08. Gue ... Rindu

261 38 4
                                    


"Assalamualaikum, Ma." Kiara mengucap salam ketika sudah membuka pintu rumahya.

Sepi. Satu kata yang menggambarkan rumahnya kini. Dimana mamanya?

Kiara berjalan menuju ruang tamu, ruang keluarga, dapur, dan kamar mamanya. Tapi yang di cari juga tidak ada.

Kiara menggaruk kepalanya. Ah sudahlah! Mungkin mamanya sedang pergi keluar, pikir Kiara. Kiara lalu beranjak ke kamarnya. Dia mandi karena badannya terasa lengket. Seharian bekerja membuat badannya menjadi lelah.

Ting!

Kiara yang baru saja keluar dari kamar mandi, langsung mengambil ponselnya yang berbunyi. Dia membuka aplikasi berwarna hijau lalu melihat si pengirim pesan.

Alam Orgil

[Kadal! Mama gue nyuruh lo datang!]

Kiara mencebik membaca pesan dari Alam. Kadal katanya? Orang manusia secantik ini di panggil Kadal.

[Ngapain?]

Balas Kiara.

Alam Orgil

[G tau. Dtng aj!]

[Sok dingin!]

Kiara membalasnya dengan emot mencebik di akhir kalimat. Setelah itu dia bersiap menuju rumah Alam.

*****

"Masuk," kata Alam dingin ketika Kiara sudah di depan pintu rumahnya.

"Gak usah sok dingin gitu deh lo! Gak bakal keren!" balas Kiara dengan sewot lalu berjalan masuk ke rumah Alam.

Ketika sudah sampai di ruang tamu, mata Kiara tertuju pada seorang gadis yang memunggungi dirinya. Tapi dia tidak melihat mama Alam. Kemana perginya? Atau ini temannya Alam.

Wanita itu menoleh ketika Kiara duduk di depannya, di samping Kiara Alam tengah duduk sambil bermain ponsel.

"Kinan."

"Kiara."

Keduanya saling menyebut nama. Kinan memasang wajah tidak suka ketika melihat Alam merapatkan duduknya di dekat Kiara.

"Ngapain lo kesini? Jadi Babu?" tanya Kinan dengan pedas.

"Lo juga ngapain kesini? Mau mengibur? Cocok sih! Penampilan lo 'kan kaya badut," balas Kiara enteng. Wajah Kinan seketika memerah, ingin rasanya dia menampar wajah Kiara. Tapi di tahannya demi menjaga sikap di depan Alam.

"Lo kok ngomong gitu sih? Kayanya lo benci banget ya? Sama gue? Padahal tadi gue cuma bercanda doang." Kinan berkata dengan suara lembut. Setelah itu dia menatap Alam yang asik bermain ponsel.

"Halaah! Gak usah sok jaim deh lo! Tunjukin aja sifat asli lo! Pake sok lembut gitu! Idiiih, jijik." Kiara berucap dengan menggerakkan badannya seperti orang jijik. Gigi Kinan bergemelatuk mendengar ucapan Kiara.

"Apa? Mau marah? Gue gak peduli!" balas Kiara lalu beranjak menuju dapur.

'Awas aja lo, Kiara!' batin Kinan dengan geram.

"Kiara!"

Langkah Kiara terhenti ketika tepat di depan pintu dapur seseorang memanggilnya. Kiara menatap mama Alam sambil tersenyum.

"Bagus!" kata Mama Alam sambil memperlihatkan dua jempolnya yang berdiri pada Kiara.

"Bagus apaan, Tante?" tanya Kiara heran.

"Ya itu. Tante gak suka sama wanita tadi, makanya Tante pergi. Dari gerak-geriknya aja kayaknya dia orang jahat," bisik mama Alam pada Kiara.

"Tante bisa aja. Tadi Tante ngapain nyuruh aku datang kesini?" tanya Kiara sambil berjalan ke arah kursi makan dan duduk disana.

TETANGGAKU MANTANKU Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt