12. Tega kamu, Mas!

184 30 7
                                    


Kiara dan Alam kini sedang berada di pusat perbelanjaan, karena Mama Alam sakit jadi dia menyuruh Alam dan Kiara belanja.

"Udah belum?" tanya Alam pada Kiara.

"Belum," jawab Kiara singkat.

"Ck, mau berapa tahun lagi sih gue nunggu? Udah mau lumutan ini," sungut Alam kesal. Bagaimana tidak? Sudah dua jam mereka berkeliling hanya untuk mencari keperluan Kiara.

"Oh ya, tadi belanjaan Mama lo, lo taro dimana?" tanya Kiara sambil menatap Alam.

"Udah gue bawa ke mobil," jawab Alam ketus.

"Ooh." Kiara mengangguk lalu kembali memilih lipstik.

"Bisa cepet gak? Kaki gue udah pegel banget ini," kata Alam pada Kiara.

"Ya sabar dong, ini lagi milih," jawab Kiara.

"Nunggu lo milih lipstik sama kaya nunggu duit jatuh dari langit tau gak," sungut Alam lalu bersandar di rak make up.

"Ya gak sampai segitunya juga kali," jawab Kiara.

Alam menghembuskan napas kasar, jika bukan karena pesan dari mamanya, sudah dari tadi dia tinggalkan Kiara.

'Sabar Alam, tunggu lima menit lagi. Kalo si nenek lampir itu gak selesai juga, kita tinggalin,' batin Alam.

Namun sudah dari lima menit Kiara juga belum selesai.

"Lama, gue pulang duluan aja," kata Alam lalu berlalu. Kiara segera memegang pergelangan tangan Alam.

"Sebentar lagi ya," rengek Kiara.

"Gak."

"Please."

"Gak," jawab Alam ketus lalu melepaskan tangan Kiara yang memegangnya dan berlalu pergi.

"Alam!! Alaaam!" teriak Kiara, Alam yang mendengarnya tidak menjawab dan terus melangkahkan kakinya. Kiara bersungut kesal lalu mengejar Alam.

"Alam! Alam tungguin!" teriak Kiara. Dia tidak peduli jika banyak orang yang menatapnya.

"MAS! MAS! TEGA KAMU YA, MAS!!" teriak Kiara dengan kuat sehingga Alam berhenti dan menatapnya tajam. Kiara segera berjalan mendekati Alam.

"Maksud lo apaan?" tanya Alam.

"Kalo gak gini lo gak bakal berhenti," jawab Kiara. Alam tidak peduli dan kembali melangkah.

"MAS! MAS ALAM! TEGA KAMU YA MAS! NINGGALIN AKU!!" teriak Kiara kembali. Namun Alam tidak peduli.

"Heh! Itu istrinya teriak-teriak kaya tarzan lagi manggil kamu tuh! Gak peduli banget sama istri!" celetuk seorang ibu-ibu yang membuat langkah Alam terhenti.

"Dia bukan istri saya, saya aj--"

"Ya tuhan, suami macam apa kamu ini? Tega banget ya sampai gak mau mengakui istri sendiri. Kalo kamu jadi anak saya, udah dari dulu kamu saya buang."

"Trus masalahnya sama Ibu apa?" tanya Alam kesal. Jujur, baru kali ini dia berani berbicara seperti ini pada orang yang lebih tua.

"Ya dipanggil istrinya, dibujuk. Jangan biarin kaya gitu," kata ibu itu kembali. Alam yang mendengarnya menghembuskan napas kasar lalu menatap Kiara yang sedang berdiri tidak jauh darinya.

"Istriku sayang, sini. Maafin Mas ya, tadi Mas kesel banget sama kamu jadi Mas cuekin kamu," kata Alam sambil berjalan ke arah Kiara dan memeluk Kiara dari samping. Kiara yang mendengarnya melototkan matanya. Apakah Alam dimasuki hantu penunggu Supermarket?

"Ayo pulang," ajak Alam dan menuntut Kiara untuk berlalu.

"Pulang doang, belanjanya dibayar kagak," kata ibu tadi. Alam menghembuskan napas kesal lalu berlalu begitu saja.

TETANGGAKU MANTANKU حيث تعيش القصص. اكتشف الآن