Prolog

6.7K 595 21
                                    

Waktu berputar dengan cepat tahun berganti tahun, manusia adalah makhluk yang tidak lelah bergerak entah itu kegiatan sosial, pendidikan, mencari uang atau menyendiri mereka akan bergerak dan tentu saja bernafas. Ibaratkan koloni semut maka kebanyakan manusia di dunia ini adalah semut pekerja, pemimpinnya? Tentu saja orang berperut besar ma- maksudnya sang ratu tentu saja.

Tidak luput juga dengan manusia satu ini, seorang pemuda berambut hitam dengan wajah ehem terbilang cantik untuk ukuran laki laki tengah berdiri dipinggiran pembatas sungai, mata nya menatap malas pemandangan yang tersaji dihadapannya, sebatang nikotin bertengger di mulutnya mengeluarkan asap tidak sehat. 

Penampilannya bak seorang preman membuat orang orang yang melihatnya menggelengkan kepala, namun pemuda itu tampak tidak peduli dan terus menghisap nikotinnya hingga habis kemudian membuangnya ditempat sampah. Walau seperti preman dia adalah orang yang patuh terhadap aturan kecuali pas tawuran.tdk 

Hembusan angin menerpa wajahnya membuat helaian rambutnya berkibar, "Ah nikmatnya" gumam pemuda itu merasakan sejuknya angin alam.

Setelah itu pemuda itu tampak meraba raba saku celananya berharap menemukan satu nikotin lagi untuk ia hisap, namun apa daya yang tadi ia hisap adalah terakhir yang dia punya.

Dengan wajah kusutnya dia pergi ke rumah mencari uang untuk membeli sebungkus nikotin, baru saja kakinya menapak didepan pintu suara bantingan barang dan pertengkaran terdengar keras membuat wajahnya semakin kusut. 

"Brengsek, tidakkah mereka tenang untuk satu hari saja"umpat pemuda itu berbalik menuju suatu tempat menghindari keributan didalam rumahnya, singkatnya yah mencari angin segar lah.

Namun...

"Tolong !!" Teriakan wanita terdengar dari gang yang sempit. 'ah melakukan kejahatan digang sempit lagi? Benar benar deh mereka tidak jerah yah?' batin pemuda itu dengan acuh tak acuh mencoba untuk menulikan telinganya tidak ingin terlibat masalah.

"Aku mohon siapapun tolong !" Teriak wanita itu kembali terdengaran dengan suara tangisan ketakutan, pemuda itu mengepalkan tangannya empati miliknya tergerak untuk menolong wanita yang berteriak tadi.

"Empati sialan" umpat pemuda itu sambil menampar dirinya sendiri, ia melangkahkan kakinya ke gang sempit melihat beberapa pria jelek tengah memegang tas milik dua wanita yang ketakutan dipojok. Pemuda itu menghela nafas sepertinya ia pernah melihat adegan menjijikan ini.

"Oi, lepaskan mereka" Kata pemuda itu sambil menodongkan sebatang kayu yang entah dia dapatkan darimana. Dia hanya ingin menyelesaikan ini lebih cepat agar dia bisa membeli rokok lagi.

"Wah wah lihat siapa yang datang (M/N) pahlawan kesiangan kita" kata salah satu dari beberapa pria jelek itu dengan wajah sombongnya saking sombong dirinya dagunya pun terangkat.

"Permisi, memangnya kita kenal yah?" Tanya pemuda bernama (M/N) itu dengan polos, membuat pria pria jelek itu semakin jelek karena amarah.

"Beraninya kau melupakanku setelah apa yang kau lakukan pada wajah tampan ku kemarin" kata salah satu dari mereka dengan dramatis menyentuh wajahnya, "apaan sih ini kan bukan film" batin (M/N) menatap datar semuanya.

"Berhenti mengonggong lepaskan saja mereka berdua, suara kalian membuat telingaku berdenging"ucap (M/N) sambil membersihkan telinganya dengan jari kelingkingnya. 

Ia hanya ingin ketenangan dengan sebungkus nikotin untuk menghilangkan rasa jenuhnya, apa sulitnya itu? Ia mengutuk kesialannya karena hari ini ia harus berhadapan dengan sekelompok anjing liar yang galak. Sekali kali berilah (M/N) keberuntungan.

"Kalian semua hajar dia!" Teriak pimpinan mereka sambil menunjuk (M/N) yang sudah memasang kuda kuda.

Dan yah adegan pembantaian 1 VS 7 pun terlihat, dengan kekuatan super nya (M/N) berhasil menumbangkan mereka semua, membuat dagunya terangkat bangga.

Maaf tapi sepertinya hal itu harus menjadi kesialan (M/N) lagi karena...

"Awas!" Teriak salah seorang dari wanita yang ia tolong, disana pimpinan gang itu mendorong (M/N) hingga keluar dari gang sempit dan lebih sialnya ada sebuah truck yang melaju kearahnya. 

'Brengsek, sejak kapan ada truk disini' batin (M/N) mengumpat kesal, kemudian ingatan melintas ada toko di dekat gang ini dan disana juga ada truck pengangkut barang. (M/N) menertawakan kesialannya karena tak memperhatikan hal kecil ini.

'AGH ! Kenapa aku tidak memperhatikan ini sih' batin (M/N) ngedumel kesal.

'Selamat tinggal dunia, Fuck you' batin (M/N) sambil mengacungkan jari tengahnya kepada kelompok anjing liar yang tepat dihadapannya sambil menyeringai dan tanpa sadar ia sudah mati bersimbah darah didepan truck itu.

▰▰▰▰▰▰▰▰▰▰▰▰


▰▰▰▰▰▰▰▰▰▰▰▰

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



▰▰▰▰▰▰▰▰▰▰▰▰

Truck- kun membuat ulah lagi.

Jangan lupa subrek, vote dan komennya ya.

Sillage [MaleReader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang