• Expecto Patronum!

501 59 11
                                    

Satu Minggu berlalu, Sekolah mulai lagi. Yang paling tidak diinginkan anak-anak adalah melewatkan dua jam di udara terbuka pada pagi Januari yang dingin. Tetapi Hagrid telah menyediakan api unggun penuh salamander untuk membuat mereka senang, dan mereka melewatkan dua jam pelajaran yang sangat menyenangkan dengan mengumpulkan kayu dan dedaunan kering untuk menjaga agar api tetap berkobar, sementara kadal-kadal pecinta api itu berlarian naik-turun batang kayu yang membara bernyala nyala.

"Kapan jam pelajaran pertahanan ilmu hitam dimulai?" Tanya Harry berbisik padaku.

Aku melihat arlojiku, "Dua jam lagi setelah istirahat pelajaran mahluk gaib." Jawabku.

"Kenapa lama sekali?" Gerutu Harry kesal.

"Kenapa sih? Ada apa?" Tanyaku.

"Kau tak ingat?" Tanya Harry.

"Apa?" Tanyaku ulang.

"Pengusir Dementor?!" Bisik Harry. "Lupin."

"Ouh." Kataku mengangguk paham. "Sabar, nanti kalau ketemu Lupin, kita bicarakan ini."

Pelajaran Pertahanan ilmu hitam dimulai, Harry sudah tak sabar ingin menanyakan pengusir Dementor itu.

"Ah, iya." Kata Lupin, ketika Harry mengingatkannya pada akhir pelajaran. "Bagaimana kalau Kamis malam pukul delapan? Ruang kelas Sejarah Sihir cukup besar, aku harus berhati-hati memikirkan bagaimana kita melakukannya. Kita tak bisa membawa Dementor asli ke dalam kastil untuk berlatih."

***

Hari hari telah berlalu, pikirkanku sekarang berada di Scabbers tikus milik Ron. Kenapa aku bermimpi Scabbers berubah? Dan entah berubah menjadi apa, aku pun tak tau. Asap putih selalu menutupinya ketika sedang berubah dan aku selalu terbangun.

"Apa itu?" Batinku sambil menatap makananku yang belum aku sentuh sedikitpun. "Kenapa mimpi itu datang setiap aku tidur malam? Semacam pertanda atau hanya mimpi buruk Nathalie dulu?"

"Hei, Nathalie!" Kata Ron membuyarkan lamunanku. "Kau kenapa?"

"Emm, hanya-hanya memikirkan PR yang belum aku kerjakan." Jawabku.

Aku memandang sekeliling, terlihat Dumbledore sedang makan bersama dengan para staf pengajar lainnya. Aku pun mengerutkan keningku, "Kenapa aku tak bertanya kepada Dumbledore? Pasti dia tau sesuatu." Batinku. "Baiklah, aku akan menemui Dumbledore nanti."

Makan malam selesai, aku melihat Dumbledore berjalan meninggalkan kursinya. Aku langsung berdiri dan hendak menghampiri Dumbledore. "Thalie? Mau kemana?" Tanya Harry.

"Aku harus kekamar mandi. Mau ikut?" Kataku.

"Enggak." Jawab Harry. "Hati hati."

Aku mengangguk dan berlari keluar dari great hall. Aku menelusuri lorong, dan lingak linguk mencari Dumbledore sampai akhirnya aku melihatnya berjalan sendirian dan sedang berjalan mengarah ke kantornya. Aku pun segera memanggilnya, "Professor! Professor Dumbledore!" Panggilku sambil berlari ke arahnya.

Ia pun membalikan badannya, "Ya, Nathalie? Ada yang bisa aku bantu?" Tanya Dumbledore yang nampak tergesa-gesa.

"Ya, ada." Kataku sambil mengatur nafasku. "Jadi begini Professor, aku ingin bertanya padamu tentang beberapa hal. Jadi bisakah anda meluangkan waktu anda yang sangat padat untuk pertanyaan saya?"

"Nathalie, saya harus pergi jam 9 saat hari Kamis malam." Kata Dumbledore. "Mungkin hari Kamis malam saya memiliki waktu luang sekitar jam 8. Jadi temui aku sebelum jam 9."

"Kamis malam Minggu depan?" Tanyaku.

"Besok." Jawab Dumbledore enteng.

"Maaf, Professor. Besok Jum'at, berarti hari ini Kamis." Kataku sambil mengerutkan keningku.

Future Girl (Harry Potter's Little Sister)Where stories live. Discover now