1

8.7K 1.1K 161
                                    

Derap langkah cepat hampir berlari terdengar di lorong sekolah menengah atas pagi itu.
Ini masih jam 9 pagi, dan pria itu sudah kembali lagi setelah tadi pukul 7 mengantarkan adiknya ke sini.

Brak

"Maaf.. saya wali dari Mark Suh..".

Pintu dibuka dengan sedikit tidak sopan karena pria itu memang bergegas mengejar waktu.

Sementara tersangka keributan pagi itu duduk di sofa dengan bersilang kaki tak sopan.
"Kenapa kau cepat sekali datang, Hyung?".

Pria itu menghembuskan nafas perlahan agar tidak langsung emosi. Dan menoleh pada guru pria yang masih menunggu tenang di kursi kerjanya.

"Jadi... apa yang telah dilakukan adik saya.... sepagi ini?".

Guru ber tag name Lee Teuk itu tersenyum dan menampilkan dimple manisnya.
"Silahkan duduk sebelum nya, Tuan Suh".

"Panggil saya Johnny, Guru Lee.. Jadi.. apa yang-".

"Mark tadi pagi ketahuan merokok di kelas..".

"-Apa?!!".

Tentu saja Johnny langsung menatap horor adiknya yang masih terlihat santai.
"Sejak kapan kau merokok?!!", cecarnya.

"Tadi pagi", bocah itu bahkan langsung enteng menjawab.

"Johnny-ssi...".

"Iya.. Silahkan beri dia hukuman guru Lee..", Johnny tanpa ragu membungkuk merasa bersalah.

Tapi kekehan guru itu terdengar,"tidak... Mark adalah murid baru disini. Jadi saya masih memberi keringanan...".

.

BRAK

Lemparan keras jas hitam nya terdengar sampai luar ruangan. Jika sofa kulit yang berwarna coklat itu bisa meng-aduh mungkin bisa terdengar lebih keras.

"Mark lagi?".

Seorang perempuan datang menengok keadaan.

"Hmm", jawab sekenanya. Bahkan Johnny masih bertolak pinggang dengan raut muka emosi.

"Bukankah kau baru memindahkannya ke sekolah baru? Bagaimana bisa-".

"Cukup pertanyaannya,Wendy. Aku masih ada pekerjaan dan lebih baik kembali ke pekerjaanmu".

Wendy mengangguk sedikit kecewa,"baiklah...".

Saat wanita itu sudah menutup pintu nya, Johnny meraup wajahnya kasar.
"Ya Tuhaaaann...! Aku sudah cukup bersabar selama 5tahun ini! Orang sinting mana yang bisa mengatur bocah itu!!".

.

"Lho? Ko lantai 7? Gak..!! Aku gak mau.. dapet sial nanti!!".

"Adanya elu yang bikin sial!! Nurut aja kenapa sih!!".

"Lantai bawah kan bisa...! Ngapain tinggi tinggi amat! Kelamaan naik lift nya!".

"Elu tinggal mencet tombol, Lis! Jangan ampe gue emosi nih ya! Lagian lantai bawah sewanya lebih mahal, kanjeeeng!".

"Kalo gitu hutang! Jual ginjal!!".

EKHEMMM

Deheman keras langsung menghentikan perdebatan mereka.
"Maaf.. Nona..Nona.. barang barangnya.. bisa dikeluarkan? Saya masih ada penumpang lain".

Rose kemudian menatap sengit Lisa,"keluar...! Ambil koper..! Naik sendiri!".

Lisa keluar dengan bersungut sungut,"awas...!! Jangan datang  numpang makan!! Awasss!!".

Love ThemWhere stories live. Discover now