06. Ilmu Hitam?

200 23 4
                                    

Kiara turun menuju dapur, disana mamanya tengah sarapan. Kiara duduk berseberangan dengan mamanya. Mamanya menatap pakaian yang di kenakana Kiara.

"Kamu mau kemana?" tanya mamanya.

"Oh iya, aku lupa bilang ke Mama. Kemaren aku lamar kerja trus langsung di angkat jadi sekretaris," jawab Kiara dengan senyuman.

"Haaa?! Beneran? Baik banget ntu orang. Emang Boss kamu namanya siapa?"

"Alam Atlanta," jawab Kiara singkat.

"Alam? Alam yang di samping rumah?"

"Iya," balas Kiara. Mamanya mengangguk lalu menatap kaki Kiara yang terluka kemarin.

"Kok? Kakinya udah sembuh? Padahal kemaren lukanya parah lho," kata mamanya heran. Kiara yang mendengarnya menjadi geli sendiri.

"Kan yang obatin Mama, jadi cepat sembuh," kata Kiara. Mamanya mengangguk lalu mengambilkan sarapan untuk Kiara.

10 menit kemudian Kiara sudah selesai dan keluar dari rumahnya sambil berpamitan pada mamanya. Kiara mengeluarkan mobilnya dari bagasi kemudian melajukannya menuju kantor.

*****

Kiara melihat jam di pergelangan tangannya, jam 07.30 dia belum terlambat. Kiara berjalan menuju resepsionis, disana resepsionis menunjukkan ruangan untuk Kiara.

OB yang berjaga membawa Kiara menuju ruangannya yang terletak sama dengan ruangan Alam.

"Neng baru masuk ya?" tanya OB yang usianya jika di lihat sudah menginjak kepala lima.

"Iya Pak," jawab Kiara sambil meletakkan tasnya di atas meja kerjanya.

"Semangat ya Neng! Karena menghadapi Pak Boss harus punya tenaga ekstra!" Kiara yang sedang duduk langsung menatap Pak Satpam.

"Maksudnya gimana, Pak?"

"Ya, gitu. Sekretaris yang lama mengundurkan diri karena gak tahan sama sikap dinginnya Pak Boss. Selucu apapun orang melawak, wajahnya tetap datar. Dia juga orangnya tegas, irit bicara. Kalo gak penting dia gak bakal bicara," kata Pak Satpam menjelaskan. Kiara yang mendengarnya menganggukkan kepalanya.

"Jadi sifat Alam bisa berubah gitu? Kaya bunglon aja" batin Kiara.

"Kalo gitu, Bapak keluar dulu ya Neng. Jangan bilang ke Pak Boss kalo Bapak tadi ngomongin dia, nanti Bapak di pecat lagi."

"Siiip!! Kalo itu mah, Bapak gak perlu cemas. Saya gak ember kok," balas Kiara. Pak Satpam mengangguk dan berlalu pergi.

Setelah setengah jam menunggu, akhirnya jam kerja sudah masuk. Dan Alam sekarang sedang duduk berhadapan dengan meja kerja Kiara.

"Nih! Kamu kerjain!" perintah Alam. Kiara yang melihatnya melototkan matanya.

'Kok banyak bener? Sampe dua kardus? Ini niatnya nyuruh kerja apa mau bunuh gue?' tanya Kiara dalam hati.

"Kenapa cuma di liat doang? Di kerjain!" perintah Alam.

"Baik Pak," jawab Kiara. Alam mengangguk lalu berlalu pergi ke mejanya. Kiara mencebik kesal lalu meniru ucapan Alam dengan mulut di monyong-monyongkan.

"Kerja!" Kiara tersentak karena Alam tiba-tiba berkata ketus.

"Iya! Santuy aja! Emosi mulu lo jadi Boss!" sungut Kiara kesal lalu mengerjakan pekerjaannya yang segunung ini.

Pintu tiba-tiba di ketuk, Alam memandang sebentar ke arah Kiara lalu memandang pintu.

"Masuk," balas Alam. Pintu terbuka dan memperlihatkan seorang wanita cantik dengan pakaian kurang bahan, dandanan menor, jalan melenggak-lenggok. Dia menatap sebentar ke arah Kiara dengan mencebik lalu berjalan ke arah Alam.

TETANGGAKU MANTANKU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang