"apa apa, shin sora?"tanya pak kim, menoleh dan menatap sora.

"kau kenapa, sora-ya?"choi seol-ah menyentuh lengan sahabatnya dan bertanya dengan berbisik.

"ah? Ah, tidak ada apa-apa pak. Maaf, maafkan saya."sora menatap sekelilingnya dengan senyum kikuknya. "yasudah, tolong tenang. Saya tengah mengajar."pak kim kembali menjelaskan materi pelajarannya.

"Sungguh kau tak apa?"tanya seol-ah lagi.

Sora hanya menanggapinya dengan anggukan kepala, sora bangkit dari duduknya"pak, saya permisi ketoilet sebentar."sora mengangkat tangannya.

Pak kim kembali menoleh dan menganggukan kepalanya"jangan terlalu lama."

"baik, pak."

"aku keluar sebentar, ya."sora berlalu dan keluar dari kelas.

Sementara itu seol-ah menatap punggung sahabatnya yang sudah berjalan keluar kelas"ada apa dengannya?"ucap seol-ah, lalu kembali memfokuskan pandangannya kedepan kelas.

Sedangkan sora berjalan menuju toilet dengan perasaan kesal, marah. Perkataan sang ayah tadi pagi, betul-betul mengambil alih semua fokusnya.

Lusa?

Yang benar saja, sora harus mencari cara untuk membatalkan pernikahannya lusa. Ketika masuk kedalam toilet, sora berdiri didepan kaca wastafel. Memandangi bayangannya.

"tapi bagaimana cara membatalkannya?"sora bertanya pada dirinya sendiri.

Sebenarnya dirinya pun bingung, apa yang harus ia perbuat untuk membatalkan pernikahaannya itu. Sora mendengus"apa aku harus kabur?"

"ah! Tidak, tidak. Mau jadi apa jika kabur, gelandangan?"sora menggeleng-gelengkan kepalanya. Menepis ide konyol itu, tapi hanya ide itulah yang terlintas dikepalanya.

Sora menghidupkan keran wastafel, lalu mencuci tangan dan membasuh wajahnya. Untuk menenangkan pikirannya.

Sora keluar dari toilet, dia melintasi lapangan basket. Matanya tak sengaja menatap sunghoon dan dua manusia tampan lainnya, tengah bermain basket.
Tanpa sengaja matanya bersitatap dengan mata sunghoon, dengan cepat sora memalingkan wajahnya.

Dia mempercepat langkahnya menuju kelas, saat melihat jam yang berada dipergelangan tangannya. Istirahat sebentar lagi.

❄❄❄❄❄❄

Dan iya, baru delapan menit sora didalam kelas. Setelah kembali dari toilet, bel istirahat berbunyi nyaring. Menyebar keseluruh penjuru sekolah, membuat para siswa mulai berhamburan keluar kelas.

"ayo, sora."ajak seol-ah.

"ayo."sora bangkit dan merapikan bukunya.

Mereka berjalan beriringan menuju kafetaria dengan seol-ah menggait lengan sora.

"kau sungguh tak apa-apa, tadi?"seol-ah memandangi sahabatnya yang menatap lurus.

Lalu sora menoleh dan mendapati sahabatnya itu menatapnya dengan khawatir"iya. Aku hanya memikirkan kenapa semalam aku tidak beli saja baju yang tengah aku cari, itu. Karna harganya mahal, aku tidak beli. Jadi menyesal."sora memanyunkan bibirnya, padahal apa yang dia katakan barusan adalah sebuah kebohongan belaka.

"astaga, kukira kau kenapa sampai teriak seperti dikelas, tadi."seol-ah menoyor kening sahabatnya itu.

"hei! Namanya juga kesal gara-gara menyesal."sora mengusap keningnya yang ditoyor seol-ah.

Mereka sampai dikafetaria yang sudah penuh dengan siswa HHS. Mereka berjalan menuju antrian untuk mengambil makanan. Seperti biasa, sora yang selalu berada didepan seol-ah saat mengantri.

MARRIAGE WITH ICE PRINCE -sunghoon[ENHYPEN]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora