[Chapter 4] Help and hate.

474 64 21
                                    

"Gak usah Ji, gua udah banyak ngerepotin lu."

Lia menunduk, mengamati uang tebal berjumlah empat juta rupiah yang terbaluti amplop coklat muda pemberian Yeji.

Senin pagi yang sunyi, tadi seusai Lia membantu Arin dan Soobin mempersiapkan diri ke Kantor, Yeji mendatangi Rumahnya.

Sudah biasa, adanya Arin dirumah tidak meringankan pekerjaan rumah yang kerap kali dilakukan oleh seorang Ibu rumah tangga.

Selalu Lia yang memasak untuk kebutuhan mereka bertiga, selalu Lia yang mencuci pakaian, membersihkan Rumah dan hal lain sendirian.

Arin sama sekali tidak melakukan apa apa selama dirumah Soobin.

Arin bagai seorang penumpang gratis yang selalu terduduk manis diatas sofa ruang utama, menunggu sajian mewah yang spesial.

Hanya Soobin selaku suami Lia yang sesekali membantu pekerjaan rumah di waktu luang.

"Gak bisa, kalau lu nolak uang itu fix gua bakal marah sama lu." Yeji berucap enteng sembari meminum segelas air mineral yang Lia sajikan bersama beberapa cemilan.

Rumah Yeji tepat bersebelahan dengan Lia, mereka sering mengunjungi rumah satu sama lain.

Entah itu saling bercerita ataupun hanya sekedar bertegur sapa, Yeji menjadi orang yang paling dekat dengan Lia, menjadi tempat cerita Lia selain Soobin.

"Kalau gitu, hutang gua gimana Ji?" Lia menatap Yeji bimbang, nampak lemah tak bertenaga.

Dulu, Lia dan Soobin sempat meminjam uang Yeji sekitar empat juta rupiah sebelum Arin ada.

Hutang itu sebenarnya telah terbayar lunas karena dibayar oleh Minhyuk, namun hari ini Yeji mengembalikan uang tersebut.

"Gua anggap hutang lu lunas tanpa dibayar, jadi uang ini yang tadinya buat bayar hutang gua, mending buat lu aja..."

"...gua yakin lu lebih butuh uang ini daripada gua, lu lagi sulit dan lu bener bener butuh bantuan..."

"...gua tau banget keadaan lu, apa lagi uangnya Mas Soobin hilang ya? Semoga cepet ketemu, gua yakin Mas Soobin gak akan nyalahin lu kalau ada buktinya."

Yeji mengelus sebelah pundak Lia, tersenyum penuh ketenangan.

Lia tadi sempat berkisah, menceritakan kejadian bagaimana Soobin menamparnya, memarahinya hingga membentak.

Dihari itu, sampai saat ini Soobin lebih pendiam, Soobin lebih sering berbicara kepada Arin dirumah.

Lia cemas, sejujurnya ia tak ingin Soobin marah meski Soobin juga tau Lia belum tentu bersalah.

"Iya Ji, makasih banyak." Lia menunduk kembali, menahan haru dengan bukti cairan bening disekitar matanya yang berlinang menyuramkan pandangan.

Yeji memang telah banyak berjasa kepadanya, menjadi satu satunya teman dekat yang paling istimewa.

"Ya udah gua balik dulu ya Li, ayo semangat jangan sedih lagi." Yeji berdiri diikuti Lia hingga keluar sampai teras.

"Wassalamu'alaikum."

"Wa'alaikumsalam." Lia melambaikan tangan, memastikan Yeji aman sampai ia tiba dirumahnya.

Setelah Yeji masuk kedalam rumah, Lia juga masuk kedalam rumah sendiri.

Lia menyimpan uang yang Yeji beri kedalam kamarnya, menyimpan uang tersebut dikotak celengan milik Soobin.

Jika ditotal, seluruh hutang Soobin dan Lia berkisar dua puluh lima juta.

Iya, tak terasa sebesar itu karena hampir setiap hari Lia dan Soobin berhutang.

Uang yang berada dicelengan Soobin kemarin berjumlah sekitar empat juta rupiah.

POLIGAMI | SooliaWhere stories live. Discover now