bisa bertahan."

Kami terus mengobrol dan berlanjut maskeran bersama, sampai terkejut karena ponselku terus memunculkan notifikasi Instagram. Saat kubuka, rupanya Vanno memberi like pada foto-foto yang aku upload. Dia juga memberi komentar dengan emoji hati, membuat aku merinding.

"Diemin aja Rin, tuh cowok emang suka modus. Vanno emang sengaja stalking IG lo sambil berharap bakal direspon, terus lo bakal naksir. Udah Rin, kalo dia macam-macam kayak kemarin lo bilang sama gue atau Shena."

Benar juga kata Ghea, buat apa aku ladeni Vanno?

Lagipula, dia akan bosan dan lelah sendiri lalu mencari cewek lain yang akan bisa tertipu dengan rayuan gombalnya.

🌼🌼🌼🌼🌼


Gue baru saja selesai memakai kaus band Metalicca andalan gue, ketika ponsel berdering. Nama Rafa tertera disana, membuat gue tertawa.

BANANA CHIPSNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ