15. Keciduk?

152 34 7
                                    


Alam menatap pada laki-laki yang mendekati Kiara. Laki-laki itu terlihat ingin akrab, tapi Kiara seolah menolaknya.

Alam memicing ketika laki-laki itu berusaha mengajak Kiara agar keluar dari dalam ruangan, dimana tempat di adakannya acara kerjasama antara beberapa kantor.

"Hai."

Kiara yang sedang berdiri sendirian menatap pada seorang laki-laki yang ada di depannya.

Dia melihat sekelilingnya, apakah dia yang tadi di panggil oleh laki-laki itu.

"Saya?" tanya Kiara menunjuk dirinya sendiri. Laki-laki itu tersenyum lalu mengangguk.

"Boleh kenalan? Nama kamu siapa?" tanyanya. Kiara terdiam sebentar.

"Hello." laki-laki itu mengibaskan tangannya di depan Kiara.

"Iya?"

"Nama kamu siapa?" tanya laki-laki itu kembali.

"Kiara," jawab Kiara. Laki-laki itu mengangguk.

"Saya Arga, saya anak dari pemilik perusahaan ini. Tadi gak sengaja liat kamu sendirian disini, makanya saya samperin," kata Arga sambil memperkenalkan diri. Kiara hanya membalasnya dengan senyuman.

"Oh ya, kamu disini sama siapa?" tanyanya.

"Sama Boss saya, tapi beliau pergi ke toilet," jawab Kiara.

"Oo, oke. Mmm ... Bisa ikut saya sebentar?" tanyanya.

Kiara menatap Arga dengan aneh. Baru bertemu saja sudah ingin seakrab itu? Dia bimbang, ikut? Jangan? Secara mereka bertemu pun baru sekarang.

"Kemana?" akhirnya Kiara memilih bertanya.

"Udah, ikut aja." Arga tersenyum lalu menarik pergelangan tangan Kiara.

Kiara terdiam di tempat, baru bertemu tapi Arga sudah berani memegangnya.

"Eeh, tunggu dulu. Saya gak mau pergi kalo gak ada tujuannya," jawab Kiara.

"Please. Bentar kok," kata Arga menarik kembali pergelangan Kiara.

"Lepasin."

Kiara menatap pada Alam yang datang lalu memegang tangan Arga yang memegang tangannya.

"Dia pacar saya," kata Alam kembali sehingga Arga melepaskan tangannya.

"Alam?"

Alam hanya menatap sekilas pada Arga.

"Kita ketemu lagi," kata Arga yang membuat Kiara heran.

"Kalian Saling kenal?" tanya Kiara menatap Alam dan Arga bergantian.

"Iya, kebetulan dulu waktu kuliah kita satu universitas," jawab Arga. Sementara Alam hanya diam.

"Kita pergi," kata Alam menatap Kiara, lalu berjalan lebih dulu. Tapi langkahnya berhenti ketika Arga mencegah jalannya.

"Jangan terburu-buru gitu dong bro. Kita ngobrol dulu," kata Arga. Alam hanya menatap datar, dia lalu berbalik dan berjalan ke arah Kiara. Setelah itu dia memegang pergelangan tangan Kiara lalu berjalan melewati Arga begitu saja.

*****

"Bapak kenal sama dia?" tanya Kiara ketika mereka berada di dalam lift.

"Gak," jawab Alam singkat.

"Masa sih? Tapi tadi dia tau nama Bapak lho," kata Kiara.

"Pekerjaan kamu bagus. Akhirnya perusahaan kita bisa memenangkan kerjasama tadi. Itu tandanya ada perkembangan di perusahaan kita, ini sangat menguntungkan untuk perusahaan," kata Alam mengalihkan topik pembicaraan.

TETANGGAKU MANTANKU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang