19. Penjelasan Wendy

95 11 0
                                    

"Jeno? Anaknya Mama? Maksudnya apa?" tanya Mona.

"Kok gini sih? Maksudnya apa?" batin Yoshi.

"M-maksudnya apa Tante?" tanya Jeno bingung.

Seulgi melepaskan pelukannya, lalu mengusap air matanya. "Kamu anakku, saudara kembarnya Mona."

"HAH?!" Mona, Yoshi dan Juyeon kompak terkejut.

Jeno masih bingung. "Aku? Anaknya Tante?"

"Iya. Mama--" Seulgi menunjuk dirinya. "Ibu kandungmu."

"Terus... Mama Papaku yang selalu bersamaku siapa?"

"Mereka orang tua angkatmu Nak."

Deg!

Jeno sangat terkejut. Jadi selama 18 tahun ia hidup bersama orang lain?!

"Y-yang bener?"

"Gini aja, anterin Mama ke rumahmu, Mama mau ketemu sama orang tua angkatmu."



Wendy yang sedang menyiram tanaman terkejut ketika melihat Jeno datang bersama... Seulgi?

Wajah Seulgi sudah memerah karena menangis. Ia segera menghampiri Wendy. "Kamu jahat Wendy, kamu kemana aja selama tiga tahun kemaren?! Kamu tau gak gimana hancurnya aku pas kalian terutama Jeno menghilang?!"

"Mah," panggil Jeno sambil menatap Wendy. "Apa bener yang dikatain Tante Seulgi kalo aku anak kandungnya? Dan apa bener aku anak angkat Mama?"

Wendy menghela napas. "Oke, Mama jelasin di dalem."

Akhirnya Wendy mengajak Jeno dan Seulgi masuk. Mona, Juyeon dan Yoshi juga ikut karena penasaran.

"Jelasin dulu kenapa kamu tiba-tiba menghilang!" kata Seulgi.

"Aku minta maaf," jawab Wendy sambil menatap Seulgi. "Aku gak bermaksud misahin kamu sama Jeno. Selama dua tahun kemaren aku tinggal di Amerika karena ngurus ibunya Sehun yang sakit sampai akhirnya ibunya meninggal. Waktu itu berangkatnya buru-buru jadi gak sempet ngabarin kamu, pas udah sampe sana juga ga ada waktu karena aku sibuk Gi. Aku minta maaf."

Seulgi tetap diam, karena ia masih kesal dengan Wendy dan Sehun.

"Ayo Ma sekarang ceritain yang sebenernya," kata Jeno.

"Jadi gini..."

Flashback on

18 tahun yang lalu...

Pagi itu, Wendy baru saja mengalami keguguran. Karena sedih yang amat mendalam membuat Sehun sampai kewalahan bagaimana cara membuat istrinya itu tenang. Akhirnya ia keluar dari kamar, berniat membelikan makanan manis untuk Wendy.

Sehun memicingkan matanya ketika melihat pria yang sepertinya seumuran dengannya sedang berdiri di depan ruang bersalin sambil memegangi kepalanya frustasi. Di tangannya terdapat selembar kertas.

Akhirnya Sehun menghampiri pria itu.

"Mas? Kenapa?" tanya Sehun.

Jaebum sedikit tersentak. Ia menatap Sehun. Dari pakaian yang Sehun kenakan, Jaebum bisa menebak kalau Sehun orang yang kaya raya.

Sebuah ide terlintas di otaknya. Mungkin Sehun bisa membantunya membayarkan biaya persalinan Seulgi.

"Ini Mas." Jaebum memberikan kertas tersebut pada Sehun. "Uang saya ga cukup buat bayar biaya persalinan istri saya. Mas bisa bantu saya bayar? Nanti saya ganti kalau sudah punya uang."

"Anaknya kembar?" tanya Sehun ketika melihat biaya persalinan yang mencapai 12 juta.

"Iya Mas."

Sebuah ide terlintas di otak Sehun. Ia mengajak Jaebum untuk duduk terlebih dahulu.

"Gini Mas, istri saya baru aja keguguran, eumm--" Sebenarnya Sehun ragu, tapi ia tetap mencoba bertanya.

"Boleh saya angkat satu anak kembar Mas? Masalah biaya persalinan biar saya yang tanggung, tidak usah diganti. Dan Mas bisa bekerja di perusahaan saya dengan gaji yang tinggi. Gimana? Soalnya istri saya nangis terus Mas, saya bingung harus gimana lagi."

Jaebum terkejut mendengar permintaan Sehun. Jaebum ingin menolak, tapi kalau ditolak Seulgi tidak bisa keluar dari rumah sakit. Selain itu Jaebum juga mendapatkan pekerjaan yang gajinya sudah dijamin besar.

"Mas bisa jenguk anak Mas tiap hari Minggu, jadi Mas dan istri Mas tidak dipisahkan dengan anak Mas."

Setelah menimbang-nimbang tawaran Sehun, akhirnya Jaebum setuju.

Sebenarnya Seulgi marah, namun apa daya, keluarganya merupakan keluarga miskin. Untuk biaya makan sehari-hari saja susah. Jadi ia setuju dengan tawaran yang diberikan Sehun.

Flashback off

•~• •~• •~•

To be continue

Salah Kirim • YoshiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang